Didorong Ambil Langkah Pidana, Korban Asusila Hasyim Asy’ari Masih Bimbang Pertimbangkan Hal Ini

TRIBUNNEWS.COM – Direktur Persatuan Demokrasi dan Kekuasaan Pemilihan Umum Indonesia (DEEP), Neni Nur Hayati, mendesak korban kegiatan prostitusi yang dilakukan Presiden KPU Hasyim Asy’ari untuk mengambil tindakan pidana sesuai keputusan Dewan Yang Mulia Penyelenggara Pemilu. (DKPP). 

DKPP sebelumnya memutuskan memecat Hasyim setelah ia dinyatakan bersalah melakukan kesalahan oleh anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Den Haag, Belanda.

“Saya tentu saja mendorong pelapor untuk melaporkannya ke polisi juga.”

“Sampai mendapat sanksi setinggi-tingginya dan permasalahan ini diusut secara pidana,” kata Neni, Kamis (4/7/2024).

Menurutnya, kasus tidak jujur ​​yang dilayangkan Hasyim telah merugikan korban sebagai perempuan, serta merugikan penyelenggara pemilu.

Neni pun membahas mengenai penemuan kecelakaan yang beberapa kali menimpa Hasyim. 

Menurutnya, pelanggaran etik yang berulang kali menjadi masalah besar.

Hasyim diketahui juga dilaporkan atas dugaan pelecehan yang dilakukan Ketua Umum Partai Republik Hasnain.

Namun saat itu Hasyim tidak dinyatakan bersalah dan diberi teguran tegas.

Hasyim juga beberapa kali kena sanksi DKPP selama menjabat sebagai Ketua KPU masa jabatan 2022-2027. 

“Apalagi terkait dengan perbuatan seksual yang menimbulkan kerugian berlebihan bagi korban dan lembaga penyelenggara pemilu. “

“Masyarakat sipil diperkirakan tidak akan membuat klaim yang berlarut-larut, tapi kami prihatin dengan citra dan reputasi penyelenggara pemilu serta peran para korban,” ujarnya 

Korban tindak pidana Hasyim mengaku sejak awal CAT masih mempertimbangkan untuk melanjutkan kasus ini ke bidang pidana. 

Hal itu dilakukan kuasa hukum CAT, Aristo Pangaribuan bersama korban dalam sidang putusan sanksi pelanggaran etik dan pemecatan Asyim Asy’ari. 

Arsisto mengatakan CAT punya dua pilihan, melanjutkan atau memilih melanjutkan hidup di Belgia. 

Jika kasus ini terus berlanjut, maka korban yang tidak memiliki rumah di Indonesia dianggap akan dirugikan. 

“Saya akan melangkah lebih jauh. Ini masalahnya, ini sungguh melelahkan, jawabannya adalah melaporkan melelahkan. Sementara itu, CAT sendiri tidak mendapat tempat di sini.”

“Entah dia selangkah lebih dekat atau ingin melanjutkan hidupnya, tapi kita lihat saja nanti,” kata Aristo kepada wartawan, Rabu (3/7/2024).

Selain itu, Aristo menegaskan, pihaknya dan korban bersyukur atas keputusan penghapusan sanksi yang dilakukan DKPP.

Putusan tersebut membuktikan adanya pelanggaran berat yang dilakukan Hasyim selaku Ketua KPU Indonesia.

“Kalau ada pelanggaran, jelas pelanggarannya. Lihat banyak pasal yang dilanggar. Saya lihat positif sekali, malah banyak pasal yang belum kami serahkan,” kata Aristo.

Hasyim diketahui diberhentikan sebagai Ketua KPU setelah dirinya membenarkan PPLN melakukan kejahatan terhadap Belanda. 

“Menjatuhkan sanksi seumur hidup terhadap jabatannya sebagai presiden dan anggota KPU Terpadu Hasyim Asy’ari, sejak putusan dibacakan,” kata Presiden DKPP Heddy Lugito dalam rapat dengar pendapat bersama yang akan ditutup di kantor DKPP RI, Batavia, pada Rabu. (3/7/2024). Suasana mendengarkan pernyataan dugaan pelanggaran etik yang dilakukan Presiden KPU RI, Hasyim Asy’ari saat membacakan tuduhan prostitusi terhadap perempuan PPLN di kantor DKPP RI, Batavia, Rabu (3/). 7/2024).

Hasyim dikabarkan berniat menjadi korban prostitusi sejak pertemuan pertama mereka.

Bahwa tergugat sejak awal pertemuan dengan penggugat bermaksud memberikan perlakuan khusus kepada penggugat melalui percakapan ‘tatap hati’ dengan emoji pelukan, kata anggota DKPP Muhammad Tio.

Hasyim diduga menggunakan kekuasaannya untuk mengakses silaturahmi dan menjalin hubungan dengan pelapor.

Terkait keputusan DKPP saat ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta segera melaksanakan keputusan tersebut, paling lambat 7 hari setelah keputusan dibacakan.

(Tribunnews.com/Milani Resti/Danang Triatmojo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *