Dituduh Mau Ganti Mediator Qatar, Hamas Ungkap Arti Kunjungan Ismail Haniyeh ke Turki

TRIBUNNEVS.COM – Gerakan Palestina Hamas membantah tuduhan media Amerika (AS), Wall Street Journal, yang mengumumkan bahwa Hamas berniat menggantikan Qatar sebagai mediator dalam negosiasi dengan Israel.

The Wall Street Journal melaporkan bahwa Hamas telah menghubungi setidaknya dua negara di kawasan mengenai pemindahan pemimpinnya dari Qatar.

Menurut laporan Wall Street Journal, Hamas bermaksud menggantikan Qatar sebagai mediator mereka, Qatar dan Mesir, mendesak Hamas untuk melunakkan persyaratan negosiasinya dengan Israel.

Kepala biro politik Hamas di Qatar, Ismail Haniyeh, mengunjungi Turki pada Sabtu (20/04/2024) bersamaan dengan terbitnya laporan surat kabar AS.

Penasihat media kepala biro politik Hamas, Taher Al-Nono, mengatakan Ismail Haniyeh mengunjungi Turki sebagai kunjungan persahabatan, bukan untuk menggantikan Qatar.

“Kunjungan Hanieh ke Turki terjadi dalam keadaan yang sangat penting, dan tuntutan untuk meminta pertanggungjawaban pendudukan atas kejahatannya termasuk di antara berkas yang dibahas dengan kepemimpinan Turki,” kata Taher Al-Nono, -Minggu (21/04/2024).

“Kami tegaskan bahwa kami tidak mencoba menggantikan mediator Qatar dan Mesir dengan Turki, dan kunjungan tersebut tidak ada hubungannya dengan masalah ini,” lanjutnya.

Dia mengatakan bahwa Israel masih menolak syarat-syarat perundingan Hamas, yang merupakan penghentian total permusuhan dan pemulangan warga Palestina yang terlantar ke rumah mereka.

“Penjajah terus menolak isu gencatan senjata total dan isu kembalinya pengungsi, dan hal ini belum menghasilkan kesepakatan,” ujarnya.

Ia mencatat, ada orang-orang berpengaruh di pemerintahan Israel yang tidak serius mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza.

“Pesawat-pesawat pendudukan Israel melancarkan serangan terhadap Nuseirat Utara di tengah Jalur Gaza, dan satu-satunya pencapaian Israel adalah menargetkan warga sipil dan menghancurkan infrastruktur. Mereka tidak akan mencapai tujuan mereka tanpanya,” katanya.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menerima Ismail Hani dan delegasi pendamping di Istanbul kemarin.

Mereka membahas sejumlah hal, khususnya gencatan senjata permanen di Jalur Gaza, pembebasan tahanan, masuknya bantuan kemanusiaan, kondisi Jalur Gaza dan perkembangan terkini di kawasan. Ismail Haniyeh: Hamas siap menghadapi Israel di Rafah

Dalam kunjungannya ke Turki, Ismail Haniyeh menegaskan kesiapan Hamas di Rafah jika tentara pendudukan Israel menyerbu kota tersebut.

Meski begitu, ia tetap berkomitmen mendorong Israel agar memenuhi tuntutan Hamas untuk melakukan gencatan senjata penuh, khususnya untuk mencegah invasi Israel ke Rafah.

Ismail Haniyeh pun menyinggung posisi Amerika Serikat (AS) yang dinilai salah.

“Posisi Amerika salah dan klaim mereka bahwa mereka harus merencanakan untuk menghindari kerugian terhadap warga sipil adalah hal yang menyesatkan,” katanya.

Ia mengatakan, rakyat Palestina menyambut baik bantuan komunitas Arab, Islam, dan internasional.

Namun, Hamas menolak bantuan Arab atau internasional apa pun yang datang untuk melindungi pendudukan.

Ia juga berterima kasih kepada front perlawanan di Palestina, Lebanon dan Yaman yang membantu perlawanan yang lebih luas. Jumlah korban

Israel terus melanjutkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina bertambah menjadi 34.049 orang, dan 76.901 lainnya luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (21/04/2024), dan 1.147 orang tewas di Jalur Gaza. wilayah Israel, mengutip Xinhua News.

Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (10/07/2023).

Israel memperkirakan Hamas masih menyandera sekitar 136 sandera di Jalur Gaza, setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, penjara Israel menampung lebih dari 8.000 warga Palestina, menurut laporan Guardian pada bulan Desember 2023.

(Tribunevs.com/Iunita Rahmaianti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina dan Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *