TRIBUNNEWS.COM – Keputusan FIFA untuk menambah ukuran beberapa kompetisi antar klub dan negara menimbulkan kebingungan di antara negara-negara anggota.
Sebelumnya perselisihan hanya sebatas komentar dari beberapa pihak atau pemain.
Namun, kini pihak-pihak yang merasa negatif terhadap keputusan FIFA tersebut mengambil tindakan serius.
Setidaknya lima kompetisi sepak bola Eropa telah mengajukan pengaduan resmi ke FIFA.
Menanggapi komentar Soha, pengaduan diajukan ke Direktorat Jenderal Persaingan Komisi Eropa.
Perwakilan dari Liga Inggris, Spanyol, Prancis, dan Jerman serempak menyuarakan protesnya.
Dalam hal ini, mereka juga mendapatkan dukungan dari Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional atau FIFPRO.
Salah satu hal yang menarik dari permintaan ini adalah jadwal kompetisi yang padat yang diumumkan saat ini.
Mereka yakin perubahan paling dramatis akan terjadi akibat keputusan FIFA yang menggelar pertandingan di tingkat nasional. Presiden FIFA Gianni Infantino telah mengkonfirmasi bahwa Piala Dunia 2034 akan diadakan di Arab Saudi. Presiden FIFA Gianni Infantino mengumumkan berita tersebut di jejaring sosialnya. (Instagram/Gianni Infantino)
Contoh terbaiknya adalah Piala Dunia.
Sebelumnya, Piala Dunia selalu digelar dengan 32 peserta.
Namun, akan ada 48 pemain yang mengikuti Piala Dunia yang dimulai pada 2026.
Alhasil, jadwal kompetisi pun bertambah.
Waktu istirahat pemain juga akan dikurangi.
Pada saat yang sama, kemampuan mereka akan dibutuhkan untuk waktu yang lama.
“Protes ini bertujuan untuk menggunakan kekuatan sewenang-wenang FIFA untuk menerapkan keputusan mengenai penjadwalan sepak bola internasional yang melanggar hukum Uni Eropa,” kata perwakilan pengunjuk rasa dalam pernyataannya kepada Komisi Eropa.
“FIFA harus menjalankan tugasnya secara adil dan tidak memihak untuk menghindari konflik kepentingan.”
“Kami yakin protes ini sangat penting untuk melindungi sepak bola Eropa,” lanjutnya.
Banyak turnamen klub sepak bola juga memiliki jadwal tambahan, terutama di benua Eropa.
Kompetisi di level Liga Champions Eropa semakin panjang seiring dengan bertambahnya format dan jumlah pemain yang berpartisipasi.
Belum lagi ajang UEFA Nations League dan Piala Dunia Antarklub yang akan menambah jam bermain para pesepakbola.
Matthew Morell, direktur hubungan internasional Liga Premier, mengungkapkan kekecewaan serupa.
Morrill menginginkan transparansi dari FIFA mengenai diskusi dan keputusan masa depan terkait sepak bola.
“Kita memerlukan proses dan kesepakatan yang transparan, bukan hanya konflik dan ambiguitas,” kata Matthew Morrill.
“Kami ingin jadwal yang fleksibel untuk para pemain dan tim domestik kami.”
“Saat ini, hanya ada sedikit ruang dalam jadwal para pemain,” katanya.
(Tribunnews.com/Guruh)