TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Eksekutif PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Nixon LP Napitupulu membenarkan batalnya aksi korporasi berupa merger antara Bank Muamalat dan Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah.
Nixon tidak merinci alasan keputusan tersebut karena ia menghormati kesepakatan dengan pihak yang akan menerimanya. Namun menurutnya, informasi tersebut telah disampaikan kepada Kementerian BUMN selaku pemegang saham resmi BBTN dan Otoritas Keuangan (OJK).
“Tentunya kami harus menjaga kontrak dengan mereka (Bank Muamalat). Tapi secara umum kami bilang proses pembelian tidak dilanjutkan,” kata Nixon dalam RDP. Keputusan ini diambil setelah direksi mendengarkan pendapat dari sekelompok penilai dan konsultan yang andal pada produk yang relevan.
Pidato Nixon di DPR membuat saham BBTN menguat. Pada perdagangan saham sesi kedua atau setelah pengumuman ini diumumkan, saham BBTN menguat 30 poin atau 2,34 persen menjadi Rp 1.310. Bahkan, sepanjang sesi pagi, saham bank terkemuka ini diperdagangkan pada kisaran harga Rp 1.260 – Rp 1.280.
Pembatalan penjualan ini menunjukkan bahwa BTN profesional, dapat diandalkan, dan jujur dalam mengelola aktivitas perusahaan. Pelaku pasar mengapresiasi alasan BTN yang berbeda visi karena tidak melanjutkan proses penjualan, ”modal . Analis pasar Yazid Muammar.
Dampak dari pengumuman pembatalan penjualan tersebut juga terlihat pada pergerakan harga saham BBTN yang berbeda dengan saham dana BUMN lain yang sedang terkoreksi. Pada perdagangan hari ini, harga saham BMRI turun 3,11 persen menjadi 6.225. Demikian pula suku bunga bank BBRI dan BBNI yang disesuaikan masing-masing sebesar 1,04 persen dan 0,4 persen. Sedangkan saham BRIS atau Bank Syariah Indonesia melemah 1,61 persen menjadi Rp 2.450.
Menurut Yazid, saham BBTN dalam tiga bulan terakhir memberikan imbal hasil yang lebih besar dibandingkan bank pelat merah lainnya. Salah satu permasalahannya adalah kurangnya pengetahuan tentang motif penjualan Muamalat.
“Bagi investor, kesepakatan ini memiliki nilai yang besar karena berdampak pada nilai wajar Muamalat dan perlunya investasi baru yang harus disuntikkan ke bank akibat penjualan ini. Komentar terakhir “Sekarang keputusannya sudah jelas, investor akan mengapresiasinya. dengan membeli saham ini,” ujarnya.
Selain itu, harga saham BBTN sangat murah (undervalued). Pada harga saham saat ini, price to book value (PBV) BBTN hanya 0,6x.
Sutan Emir Hidayat Direktur Komite Nasional Ekonomi Syariah (KNKES) menilai ini adalah keputusan terbaik dan terpercaya bagi semua pihak.
Berpisah adalah jalan terbaik. Bagi kami, apa pun pilihannya, kami berharap dapat memberikan dampak positif bagi industri perbankan syariah, ujarnya. .
Sutan Emir berpendapat, ada pandangan berbeda karena banyak kalangan yang meyakini bank Muamalat bisa berdiri sebagai bank swasta syariah pilihan masyarakat. Jika merger dengan BTN Syariah, Muamalat akan kehilangan eksistensinya dan menjadi bagian dari bank negara.
“Beberapa pihak berharap Muamalat tetap ada sebagai bentuk terima kasih kepada pengembang yang ingin memiliki bank swasta syariah yang ditunjuk oleh masyarakat,” ujarnya.