Seperti dilansir Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Departemen Umum Pertambangan dan Batubara yang diwakili oleh staf ahli Ekonomi Sumber Daya Alam / Plc. Direktur Pengembangan Batubara Lana Saria memberikan pemaparan mengenai peran Indonesia sebagai pemimpin regional dalam industri pertambangan masa depan.
Lana Saria mengatakan Indonesia memiliki kekayaan sumber daya mineral dan batubara yang siap memainkan peran penting dalam lanskap pertambangan global.
Lana Saria di Indonesia Miner 2024: Agenda pertemuan dan pameran di Jakarta pada hari Selasa: “Dari hutan hujan Kalimantan hingga gunung berapi di Jawa, negara kita diberkahi dengan berbagai kandungan mineral, antara lain emas, tembaga, nikel, timah, dan bauksit “. (4/6/2024).
Agenda Indonesia Miner 2024 yang telah berlangsung sejak tahun 2021 mengangkat tema percepatan perubahan di industri pertambangan: perubahan yang mendorong kita maju.
Sumber daya tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan industri di Indonesia, memberikan lapangan kerja, perolehan devisa, dan masukan utama bagi berbagai sektor perekonomian di Indonesia, kata Lana.
Namun, ada tantangan lingkungan dan sosial yang terkait dengan penambangan sumber daya.
“Pembangunan berkelanjutan mengharuskan kita menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan perlindungan lingkungan dan keadilan sosial, memastikan manfaat pertambangan didistribusikan secara merata ke seluruh lapisan masyarakat,” kata Lana.
Dimas Abdullah, Direktur Indonesia Miner, menambahkan pihaknya berkomitmen menyediakan wadah yang mendukung kerja sama antar pemangku kepentingan untuk mewujudkan potensi sektor pertambangan Indonesia baik secara nasional maupun internasional.
“Selain pameran dan konferensi yang memperkenalkan teknologi dan konsep terkini, kami juga mengadakan seminar dan diskusi tambahan yang memungkinkan para delegasi mengeksplorasi topik-topik terkini di industri pertambangan,” kata Dimas.
Acara ini mencakup tiga bidang utama: emas dan tembaga serta mineral lainnya, nikel dan EV, serta pertukaran batubara dan energi.
Kegiatan ini memungkinkan para delegasi untuk memperluas jaringan profesional mereka dan mendiskusikan tren terkini dalam industri pertambangan.
Acara ini dihadiri lebih dari 1.200 delegasi dari 20 negara.