Dilatih di Prancis, Ribuan Personel Militer Ukraina Siap Turun Amankan Donetsk

 

TRIBUNNEWS.COM – Sekitar 4.500 tentara operasional Ukraina dilatih oleh tim Champaign di Prancis.

Mereka pun langsung dikirim ke garis depan untuk membantu rekan-rekannya yang berperang melawan Rusia.

Pasukan Ukraina di brigade tersebut akan dilengkapi dengan tank, artileri, dan senjata berat yang dipasok oleh Prancis.

Kyiv Independent melaporkan bahwa mereka berlatih selama dua bulan di Prancis timur dan selatan.

Materi yang diterima adalah pelatihan tempur di garis depan, pengoperasian peralatan tempur buatan Perancis.

Pengerahan tersebut terjadi pada saat yang genting ketika pasukan Rusia terus berusaha menguasai seluruh wilayah Donetsk, didukung oleh 12.000 tentara Korea Utara yang ditempatkan di wilayah perbatasan Rusia di Kursk, menurut informasi AS, Korea Selatan, dan Ukraina.

Para pejabat Prancis mengatakan brigade baru “Anne dari Kiev”, yang diberi nama sesuai nama putri-ratu Prancis di Kiev, akan mewakili kekuatan yang signifikan di medan perang, yang pada akhirnya akan terdiri dari 4.500 tentara. Brigade tersebut akan terdiri dari batalyon infanteri, insinyur, unit artileri, dan spesialis lainnya.

Lebih dari 2.000 tentara saat ini sedang menyelesaikan pelatihan terakhir mereka di Perancis. Sebagian besar dari mereka baru saja dimobilisasi dan hanya menerima pelatihan dasar sebelum tiba di Prancis pada bulan September. Sementara itu, instruktur militer Ukraina terus melatih pasukan tambahan untuk Home Brigade.

Satuan Tugas “Champagne”, yang terdiri dari sekitar 1.500 tentara Prancis, difokuskan untuk membekali pasukan Ukraina dengan keterampilan taktis dan keahlian dalam mengoperasikan senjata Prancis.

 Persenjataan brigade ini mencakup 18 tank ringan AMX 10, 18 sistem artileri yang dipasang di truk Caesar, 128 pengangkut personel lapis baja, sistem rudal anti-tank dan anti-pesawat, serta peralatan militer lainnya.

Jurnalis tidak diizinkan untuk mewawancarai tentara Ukraina, namun pejabat Prancis yang mengawasi pelatihan tersebut menyatakan keyakinannya terhadap kemajuan mereka.

“Mereka telah membuat banyak kemajuan,” kata seorang kolonel, yang hanya disebutkan nama depannya, kepada The Associated Press.

“Sekarang mereka bisa bertarung, mereka bisa bermanuver. Mereka bisa menggunakan berbagai jenis spesialis dan menggunakan peralatan berbeda yang ada di medan perang.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *