TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Persatuan Pengendara Sepeda Motor Garda Taksi Online Indonesia Igun Wicaksono menegaskan, pernyataan Menteri Energi dan Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebutkan pengendara sepeda motor online tidak masuk kriteria. Penerimaan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dinilai kurang baik bagi perekonomian masyarakat dan industri transportasi secara keseluruhan.
Sebab menurut Igun, pengemudi taksi online (ojol) sebagian besar merupakan kelompok kecil. yang memerlukan subsidi Selain itu, daya beli masyarakat yang saat ini menurun juga mempengaruhi pendapatan Ojol.
Belum jelas sampai kapan penurunan daya beli ini akan berlangsung. Oleh karena itu, rencana kebijakan ojol untuk tidak menjadi salah satu penerima subsidi BBM akan semakin memberatkan.
Bahkan, lanjut Igun, sejak tahun 2018 pihaknya bersama seluruh pemangku kepentingan ojol telah mendorong inisiatif bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) untuk melegalkan ojek online sebagai salah satu bentuk angkutan umum. . Perhatikan.
Nyatanya Permintaan ini disampaikan kepada Presiden Joko Widodo yang saat itu masih menjabat. hingga menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perppu) tentang legalitas ojek online agar bisa digunakan sebagai angkutan umum Saat ini belum ada peraturan yang secara resmi mendefinisikan ojek online sebagai salah satu transportasi umum.
“Sekarang Menteri ESDM tiba-tiba menolak taksi online sebagai penerima BBM bersubsidi. Karena ini bukan sistem transportasi umum Oleh karena itu, kami menilai hal tersebut tidak dapat diterima,” kata Igun, Kamis (28/11/2024) –
Nyatanya Pada masa pemerintahan Jokowi, ojol disebut-sebut menjadi salah satu penerima subsidi. Diskusi ini sudah berlangsung berkali-kali dan masih diuji coba program terbaik untuk dilaksanakan.
Oleh karena itu, jika pemerintah kini menolak pelaku industri transportasi, khususnya ojek, Anda tegaskan akan terjadi protes besar-besaran di seluruh Indonesia untuk memprotes keputusan tersebut.
“Pendapatan Ojol ini tidak banyak. Dan nyatanya pemerintah akan sangat kesulitan. Dimana semangat Menteri ESDM Bahlil adalah untuk rakyat kecil yang berprofesi sebagai ojol,” tegas Igun.
Dengan cara yang sama Ketua Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPAI) Lily Pujiati menentang rencana pemerintah yang tidak memberikan subsidi BBM bagi ojek online dan pekerja platform lainnya seperti taksi online dan jasa pengiriman.
Menurutnya, rencana ini sangat memberatkan para pengemudi taksi online yang harus menanggung sejumlah beban.
“Pernyataan Bahlil merupakan pernyataan yang tidak beralasan. Hanya mengatakan bahwa mereka tidak melihat situasi dan perekonomian saat ini. Teman-teman Ojol ini sudah banyak bebannya,” kata Lily.
Lily meminta pemerintah mengambil kebijakan yang tidak membebani ojek online. dan memastikan keberlanjutan sektor transportasi online yang didominasi oleh kelas bawah dan masyarakat.
Menteri Bahlil sebelumnya mengatakan ojek online tidak mendapat subsidi karena penjualannya hanya fokus pada kendaraan berpelat kuning seperti angkutan umum. Untuk menjaga laju transportasi tetap stabil.
“Yang berhak mendapat subsidi adalah kendaraan berplat kuning. Harga angkutan tidak bisa dinaikkan,” kata Bahilil.