Laporan reporter Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Endometriosis merupakan salah satu penyakit kesehatan reproduksi yang menjadi ancaman mengerikan bagi perempuan.
Karena dapat menimbulkan masalah reproduksi pada wanita.
Endometriosis sendiri merupakan penyakit pada organ reproduksi wanita.
Kondisi ini terjadi ketika darah menstruasi mengalir kembali melalui saluran tuba menuju panggul, bukannya keluar dari tubuh.
Terkait hal tersebut, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Dr. Mohammad Haekal, SpOG-KFER, FICS, MIGS menjelaskan mengapa wanita dengan endometriosis mungkin mengalami kesulitan untuk hamil.
“Pertama, endometriosis menyerang daerah sekitar rahim. Semuanya ada di katup, menempel di kista. Kalau sering dengar yang namanya kista coklat. Nah ini yang kita sebut dengan kista endometriosis,” ujarnya dalam konferensi kesehatan masyarakat yang diselenggarakan. oleh Kementerian Kesehatan, Selasa (23/10/2024).
Kedua, endometriosis dapat mengurangi perlindungan sel telur wanita.
Betina mempunyai dua ovarium, satu di kiri dan satu lagi di kanan. Kedua ovarium ini mengandung simpanan sel telur.
Namun jika endometriosis menempel pada ovarium dan menjadi kista, maka ovarium akan terus mengecil.
“Kalau sel telur yang disimpannya terus berkurang, maka dia akan semakin sulit hamil. Atau kalaupun hamil, dia mungkin hanya punya 1-2 anak,” jelasnya.
Ketiga, kesulitan hamil juga bisa disebabkan oleh endometriosis yang menyumbat saluran tuba.
“Itu juga menyebabkan sperma mati sebelum masuk ke medan perang. Atau sperma sudah bangkit, sudah bertemu sel telur, sehingga embrio yang harus menempel di rahim terganggu. Semuanya terganggu.” kata Dr. kenaikan.
Lebih lanjut, Dr. Hakel menjelaskan, terganggunya cadangan ovarium akibat endometriosis dapat menyebabkan cacat lahir.
“Ketika endometriosis mengganggu ovarium, kumpulan sel telur menjadi lebih kecil. Kumpulan sel telur yang tersisa menyebabkan kesehatan menjadi buruk. Apa akibatnya? Akibatnya banyak anak yang cacat,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Dr. Hackel juga mengajak perempuan untuk mengurangi dampak endometriosis.
Pertama, ketahui gejala endometriosis, baik sebagai wanita maupun sebagai tenaga kesehatan.
Kedua, pergi ke rumah sakit yang menawarkan layanan endometriosis.
“Rumah sakit mandiri Kementerian Kesehatan ini telah melahirkan banyak rumah sakit,” lanjutnya.
Ketiga, wanita penderita endometriosis yang ingin memiliki anak juga dapat mempertimbangkan program inseminasi atau bayi tabung.
“Ini akan mendukung penderita endometriosis untuk mencapai impian mereka,” pungkas Dr Hackel.
(*)