Tribune News.com – Baku tembak antara pasukan Mesir dan Israel dimulai pada Senin (28/5/2024) setelah pasukan Israel melintasi perbatasan di Rafah, Jalur Gaza.
Menurut dua pejabat keamanan Mesir, seorang tentara Mesir awalnya berjaga di menara pengawas.
Reuters melaporkan bahwa tentara tersebut bereaksi ketika melihat kendaraan lapis baja membawa tentara Israel.
Kendaraan tersebut melintasi perbatasan sementara pasukan Israel mengejarnya dan membunuh beberapa warga Palestina.
Melihat hal tersebut, tentara Mesir melepaskan tembakan ke arah tentara Israel dan kemudian tentara Israel pun membalas dengan tembakan.
Terjadi saling serang antara kedua kubu. Banyak tentara Israel yang terluka dan kemudian pasukan Israel mundur.
Seorang tentara Mesir tewas dan seorang lainnya terluka.
Juru bicara militer Mesir Kolonel Gharib Abdel Hafez mengatakan pihaknya sedang menyelidiki insiden penembakan tersebut.
“Pihak berwenang terkait Angkatan Bersenjata Mesir sedang menyelidiki penembakan di dekat perbatasan Rafah, yang menewaskan seorang anggota personel keamanan di daerah itu,” kata Hafez di situs media sosial X.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pun mengaku sedang menyelidiki insiden tersebut.
Awal bulan ini, Israel merebut penyeberangan Rafah di sisi Gaza, yang memicu kecaman internasional, termasuk dari Mesir.
Mesir dan Israel menandatangani perjanjian damai pada tahun 1979 dan sejak itu bekerja sama dalam masalah keamanan, khususnya di sekitar perbatasan Mesir-Gaza. Masalah keamanan nasional
Rami Dajani, direktur Proyek Israel dan Palestina dari International Crisis Group, mengatakan situasi di Rafah menyebabkan ketegangan saat ini.
“Rakyat Mesir sangat prihatin dengan perkembangan situasi di perbatasan. Implikasi keamanannya sangat penting bagi keamanan nasional Mesir.
Pada awal Mei, Israel memulai operasi militer di Rafah, tempat perlindungan bagi banyak warga Palestina di Gaza.
Rafah kini menjadi rumah bagi sekitar 1,5 juta warga Palestina. Kebanyakan dari mereka kini berusaha melarikan diri ke tempat lain.
Penyeberangan Rafah terletak di sepanjang Koridor Salah al-Din atau Philadelphia, zona penyangga yang dikuasai Mesir.
Selain penyeberangan Karam Abu Salem, penyeberangan Rafah menjadi jalur penting bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
Minggu lalu, pasukan Israel menyerang kamp pengungsi di Rafah. Korban tewas mencapai 45 orang. Kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak.
Serangan itu memicu seruan baru untuk gencatan senjata di Gaza.
Israel juga terus menyerang daerah kantong Palestina termasuk Jabalia, Nusirat dan Kota Gaza.
Menurut pejabat Palestina, sedikitnya 160 orang tewas dalam serangan tersebut. Ketegangan Mesir-Israel
Hubungan Mesir-Israel memanas sejak pasukan Israel menduduki penyeberangan Rafah tiga pekan lalu.
Mesir dikenal sebagai negara yang sangat mendukung Palestina dan mengutuk perang Israel di Gaza.
Namun menurut BBC, Mesir adalah negara Arab pertama yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel 45 tahun lalu.
Meski ada perjanjian damai, hubungan kedua negara kerap tegang, meski insiden antar tentara jarang terjadi.
Beberapa jam sebelum penembakan terbaru ini, Kementerian Luar Negeri Mesir mengutuk serangan Israel di Rafah yang menewaskan sedikitnya 45 orang. Mesir mengklaim Israel menargetkan warga sipil yang tidak berdaya.
Sementara itu, IDF menyebut dua pejabat senior Hamas tewas dalam serangan itu. Israel juga mengatakan sedang memeriksa laporan mengenai warga sipil yang terluka dalam serangan itu.
(Berita Tribun/Februari)