Dorong Keberlanjutan Sumber Daya Air, KLHK Gelar Festival Ciliwung

Laporan jurnalis Tribunnews.com Chaerul Umami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan menyelenggarakan Festival Ciliwung 2024 dengan tema “Memerangi Krisis Iklim dengan Inovasi dan Keadilan” sebagai bagian dari rangkaian Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024.

Festival Ciliwung yang dimulai pada Sabtu (15/06/2024) ini sekaligus melanjutkan hasil Deklarasi Menteri “Air untuk Kemakmuran Bersama” yang diadopsi pada World Water Forum ke-10 di Bali pada tahun 2024.

“Salah satu komitmen yang disepakati adalah mendorong konservasi, perlindungan, dan keberlanjutan sumber daya air, termasuk air tanah sebagai komponen penting dalam aktivitas manusia dan ekosistem, melalui pengembangan pengelolaan air berkelanjutan,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya. Dalam keterangannya, Minggu (16/6/2024).

Menteri LHK menjelaskan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, pemerintah memprioritaskan pemulihan 15 daerah aliran sungai (DAS), salah satunya Sungai Silivung.

Sungai ini merupakan sungai strategis nasional dan ikon Kota Jakarta yang membentang sepanjang 119 kilometer di hulu Kabupaten Bogor dan hilir di Jakarta Utara.

Berdasarkan data kualitas air tahun 2023, 18 persen kualitas air memenuhi baku mutu, 66% masuk kategori tercemar ringan, 16% masuk kategori tercemar sedang, dan 0,3% masuk kategori tercemar berat. standar kualitas “Masih ada kebutuhan untuk meningkatkan tindakan pengendalian pencemaran air,” katanya.

Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga berkomitmen meningkatkan kualitas Sungai Silivung dengan memasang 6 alat pemantau kualitas air otomatis dan 60 stasiun pemantau kualitas air manual.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga telah membangun 53 unit infrastruktur pengolahan limbah dan mendorong partisipasi masyarakat di 37 komunitas Sungai Silivung.

Strategi pengendalian pencemaran air dilakukan dengan menetapkan peraturan terkait pengelolaan limbah, pengembangan teknologi ramah lingkungan, dan pembangunan infrastruktur ramah lingkungan.

Pendekatan pentahelix yang melibatkan pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta, media, ilmuwan dan masyarakat sangat penting untuk menjaga keberlanjutan ekosistem sungai.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk dunia usaha, untuk berkontribusi melalui inisiatif pengelolaan dana CSR.

“Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan kualitas air. “Festival Ciliwung dapat menjadi inovasi kunci dalam menyelesaikan krisis lingkungan melalui pendekatan holistik yang melibatkan masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan komunitas dalam upaya pemulihan ekosistem dan pengendalian pencemaran sungai,” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Depok Muhammad Idris mengapresiasi upaya yang dilakukan di Sungai Silivung pada tahun ini dan beberapa tahun terakhir.

Ia berharap dapat terus melanjutkan upaya pelestarian Sungai Silivung dan memperbaiki penampilan Sungai Silivung.

“Dengan adanya kegiatan seperti ini, Sungai Silivung bisa menjadi salah satu ikon Kota Depok, tidak hanya Universitas Indonesia yang menjadi ikon Kota Depok,” ujarnya.

Festival Ciliwung yang dilaksanakan pada bulan Juni hingga Desember 2024 ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat untuk merawat ekosistem Sungai Ciliwung, melestarikan budaya lokal, meningkatkan perekonomian masyarakat, serta memberikan edukasi perlindungan sungai dan mata air.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Wali Kota Depok, General Manager Pertamina, Pertamina, pengurus Forkompimda Kota Depok, pejabat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UII).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *