Laporan khusus Tribunnews.com, Abdi Rayanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyebab meninggalnya Adi Fazli (31) warga Kampung Ponkol Indah III RT 05 RW 02, Sirindo, Siputat, Tangsel, pada Minggu 15 Desember 2024 masih menjadi misteri bagi keluarga. Padahal kecurigaan awal disebabkan oleh kepala rumah tangga yang terjerat utang online atau disebut pingol.
Namun fakta baru terungkap bahwa keluarga tersebut tidak pernah mengeluh tentang kerasnya hidup dan sering berlibur atau jalan-jalan.
Tribunnews menyambangi pemakaman pada Senin, 16 Desember 2024.
Sekelompok warga berpakaian Islami terlihat hilir mudik di jalan Jalan Kampung Ponkol Indah III III RT 05 RW 02, Sirende, Siputat, Tangsel saat hujan deras pada Selasa (16/12/2024).
Kursi plastik berwarna hijau terlihat berjejer rapi di depan ruangan, termasuk tenda yang dibalut lampu berwarna biru.
Bendera kuning digantung di tiang listrik sebagai tanda duka atas meninggalnya seseorang.
Mereka adalah Yonta Lester (28 tahun) dan anaknya A. (usia 3 tahun) terlihat menunggu kedatangan jenazahnya. Sementara satu jenazah lainnya ditemukan tergantung di dapur, yaitu suami Unta, Adi Fadli (31).
Ternyata rumah duka tersebut adalah rumah kakak perempuan Unita, Yani. Sedangkan rumah keluarga korban terletak di bagian belakang dan hanya dibatasi tembok.
Sekitar 10 menit kemudian, saya mendengar sirene ambulans.
Unta dan anaknya J.
Setelah itu, ambulans membawa kedua jenazah ke tempat peristirahatan terakhir di Pemakaman Rawdat Al Jannah Makam Bunkol.
Mereka berdua dimakamkan di kuburan yang sama. Sedangkan jenazah suami Unita tidak dimakamkan di pemakaman, melainkan di kampung halamannya di Kepaioran Lama, Jakarta Selatan.
Bibi korban yang merupakan kerabat korban mengaku tak percaya hal tersebut menimpa keponakannya yang dikenal tertutup jika menyangkut permasalahannya.
Apalagi ada laporan bahwa keluarganya meninggal karena utang dunia maya (Bingol).
“Dia (Unita) kalem banget, kayak kakak-kakaknya, nggak banyak mengeluh, susahnya, susahnya (mengetahui masalahnya),” kata Hamsa saat ditemui.
Tidak ada yang keluar jika keluarga membutuhkannya. Sebagaimana diketahui Hamsa, kebutuhan dan tuntutan seorang anak selalu dipenuhi oleh Adi dan Unta.
Memang, dua hari menjelang kematiannya, tepatnya Jumat (13/12/2024), Hamsa mengaku sudah pulang. Namun, ada sesuatu yang berbeda saat itu. Ionita datang sendirian tanpa anak.
Siapa sangka, meski saat itu belum ada indikasi, pertemuan itu menjadi pertemuan terakhir Hamsa dengan keponakannya.
Dia menjelaskan: “Unita akan duduk di pesta dan melakukan hal-hal seperti itu, bukan? Dia berkata, “Apakah kamu ingin bermain sendiri? dia bertanya. Minggu (15/5/2024) keluarga Adi Fazli (31) ditemukan tewas di Siputat Timur, Tangsel, Banten, dalam keadaan hidup (TKP). (Kompas.com/Rama Paramahamsa)
Apalagi Adi dan Yunita dinilai salah satu keluarga paling harmonis oleh Hamsa. Ia belum pernah mendengar Adi dan keluarga kecilnya membuat keributan besar.
Kembali ke pemberitaan motif penagihan utang, kakak perempuan Leonita, Yani (39), mengaku debt collector datang ke rumahnya untuk mencari adiknya. Namun peristiwa ini terjadi sudah lama sekali atau sekitar tahun 2023.
Saat itu, Unitas mengaku menggunakan nama suaminya untuk mengklaim pinjaman tersebut. Sebab, pinjaman atas nama Adi Fadli sudah tidak bisa lagi diajukan.
“Jadi kenapa kamu menggunakan datamu? akan dipecat.” Saudari yang marah, apa gunanya berhutang begitu banyak?
Namun Yanni saat itu belum mengetahui besaran pinjamannya dan apakah sudah dilunasi atau belum.
Namun, keluarga kakaknya nampaknya seperti keluarga yang bermasalah. Belakangan ini Yanni mengaku sering jalan-jalan ke tempat-tempat wisata.
Saya teringat Adi Fazli sekeluarga baru saja ke Ankol di Jakarta Utara, Monas, Jakarta Pusat, dan Ragunan di Jakarta Selatan. “(Keluarga) rukun, saya tidak dengar (masalah) apa pun,” ujarnya. Makanya aku heran adikku seperti ini.”
Yanni pun mengenang kenangan terakhirnya bersama UNITA. Sehari sebelum kematiannya, adik dan keponakan Yanni sedang bermain di rumahnya. Namun, seperti hari-hari biasa, Unitas tidak berkata apa-apa padanya.
Ia menyesal tidak menghalangi sang kakak untuk pulang jika mengetahui ada masalah dengan keluarganya. Salah satu anggota keluarga yang rutin mengikuti PKK dan pengajian di pemakaman Senin (16/12/2024) di Desa Pankol Indah III alias Bingol di Desa Pankol Indah III, Sibutat Timur, Banken. ). . (Tribunnews.com/Abdi Rayanda Shakti)
Keluarga Adi Fazli juga dikenal para tetangga. Seorang pemilik toko kelontong bernama Bud juga menjadi bukti betapa rukunnya keluarganya.
Adi Fazli dan Yunita bisa dikatakan sebagai keluarga yang sukses membesarkan anak-anaknya dengan akhlak yang baik. Meski usianya baru tiga tahun, namun AH tidak ada yang salah dengan dirinya.
“Suaminya sopan kalau selesai belanja, terima kasih, selalu sopan, entah kenapa, sepertinya dia mengikuti monster jalanan, tidak ada (keluarga) yang sopan. Bud: Tidak sombong.
Bode juga mengatakan, sebagai orang yang tinggal hanya berjarak dua rumah dari rumah korban, UNITA terlibat aktif dalam berbagai kegiatan pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), bahkan mengaji.
Bahkan, kata Bud, Unita setiap pagi keluar rumah untuk membuatkan sarapan untuk anak-anaknya dan membersihkan teras rumah.
Dia menjelaskan: “Istrinya pekerja keras dan PKK datang.” Lalu kalau ada pengajian juga datang. Hal ini terjadi jika sang suami bekerja di toko roti.’ Seorang bocah lelaki dengan mulut penuh busa dan tali dililitkan di lehernya saat polisi mengusut pembunuhan YL (28) dan Ah (3) dalam kasus kematian keluarga di Serendio, Sibutat Timur, Tangsel. . Mereka dimakamkan pada Senin (16/16/2024) di kuburan Rawdat Al Janah T PU. (Tribunnews.com/Abdi Rayanda Shakti)
Polisi sedang menyelidiki kematian sebuah keluarga di Serindio, sebelah timur Sibutat.
Menurut warga, sang istri mengatakan suaminya terlilit hutang.
Namun motif pembunuhan ketiga korban masih mengandung niat membunuh.
Kapolsek Sibutat Timur Kemas MS Arefin angkat bicara soal kronologis penemuan ketiga jenazah tersebut. Awalnya dua orang kerabat korban mendatangi rumah korban karena air tidak berfungsi dan korban ada di dalam rumah.
Keluarganya curiga terhadap Adi Fazli dan istrinya Unta karena hingga pukul 11.00 WIB tidak ada tanda-tanda kehidupan, sehingga keduanya membuka pintu melalui jendela yang tidak terkunci.
“Saat sudah bisa masuk, saksi Y.L dan anaknya A.
Katanya, “Saksi 2 kemudian menceritakan kepada korban A.
Tak lama kemudian, saksi menceritakan kepada korban lainnya, A.
“Korban TNI Afghanistan ditemukan tewas di dapur dengan tali terikat pada kotak kayu,” jelasnya.
Selain itu, Kemas mengatakan pihaknya kini tengah melakukan sejumlah penyidikan terhadap dugaan pembunuhan Adi Fazli.
Kapolsek Sibutat Timur Kumpul Kemas M. S. Arifin: “Proses penyidikan (dugaan pembunuhan) masih berjalan. Ya (menyelidiki apakah ada dugaan pembunuhan) ada korban anak berusia 3 tahun.” Dihubungi Senin (16/16/2024).
Untuk itu, Kemas mengatakan pihaknya akan menggunakan investigasi kejahatan secara ilmiah dengan bekerja sama dengan ahli forensik untuk memeriksa saksi dan barang bukti.
Sejumlah barang bukti kini didalami, termasuk tiga buah ponsel milik korban Adi Fazli dan keluarganya. Belakangan, ponsel dibongkar untuk mencari bukti motif kasus pembunuhan keluarga.
Dia menambahkan: “Kami tidak dapat memastikannya saat ini karena kami menggunakan metode forensik untuk mengklarifikasi masalah tersebut. Nantinya kami juga akan melibatkan pakar forensik dan forensik digital.”
Kakak perempuan korban, Yani, menjadi salah satu saksi yang menemukan ketiga jenazah di dalam rumah.
Dia adalah keponakannya A.
“Keponakan saya tidak membantu saya dan dia dibawa ke rumah sakit sesegera mungkin.”
“Saya tahu dia sudah pergi,” jelasnya pada hari Minggu.
Dia juga melihat darah di mulut A.H. Sebuah tali dililitkan di lehernya.
“Ada pendarahan di sini,” tambahnya sambil menunjuk ke pinggir bibir. “Ada pola (tanda tali) seperti ini (di leher), dan lehernya berwarna biru.”
Terkait kondisi jenazah adiknya, Yanni mengaku tak terlalu memperhatikannya karena fokus menyelamatkan A.H. yang kondisinya kritis.
“Entahlah, saya tidak memperhatikan, tapi yang saya perhatikan adalah anaknya, ada yang membawanya ke saya dan saya pegang dan bawa dia keluar (dari rumah sakit),” lanjutnya.