Dradjad Wibowo Ungkap Keuntungan Dirjen Pajak dan Bea Cukai Dipisah dari Kemenkeu

Laporan reporter Tribunnews.com Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Rencana Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka membentuk Badan Pengumpulan Tanah (BPN) di kabinet bukan sekadar rumor belaka.

Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Pakar Otoritas Nasional (PAN) Dradjad Wibowo dalam podcast di Tribun Network, Jakarta, Selasa (30/4/2024).

Dradjad mengatakan kehadiran BPN akan memperbaiki keuangan pemerintah yang selama ini terbengkalai.

Menurut dia, Dirjen Pajak dan Bea Cukai akan meninggalkan Kementerian Keuangan saat BPN diterapkan.

“Sebenarnya BPN mengira dari awal tahun 2000-an saya termasuk orang yang pertama kali mengungkapkan bahasa tersebut pada tahun 2004, karena saya saat itu masih di DPR,” cerita Dradjad.

“Kemudian mitra pajak kami mendiskusikannya, dan saat itulah kami mendapat ide untuk memisahkan pendapatan federal dari pajak dan pajak,” lanjutnya.

Distribusi pajak dan bea dikuasai oleh negara-negara maju seperti Australia dan Singapura.

Alhasil, perdebatan ini sudah berlangsung lama, namun selalu berakhir di Lapangan Banteng karena adanya tentangan dari beberapa pemangku kepentingan di Kementerian Keuangan.

Idenya lewat PP, tapi karena kemarin ada putusan MK, mungkin tidak, kita bisa membuat undang-undang seperti itu, kata anggota Dradjad Prabowo-Gibran. . Dewan Pakar TKN.

Baginya, hukum lebih aman dan landasan hukumnya lebih kuat.

Atau kalau mau lebih cepat, Presiden Jokowi atau Presiden Prabowo bisa membuat Perppu setelah pelantikan.

Dradjad mengatakan Indonesia membutuhkan dana pemerintah untuk melakukan ekspansi secara signifikan dalam jangka pendek.

Bersama Dirjen Pajak dan Bea Cukai, Dradjad menjelaskan keduanya bisa leluasa bergerak, karena melapor langsung ke presiden.

Oleh karena itu, Kepala Departemen dan Presiden dapat mengatur anggarannya sendiri.

“Saat ini semuanya ada di tangan Menteri Keuangan. Jadi dengan kebebasan itu kita harus membangun dan menata lembaga kita bersama teman-teman Tribun,” lanjutnya.

Kedua, BPN hanya merupakan bagian dari perubahan pendapatan pemerintah yaitu perubahan pada sektor korporasi.

“Jadi kami sedang membangun agensi yang basis operasinya di negara berkembang, dengan tim pembelian yang berdedikasi,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *