Diuji 7 Profesor, AHY Berhasil Pertahankan Disertasi Doktoral tentang Kepemimpinan Transformasional

TribeNews.com, Surabaya – Menteri Pertanian dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurthy Yudhovino (AHY) sukses memaparkan tesisnya di hadapan penguji program PhD Universitas Erlangga pada Kamis 12/9/2024 ).

Ujian berlangsung selama tiga jam mulai pukul 09.30 WIB hingga 12.30 WIB.

Makalah Menteri AHY berjudul “Kepemimpinan Transformasional dan Orkestrasi Sumber Daya Manusia, Kunci Sukses Menuju Indonesia Emas 2045”.

Tesisnya diperiksa oleh delapan anggota panitia ujian dan mendapat nilai A.

Maksud dan tujuan penulisan skripsi dan penelitian tentang kepemimpinan dan pengorganisasian sumber daya manusia untuk perubahan menuju Indonesia emas tahun 2045 memang sangat termotivasi, didorong oleh semangat kita semua, mungkin saya menulis sebagai representasi dari momen tersebut, namun ini yang menjadi semangat semua kalangan di Indonesia,” ujar Menteri AHY saat memaparkan tesisnya.

Menteri AHY berharap apa yang disampaikan dalam esainya dapat membawa manfaat di masa depan baik di bidang pendidikan maupun kebijakan publik.

Tujuan utamanya adalah mencapai cita-cita mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045. Menteri Pertanian dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurthy Yudhvino (AHY) berhasil mempertahankan tesisnya di hadapan para penguji. Sesi pelatihan pascasarjana di Erlanga University, Kamis (9/12/2024).

“Saya mengucapkan terima kasih kepada panitia pemeriksa dari lubuk hati yang paling dalam. Ini adalah bagian yang sangat saya syukuri dalam perjalanan hidup saya,” lanjut Menteri AHY Jo, mendorong percepatan pendaftaran tanah di Indonesia untuk terus dijaga. dikatakan.

Tim penyidik ​​kasus tersebut terdiri dari tujuh guru besar dan satu dokter, yaitu: Prof. Dr. Rudy Porvino, SE, MSE (Ketua Tim); Prof. Badri Munir Sokoko, SE, MBA, PhD (Promotor); Prof. Dr. Fendi Sehriadi, MT, Psikiater (Rekan); Prof. Dr. Sri Panthaja Madhyawati, D.R.H., M.S.I.; Prof. Dr. Sparto Vijoyo, SH, MHum; Prof. Bombang Tajjadi, SE, MBA, Ac. Prof. Dr. IR Muhammad Nuh, DEA; Dr. Noori Harachavati, Dr.Ec., MSi.; M.Sc

Apabila Menteri AHY berhasil mempertahankan tesisnya pada ujian tertutup ini, maka Menteri AHY akan dijadwalkan untuk ujian doktor.

Pada kesempatan tersebut Menteri ATR/BPN bersama staf khusus dan staf ahli Menteri ATR/BPN, Direktur Humas Kementerian ATR/BPN, Direktur BPN Regional. Kantor Provinsi Jawa Timur dan Kepala Kantor Pertanahan Provinsi Jawa Timur. Menekankan pentingnya koordinasi antara akademisi dan politisi.

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurthy Yudhovino (AHY) menekankan pentingnya keeratan hubungan akademisi dan politisi untuk menciptakan kebijakan publik yang rasional dan berbasis data

“Dunia politik dan akademisi harus berjalan beriringan. Kalau politisi disingkirkan dari akademisi, akibatnya politik menjadi kurang rasional dan kurang berbasis data,” tulis AHY di sekolah pascasarjana Universitas Erlington. Ditekan. Surabaya, Jawa Timur. Menteri Pertanian dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memaparkan tesisnya kepada para penguji pada pertemuan program doktor di Universitas Erlanga, Kamis (9/12/2024) lalu. dari ).

AHY berkomitmen menjaga kedekatan dengan dunia akademis.

Sebab menurutnya, para politisi perlu berperan aktif di dunia akademis agar kebijakan diambil berdasarkan data dan ilmu pengetahuan. 

Sehingga kebijakan yang diambil tidak hanya berdasarkan asumsi politik saja namun juga didukung oleh data dan kajian ilmiah yang akurat.

Menurutnya, koordinasi antara akademisi dan politisi sangat penting untuk mewujudkan kebijakan yang efektif dan berdampak nyata.

Kementerian ATR/BPN yang dipimpin AHY sebenarnya menggandeng akademisi dan memimpin kampus dalam berbagai program termasuk pelaksanaan laju reforma agraria.

Selain itu, AHY menjelaskan, akademisi juga berperan penting dalam membantu pengambilan kebijakan.

Tanpa kolaborasi dengan para pemangku kepentingan yang terlibat langsung dalam pengambilan keputusan, para akademisi berisiko terjebak dalam perdebatan ideologis tanpa wawasan kebijakan.

“Para pendidik harus mampu menerjemahkan ide-ide tersebut menjadi kebijakan yang relevan dan dapat diimplementasikan di pemerintahan,” jelasnya.

Harapannya, sinergi antara akademisi dan politisi dapat mendorong terciptanya kebijakan yang berbasis data, rasional, dan relevan dengan kondisi masyarakat.

Hal ini merupakan langkah penting menuju Indonesia yang lebih maju dan siap menghadapi tantangan global di masa depan.

Dalam gelar PhD-nya, AHY membahas topik terkait kepemimpinan transformasional dan pengorganisasian sumber daya manusia (SDM) untuk mencapai visi Indonesia emas pada tahun 2045.

Ia lulus ujian yang berlangsung selama tiga jam itu dengan nilai A.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *