TRIBUNNEWS.COM – Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengumumkan bahwa ia mengalami tinnitus (telinga berdenging) setelah terjebak dalam serangan udara Israel di Bandara Sana’a, Yaman, pada 26 Desember .
Israel mengebom bandara di ibu kota Yaman saat Tedros dan timnya hendak naik pesawat untuk meninggalkan negara itu.
Tim Tedros mengunjungi Yaman atas mandat Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dengan misi menilai situasi kesehatan dan kemanusiaan di negara yang dilanda perang tersebut.
Hanya beberapa meter dari tempat Tedros dan timnya menunggu, menara lalu lintas udara bandara dan ruang tunggu keberangkatan terkena bom dan rusak akibat serangan tersebut.
“Saya baik-baik saja, tapi saya menderita tinitus akibat ledakan keras itu. Saya harap ini hanya sementara,” tulis Tedros di akun X miliknya, Rabu (1/1/2025).
“Meskipun saya selamat, saya tidak bisa berhenti memikirkan rekan-rekan saya yang masih berada di Yaman dan di tempat lain, melayani orang-orang yang berada dalam kondisi yang sangat sulit.”
“Hidup mereka dipertaruhkan setiap saat dan setiap hari.”
“Dunia kita membutuhkan perdamaian.”
“Perang hanya membawa kematian, kehancuran, pengungsian dan pengungsian.” lihat foto Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus, bersama Wakil Sekretaris Jenderal PBB Amina Mohammed (kanan), berbicara pada pertemuan cakupan kesehatan umum di sela-sela Majelis Umum PBB di markas besar PBB di New York City pada 21 September, 2023.
Tedros juga mengatakan bahwa pihak berwenang Israel harus mewaspadai sepenuhnya rencana penerbangan yang membawa delegasi PBB tersebut.
Tedros menegaskan, penerbangannya dikenal dunia.
“Jadi, saya kira yang ingin tahu pasti tahu,” ujarnya.
Sementara itu, Guterres mengutuk serangan Israel di bandara tersebut.
“Serangan udara Israel saat ini terhadap Bandara Internasional Sana’a, pelabuhan di Laut Merah dan pembangkit listrik di Yaman menjadi perhatian besar,” kata juru bicara utama PBB dalam konferensi pers, Kamis (26/12/2024) sambil mengungkapkan kekhawatiran. tentang risiko proliferasi regional Lebih lanjut. Militer AS menyerang sasaran Houthi di ibu kota Yaman, Houthi menyebutnya sebagai tindakan agresi
Dalam serangan terbaru, militer AS mengatakan pada Selasa (31/12/2024) bahwa pasukannya menyerang sasaran Houthi di ibu kota Yaman.
Serangan dimulai pada hari Senin dan dilakukan oleh kapal dan pesawat angkatan laut AS.
Serangan tersebut juga menargetkan wilayah pesisir Yaman yang dikuasai kelompok Houthi, menurut pernyataan Komando Pusat AS (CENTCOM), yang dikutip oleh The Times of Israel.
Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa pesawat Angkatan Laut dan Udara AS mampu menghancurkan tujuh rudal jelajah dan UAV (kendaraan udara tak berawak) serangan satu arah di atas Laut Merah.
Juru bicara Houthi Mohammed Abdulsalam mengutuk serangan itu sebagai tindakan agresi Amerika Serikat dan jelas merupakan pelanggaran kedaulatan Yaman.
Dia juga menuduh AS secara terbuka mendukung Israel.
Kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman, telah menembakkan rudal dan mengirimkan drone ke Israel serta kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden untuk menunjukkan solidaritas terhadap Palestina.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)