Diancam Balik Pelaku, Korban Kekerasan Pacar dalam Lift Hotel di Cengkareng Mengaku Tidak Gentar

Laporan jurnalis Vartakotaliv Noori Yatul Hikma

TribuneNews.com, Jakarta – Alia, perempuan yang dianiaya di lift hotel kawasan Sengkareng, Jakarta Barat, melaporkan dari pelaku.

Sebab, kasus ini viral oleh korban.

Alia mengaku diancam oknum nakal lewat pasal ITE.

Sebenarnya yang saya lakukan (viral) adalah untuk segera menyelesaikan masalah saya, karena mereka tidak meminta maaf atas kejadian tersebut, kata Alia saat ditemui di Polsek Sengkareng, Jakarta Barat, Selasa (20/8). /2024).

Alia mengaku tak takut dengan ancaman pihak jahat.

Sebab, dia yakin dirinya diancam oleh pelaku.

“Mereka WhatsApp saya, katanya, saya akan lapor lagi karena saya terikat UU ITE, tapi tidak ada bukti foto untuk dilaporkan,” kata Alia.

Jadi hanya ancaman ya, tapi saya tidak peduli, tutupnya.

Penjahat menyalahkan Alia karena merusak hari bahagia kakaknya.

Sampai dia WhatsApp aku, ‘Gara-gara kamu, wisuda adikku jadi berantakan,'” kata Alia.

Alia bercerita, mereka sudah menjalin hubungan dengan pacarnya, Bintang, selama dua tahun.

Ini bukan pertama kalinya kekerasan terjadi di dalam lift.

Pada tahun 2023, Bintong menganiayanya secara fisik di depan umum.

 Alia memaafkan pelakunya dengan keyakinan bahwa pacarnya akan berubah.

“Tapi itu tidak berubah. Setelah kejadian itu saya kembali melaporkan pencemaran nama baik,” kata Alia. Hal itu menjadi viral di media sosial

Pertama kali diberitakan, video CCTV yang viral pada Selasa (11/8/2024) memperlihatkan seorang wanita dianiaya pacarnya di lift hotel kawasan Sengkareng, Jakarta Barat.

Alia, korban, mengunggah video tersebut di akun media sosialnya pada Senin (19/8/2024). 

Dalam rekaman tersebut, terlihat wanita tersebut didorong, dicekik, dan ditarik rambutnya oleh pria tersebut setelah pintu lift ditutup.

Terkait hal tersebut, korban Alia mengatakan, kejadian tersebut terjadi saat ia sedang pergi bersama pacarnya untuk menghadiri acara wisuda adiknya. 

Namun di tengah acara wisuda, Alia mengunggah foto bocah lelaki tersebut di akun media sosialnya dan terjadilah adu mulut di antara keduanya.

“Mereka bertanya, kenapa kamu jarang memposting (mengunggah) fotoku, kenapa kamu foto bersama?” kata Alia saat ditemui polisi di Sengkareng, Jakarta Barat, Selasa (20/8/2024).

“Saya posting foto anak kecil, lalu dia bertanya kepada saya, siapa anak itu? Padahal itu adik teman saya, tapi dia tidak percaya,” imbuhnya.

Terjadi perkelahian di antara keduanya.

Meski suasana upacara wisuda berlangsung khidmat, keduanya saling berbisik dari hati ke hati.

Korban merasa dicaci dan dipermalukan dengan ucapan pelaku.

Karena itu, ia mengungkapkan perasaannya secara diam-diam agar tidak menyakiti perasaan kekasihnya.

Namun, korban mengaku pembunuhnya membentaknya karena marah karena tidak menanggapi kekesalannya. Cut Intan Nabila (Tribunnews/Kolase Instagram @cut.intannabila)

“Saya diam saja, saya tidak berbuat apa-apa, dia marah-marah, dia main mata dengan saya, karena saya tidak suka ribut-ribut dengan saya, dari situ saya bilang, ‘Ini komitmen saya dari awal, kalau kamu teriak-teriak. . padaku, ayo selesaikan ini,” kata Alia.

“Oh iya benar, aku tidak ingin wanita sepertimu, maaf aku bertemu denganmu,” lanjutnya.

Tak hanya sampai disitu, Alia mengaku dianiaya oleh para terdakwa.

Ia disebut sebagai gadis murahan dan palsu serta dianggap tidak layak membawa Alia ke jenjang yang lebih serius.

“Saya pikir harga diri saya sangat rendah,” katanya.

Di tengah keributan tersebut, Aaliya melontarkan kalimat yang memicu kemarahan sahabatnya, Bintang.

Alia bilang aku juga tidak ingin hidup dengan pria seperti dia.

“Satu kalimat yang aku ucapkan, yang sangat kuingat, adalah, ‘Yah, aku tidak ingin bersama pria sepertimu yang tidak punya apa-apa selain mimpi besar,’” kata Alia.

“Lalu dia marah, dia marah padaku, lalu dia berkata, ‘Bagaimana kamu bisa meremehkanku?’, dan dari satu kalimat itu, kami berdua terdiam,” lanjutnya.

Saat itu, Alia terpikir untuk pulang naik ojek online tanpa Bintang.

Namun Bintang melarangnya dan menyuruhnya pulang menemui mereka saat mereka berdua lulus.

Bahkan, Ponsel Alia disita Bintang sehingga tak bisa memesan ojek online.

Alya mengikuti perkataan Bintang dan keluar dari lift.

“Saya tidak menyangka dia akan melakukan apa pun kepada saya, misalnya karena saya melihat ada CCTV di kanan atas,” kata Alia.

“Saat lift dibuka, ada laki-laki keluar, saya ikut dia, lift ditutup, saat itulah (penganiayaan) terjadi,” lanjutnya.

Alia mengaku Bintang memukulinya di dalam lift dengan cara mendorongnya hingga tewas tercekik.

Bahkan, banyak bagian tubuhnya yang membentur lantai keramik lift karena perbuatannya.

“Saya diremas, didorong ke tembok, lalu dicekik, lalu dipukul, setelah dipukul kepala saya membentur lantai ubin elevator,” jelas Alia dengan suara gemetar.

“Jadi kepala saya kena, semua yang ada di badan saya dan pengangkatannya terhenti,” lanjutnya.

Alya mengatakan lift akan dibuka untuk sementara waktu. Namun Bintong terpaksa menutup lift kembali sehingga tidak ada seorang pun kecuali mereka berdua.

“Saya tidak tahu lagi, pikiran saya bingung harus berbuat apa, saya takut mati di dalam lift,” ujarnya.

Namun, saat lift di lantai dasar hotel terbuka, Alia berlari dan meminta bantuan kepada satpam yang berjaga.

Ia meminta bantuan karena Bintong mengambil ponselnya. 

Alia bercerita, saat itu Bintang sedang marah dan ponselnya ada di tangannya.

Tapi, satpam itu mengerti maksud Alya, dia takut.

Alhasil, satpam menasihati Bintong agar tidak bermain-main dengan perempuan, namun ia tidak menghiraukannya.

“Kata satpamnya pak pak, polisi bisa mengusut, dia menantang saya, tolong lapor, saya tidak takut, dia benar-benar kabur,” tutupnya.

Sementara hal itu dibenarkan AKP Dwi Mangalayudha, Kasat Reskrim Polsek Senkareng.

Menurutnya, korban mengajukan pengaduan ke polisi di Sengkareng karena kasus pemerkosaan tersebut.

Selain itu, polisi juga kesulitan menemukan tersangka.

“Kami sudah melakukan upaya klarifikasi kepada korban, saksi Badrudin dan saksi Lasden Sinaga,” kata Dwi saat dikonfirmasi, Selasa.

Klarifikasi juga dilakukan terhadap pihak yang dilaporkan Muhammad Bintang Aladawi. SP2HP pertama dan kedua sudah kami kirimkan, ujarnya.

Dwi menambahkan, korban menjalani pemeriksaan visum terkait luka yang dialaminya pasca penyerangan. (m40)

Artikel ini diterbitkan oleh WartaKotalive.com dengan judul Bukannya Minta Maaf, Korban Penganiayaan Lift Hotel Sengkareng Kembali Laporkan Korban

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *