Dilema Besar Israel: Akan Kalah Besar jika Setop Perang, Terjun ke Jurang jika Nekat Teruskan

TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan Israel kini menghadapi dilema besar.

Menurut Nasrallah, Israel akan mengalami kerugian besar jika mengakhiri perang di Jalur Gaza.

Namun di sisi lain, negara Zionis akan “terjerumus ke dalam jurang” jika terus melanjutkan perang yang sudah berlangsung lebih dari enam bulan.

Masalah tersebut diungkapkan Nasrallah dalam pidatonya pada Senin (13 Mei 2024) dalam rangka memperingati wafatnya Panglima TNI Sayyid Mustafa Badrdin.

Dalam laporan Al Manar, Nasrallah menyebut Hamas ingin operasi banjir Al-Aqsa menjadi peluang untuk menghidupkan kembali perjuangan rakyat Palestina.

Selain itu, operasi ini juga mengingatkan seluruh dunia akan Palestina dan hak-hak rakyat Palestina yang terbengkalai dan terlupakan. Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah (AFP)

Nasrallah mengatakan, kini rakyat Palestina dan hak-haknya ditekankan di seluruh dunia.

Menurutnya, lebih dari 140 negara memutuskan mendukung Palestina untuk menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Ia juga mencontohkan kejadian di mana utusan Israel merusak salinan Piagam PBB untuk menolak keanggotaan Palestina di PBB.

Menurut Nasrallah, tindakan tersebut menunjukkan arogansi dan ketidakpedulian Israel terhadap keputusan internasional.

Nasrallah menyoroti demonstrasi pro-Palestina yang terjadi di banyak kampus di Amerika Serikat (AS), Australia, Inggris, Prancis, Jerman, dan negara Barat lainnya.

Dia mengklaim bahwa demonstrasi tersebut membuat marah para pejabat Israel dan AS.

Pemimpin Hizbullah itu mengatakan, tekad bangsa Palestina sejak Oktober 2023 membuat dunia menerima gagasan negara Palestina.

Bahkan, kata dia, pemerintah munafik Amerika Serikat kini mempertimbangkan keberadaan negara Palestina.

Nasrallah mengatakan, operasi banjir Al-Aqsa dan perang di berbagai front antara kelompok perlawanan Israel mengungkap kebiadaban Zionis.

Dia mengklaim bahwa tidak ada seorang pun di entitas Zionis yang mampu meraih kemenangan di Gaza sejak perang pecah di sana.

Bahkan, warga Israel mengejek Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ketika ia mengatakan bahwa tentara pendudukan Israel akan segera meraih kemenangan di Gaza.

Israel mengatakan kepada otoritas Zionis bahwa tiga tujuan utama perang Gaza sejauh ini belum tercapai.

Tiga tujuan tersebut adalah melenyapkan Hamas, membebaskan para sandera, dan melindungi pemukiman dari roket Gaza.

Nasrallah mengatakan Hamas terus melawan pasukan pendudukan Israel di Gaza, menyandera dan menembakkan rudal ke pemukiman Zionis di bagian selatan wilayah Palestina yang diduduki.

“Israel menampilkan dirinya sebagai ‘negara’ terkuat di kawasan, mengklaim memiliki militer terkuat di kawasan, didukung oleh negara terkuat di dunia yaitu Amerika Serikat yang memasok ratusan jet tempur ke Israel. jet tempur, jembatan militer, keahlian, teknologi, satelit dan badan intelijen,” kata Nasrallah.

Bayangkan bagaimana Israel, dengan kemampuan dan dukungan Amerika, masih belum mampu mencapai satu tujuan pun di Gaza selama 8 bulan.

Gaza, dengan luas sekitar 270 kilometer persegi, telah dikepung selama 20 tahun dan kapasitas militernya lemah.”

Nasrallah mengatakan hal ini mencerminkan ketidakmampuan Israel dan menyebabkan Zionis kehilangan kepercayaan.

Dia juga mengatakan bahwa Hizbullah terus melakukan serangan perbatasan terhadap Israel untuk mendukung Gaza. Hizbullah menghadirkan rudal baru

Pada Minggu (12 Mei 2024), Hizbullah membombardir perkumpulan tentara Israel di perbatasan Sheba dengan rudal yang mengatasnamakan Jihad Mughniyeh.

Jihad Mughaniya adalah rudal taktis kelas berat jenis baru Hizbullah.

Rudal tersebut memiliki hulu ledak seberat 120 kg dan memiliki daya hancur yang tinggi.

Berdasarkan pernyataan Hizbullah, rudal tersebut berhasil mengenai sasaran secara akurat dan menimbulkan kerusakan besar.

Nama rudal tersebut diambil dari nama seorang pejuang Hizbullah yang dibunuh oleh Israel di Suriah pada tahun 2015, Jihad dari Mughaniya.

Dikutip dari “New Arab”, Jihad merupakan anak dari Imad Moghnia, salah satu pendiri Hizbullah.

Dalam eskalasi terbaru, Hizbullah meluncurkan senjata baru pada tahap yang berbeda.

Misalnya, Nasrallah mengungkapkan beberapa senjata baru dalam pidatonya.

Senjata-senjata tersebut antara lain rudal Burkan, yang membawa hulu ledak 300-500 kg dan dapat terbang tanpa terdeteksi oleh sistem pertahanan udara Iron Dome Israel.

(Tribunnews/Februari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *