Diserang Balik Hamas, Israel Sibuk Angkut Puluhan Tentara Zionis yang Bertumbangan di 3 Front

TRIBUNNEWS.COM – Puluhan tentara Israel tewas setelah Hamas melancarkan tiga perang di Jalur Gaza.

Pada Minggu (5/12/2024), tentara Israel menyatakan 50 perwira dan tentara terluka dalam pertempuran sehari itu.

Banyak tentara gugur yang membutuhkan perawatan, dan militer Israel mengakui jumlah korban tersebut merupakan yang tertinggi dalam satu hari sejak dimulainya perang Gaza pada 7 Oktober 2023.

Menurut Palestine Chronicle, salah satu yang terluka adalah Brigadir Jenderal Yogav Bar-Shesht, wakil direktur Pasukan Pertahanan Israel.

Shesht dilaporkan terluka dalam pertempuran di lingkungan Zaytoun di Kota Gaza Jumat lalu.

Menurut Times of Israel, Shesht adalah seorang perwira tentara Israel (IDF) yang terluka dalam pertempuran di Gaza.

Shesht dibawa ke Rumah Sakit Ichilov untuk perawatan.

Media Israel melaporkan bahwa Shesht menemani sekelompok pasukan komando dari Brigade Infanteri Nahal ke Zayton.

Sejauh ini, tentara Israel telah merebut Jabaliya di Gaza utara, Zaytoun di Kota Gaza, dan Rafah di Gaza selatan.

Ketiga operasi tersebut dilakukan dengan bantuan artileri sehingga menyebabkan banyak warga Palestina tewas dan terluka.

Juru bicara militer Israel mengatakan Divisi 98 Israel melancarkan operasi militer malam hari di Jabaliya setelah menerima informasi tentang pemulihan infrastruktur Hamas di daerah tersebut.

Menurutnya, TNI AU Israel berhasil mengalahkan 30 sasaran sebelum memasuki Jabaliya.

Sementara itu, pejuang Hamas menyerang Israel dalam tiga kelompok dan melakukan beberapa penyergapan di Gaza.

Brigade Al-Qassam, kelompok bersenjata Hamas, menyerang Ashkelon dan Sderot dengan beberapa roket.

Tentara menargetkan setidaknya delapan tank Israel, beberapa di antaranya terbakar.

Beberapa tentara Israel tewas dan beberapa lainnya terluka.

Melalui saluran Telegram, Al-Qassam menerbitkan video yang menunjukkan para pejuangnya menargetkan tank Merkava Israel.

Di hari yang sama, Al-Qassam juga merilis video beberapa operasi militer, termasuk penyerangan dan penyerangan terhadap beberapa tank Israel.

“Ketika tentara musuh melarikan diri ke sebuah bangunan yang telah diatur sebelumnya, bangunan tersebut meledak dan tentara Israel tewas dan terluka,” kata Al-Qassam. Asap membubung ke udara setelah pemboman Israel di Rafah, Gaza selatan, 11 Februari 2024. (AFP/Al Mayadeen)

Sementara itu, dalam operasi lainnya, militan Hamas meledakkan bom yang mengejutkan pasukan khusus Israel.

Al-Qassam juga memeriksa kendaraan militer Israel di Jabaliya dan peralatan militer. Serangan itu menewaskan seorang tentara Israel dan melukai lainnya.

Selain itu, Al-Qassam membombardir kota Ashkelon pada siang hari dengan beberapa roket.

Seperti Ashkelon, Sderot juga dibombardir dengan roket sebagai tanggapan atas pembunuhan warga sipil Palestina oleh Israel. IDF bergerak jauh ke Rafah

Pasukan Israel dilaporkan memasuki Rafah, di Gaza selatan. Israel menganggap Rafah sebagai benteng terakhir Hamas.

Sebelum serangan Rafah, sekitar 1,1 juta warga Palestina telah meninggalkan kota tersebut.

Namun, kini ada sekitar 300.000 orang yang meninggalkan Rafah.

Mesir, yang wilayahnya berbatasan dengan Rafah, menuduh Israel menyerang kota tersebut.

Negara tersebut ingin bekerja sama dengan Afrika Selatan untuk menuntut Israel di hadapan Mahkamah Internasional (ICJ). Foto yang disediakan oleh Maxar Technologies ini, diambil dengan satelit WorldView-1 pada 7 Mei 2024, menunjukkan pemandangan udara dari sebuah bangunan yang terbakar di Rafah, Jalur Gaza selatan, di tengah bentrokan yang sedang berlangsung di wilayah Palestina antara Israel dan Hamas. (AFP/-)

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan terus menang sampai dia memenangkan perang.

Namun, di kota Tel Aviv, yang merupakan ibu kota Israel, ratusan warga Israel berdemonstrasi di depan markas militer untuk mendorong kembalinya para sandera.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan Israel di wilayah tersebut telah menewaskan lebih dari 35.000 warga Palestina. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

(Tribunnews/Februari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *