TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Varises merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada lansia dan lansia. Penyakit ini terjadi ketika pembuluh darah vena menjadi terpelintir dan terpuntir, yang disertai dengan terganggunya aliran darah di dalamnya.
Gangguan aliran darah dapat menghalangi aliran darah melalui vena untuk kembali ke jantung, menyebabkan darah mencoba untuk kembali naik melalui katup sistem konjungtiva.
Hal ini dapat menyebabkan pasien merasa nyeri dan tidak nyaman setelah melakukan aktivitas seperti berdiri dan berjalan dalam jangka waktu lama. Meski tidak berbahaya, varises yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi pada sistem pembuluh darah dan mengganggu kualitas hidup pasien.
Untuk itu, Royal Hospital for Progress (RSRP) sedang mengembangkan pengobatan varises yang lebih efektif, salah satunya adalah metode laser non-bedah, untuk membuat pasien merasa lebih aman, nyaman, dan jarum yang lebih kecil.
Varises dapat diobati dengan beberapa cara dan salah satu yang diketahui efektif dan relevan adalah metode laser. Metode ini dikenal dengan nama ablasi laser endovenous (EVLA), yaitu metode pengobatan varises tanpa operasi besar atau invasif minimal.
Dr. Direktur pertama Rumah Sakit Royal Advance, Ivan R. Sethyadarma mengatakan, varises seringkali diabaikan, namun jika tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi jangka panjang. Di Royal Advance Hospital memiliki dokter dari berbagai spesialis vaskular dan endovaskular serta dukungan teknologi medis terkini yang dapat membantu dalam menangani masalah varises pada pasien.
“Untuk pengobatan varises yang lebih intensif, kami menawarkan metode EVLA sebagai salah satu pilihan terapi pertama, yang memiliki waktu pengobatan lebih singkat, nyeri lebih sedikit, dan tidak meninggalkan bekas luka yang besar pada pasien,” kata Ivan R. Sethyadarma.
Ia mengatakan, kehadiran EVLA di RS Royal Progress merupakan sebuah langkah besar dalam mewujudkan komitmennya dalam memberikan layanan kesehatan yang komprehensif dan terintegrasi kepada masyarakat, khususnya di sekitar Sunter, Jakarta Utara.
Prosedur ini hanya memakan waktu 1 jam dan melibatkan penggunaan laser endovenous, yang dipandu melalui kateter ke dalam vena yang rusak. Laser ini menghasilkan panas yang berfungsi menutup vena yang bermasalah sehingga memungkinkan dilakukannya perbaikan. Akurat dan bermakna. Itu cara EVLA yang efektif dan kecil sekali, maka tingkat kesembuhan akan meningkat dan lebih cepat,” kata Ivan R. Setyadharma.
Ivan R. Setiadar mengakui, risiko terjadinya varises pada wanita 2 kali lebih sensitif dibandingkan pria. Faktor pencetusnya antara lain, seiring bertambahnya usia, katup pembuluh darah menua, membuat darah lebih rentan terkumpul, dan perubahan hormonal yang terjadi sebelum menstruasi, kehamilan, dan menopause juga dapat mengendurkan dinding pembuluh darah.
Selain itu, faktor genetik, tekanan darah tinggi, berat badan berlebih, dan pola hidup tidak sehat juga menjadi penyebab varises,” kata Ivan R. Setiadar.
Ada kondisi medis tertentu, seperti trombosis vena dalam, yang juga dapat merusak dinding vena dan meningkatkan risiko varises. Dr. Hendra Wibowo, SpB.Subsp.BVE (K), subspesialis bedah BVE, Royal Progress Hospital, juga mengatakan, pada berbagai kasus varises, pasien memiliki gejala yang berbeda dan berbeda, bahkan ada pula yang tidak menimbulkan gejala serius.
Keluhan yang terus muncul antara lain timbul memar, nyeri, dan urat halus yang muncul di betis bagian belakang. Pada tingkat yang lebih tinggi, luka atau luka yang sulit disembuhkan. Karena seringkali muncul tanpa gejala tersebut, pasien menganggapnya sepele, dan seringkali “sudah berlangsung lama dan akhirnya diobati hanya pada stadium lanjut”. Oleh karena itu, pengobatan atau terapi bisa dilakukan sesegera mungkin jika timbul gejala yang dianggap varises,” jelas Hendra Wibowo.
Varises dapat menimbulkan banyak dampak dan hambatan yang dapat terjadi pada penderitanya, khususnya penurunan rasa percaya diri karena dapat mengganggu penampilan dan aktivitas penderitanya akibat keluhan dan nyeri. Jika pembuluh darah rusak maka dapat menyebabkan infeksi.
“Perawatan varises sering kali melibatkan penggunaan stoking kompresi untuk mengurangi pembengkakan. Dalam kasus yang parah, pembedahan mungkin diperlukan untuk menghilangkan varises yang sangat besar atau bermasalah. Sementara itu, jika terapi masih memungkinkan, pengobatan lain seperti skleroterapi (suntikan untuk menutup pembuluh darah yang terkena atau pembedahan mungkin diperlukan). “Dokter akan dapat mendiagnosis dan memberikan pengobatan terbaik berdasarkan tingkat keparahan varises yang dialami pasien,” jelas dr. Hendra.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah varises, antara lain menjaga berat badan yang sehat, rutin berolahraga, rutin istirahat duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama, dan meninggikan kaki jika memungkinkan, serta tidak menunggu terlalu lama.