Dokter:  Transplantasi Ginjal pada Anak Tingkatkan Harapan Hidup

Laporan reporter Tribunnews.com Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dokter spesialis anak dr. Ina Zarlina, Sp.A (K), mengatakan penyebab penyakit ginjal kronik (PGK) pada anak yang memerlukan transplantasi ginjal seringkali berbeda dengan orang dewasa.

Sekitar 30 persen kasus CKD pada anak disebabkan oleh kelainan bawaan, seperti kelainan glomerulus yang mempengaruhi fungsi ginjal.

Lalu bagaimana harapan dan kualitas hidup anak setelah transplantasi ginjal?

Transplantasi ginjal tidak hanya memberikan harapan bagi anak-anak untuk bertahan hidup, tetapi juga memungkinkan mereka untuk hidup lebih mandiri, terlepas dari terapi penggantian ginjal.

Setelah transplantasi, harapan utama seorang anak adalah dapat beraktivitas dan mencapai tujuan seperti teman sebayanya tanpa batasan perawatan medis intensif.

“Pelayanan kesehatan yang rutin tetap penting untuk mencegah penolakan ginjal dan komplikasi lainnya sehingga anak dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan harapan yang lebih cerah,” ujarnya setelah baru-baru ini berhasil melakukan transplantasi ginjal pada seorang anak di RS Siloam ASRI.

Mencegah penyakit ginjal pada anak sangat penting dengan menjaga pola hidup sehat, seperti minum cukup cairan, mengonsumsi makanan seimbang, dan menghindari obat-obatan yang merusak ginjal.

Orang tua dan tenaga medis harus aktif memberikan edukasi tentang pencegahan dan pengobatan dini penyakit ginjal.

Salah satu tantangan terbesar dalam transplantasi ginjal anak adalah menemukan donor yang cocok.

Selain itu, terapi pengganti ginjal seperti cuci darah (hemodialisis) atau continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) menjadi salah satu alternatif, meski tidak optimal dalam jangka panjang.

Transplantasi ginjal anak memerlukan mesin yang disesuaikan dengan ukuran tubuhnya, baik untuk hemodialisis maupun CAPD, sehingga prosedurnya menjadi lebih kompleks dan memerlukan perhatian khusus dari dokter anak.

“Kami memberikan layanan CAPD pada anak dengan tujuan untuk menjamin kualitas hidup anak penderita penyakit ginjal kronis yang lebih baik. Penggunaan terapi pengganti ginjal harus dipertimbangkan secara matang karena mempengaruhi tumbuh kembang anak,” ujarnya. . katanya.

 Keberhasilan transplantasi ginjal didukung oleh kolaborasi tim medis multidisiplin yang meliputi ahli nefrologi, ahli urologi, ahli anestesi, ahli radiologi, ahli jantung, ahli paru, perawat, ahli gizi, dan seluruh elemen.

Setiap anggota tim berperan penting dalam menjaga kelancaran prosedur.

Indonesia diharapkan dapat menjadi negara dengan sistem transplantasi ginjal yang gratis dan berkelanjutan di masa depan, sehingga lebih banyak pasien yang berhasil menerima transplantasi.

“Dengan inovasi dan dedikasi, kami berperan besar dalam mewujudkan harapan tersebut,” kata pakar penyakit dalam RS ASRI Siloam Prof. Dr. Dr. Endang Susalit, Sp. PD-KGH, FINASIM.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *