Dorong Jalur Rempah Diakui UNESCO, Kemendikbudristek Gelar Pelayaran Kawasan Barat Nusantara

Koresponden Tribun News Fahdi Fazli melaporkan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama TNI Angkatan Laut meluncurkan Pekan Raya Budaya Jalur Rempah 2024 dengan mengusung tema “Jalur Rempah dan Komunikasi Budaya: Arang Melio”. 

Pelayaran ini menjelajahi wilayah barat nusantara menggunakan KRI Dewaruci menjelajahi 7 titik antara lain Jakarta, Belitung Timur, Dumi dan Siak, Subang dan Aceh, Malaka, Tanjung Uban dan Lampung.

Haleem Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, mengatakan kegiatan ini memanfaatkan secara maksimal Warisan Budaya (CB) dan Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO.

Helmer mengatakan pelayaran tersebut memiliki misi untuk menghidupkan kembali rempah-rempah sebagai warisan budaya. 

“Tanaman bisa menjadi rempah-rempah karena masyarakat memiliki pengetahuan secara turun-temurun. (Masyarakat perlu) mengetahui tanaman mana yang mempunyai manfaat bagi kehidupan, pangan, kesehatan,” kata Helmer dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7), di bidang farmasi dan lainnya, termasuk Ternet. kata Helmer dalam keterangan tertulis, Jumat (7/6/2024). 

Jalur rempah merupakan cikal bakal perdagangan barang yang dilakukan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. 

Rute ini terbentang dari timur ke barat: buah-buahan dikumpulkan dari kepulauan Maluku, bunga pala dan cengkeh, di pantai Malabar di India, kemudian diangkut ke Teluk Persia dan lembah Efrat, Mesopotamia, Babilonia, serta Madagaskar dan Afrika Selatan. . .

Kegiatan dimulai dari Jakarta pada tanggal 5 Juni 2024 dan kembali ke Jakarta pada tanggal 17 Juli 2024, diikuti oleh para peneliti, penulis, media, operator media sosial dan 80 anak muda Indonesia yang mencari jejak rempah-rempah. 

“Tahun ini perjalanannya akan berlangsung di wilayah barat. Jalur rempah kita bukan tentang barang nabati, melainkan pertukaran ilmu dan budaya yang telah terjadi selama lebih dari 1000 tahun ketika wisatawan pulau dari Pasifik melintasi jalur rempah-rempah. perjalanan yang sangat penting ke Afrika Timur didasarkan pada permintaan kami untuk diberi nama “Jalur Luar Angkasa menuju UNESCO,” kata Helmer. 

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Arini Devi Vanti, mengatakan pelayaran ini akan melewati titik-titik yang memiliki sejarah komersial dan budaya penting serta melambangkan keterhubungan regional dan keterhubungan sejarah Jalur Rempah. 

Niat Baik Budaya Jalur Rempah (MBJR) dapat menjadi alat untuk menciptakan kembali jalur rempah, menghubungkan titik perdagangan rempah, dan memperkuat ikatan budaya antar daerah.

Rangkaian kegiatan diawali dengan masa pendaftaran sehingga peserta terpilih tersebar di seluruh Indonesia berusia 18 hingga 18, 40 tahun, ujarnya. 

Seleksi terbuka online dilaksanakan pada tanggal 22 Maret hingga 5 April 2024 dan terpilih 78 Lashkar Rempas untuk mengikuti MBJR 2024.

Selain itu, pelayaran tersebut menarik 75 peserta, termasuk jurnalis, fotografer, sineas, pengorganisir komunitas, dan peneliti yang dipilih oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *