Wartawan Tribunnews.com Namira Yunya melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Sejak dimulainya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, pemerintah AS di bawah kepemimpinan Presiden AS Joe Biden diam-diam telah mengirimkan 10.000 bom dan 2.000 pon amunisi ke Israel.
Hal ini dilaporkan oleh dua pejabat AS yang memberi pengarahan kepada Reuters mengenai daftar terbaru pengiriman senjata pada Sabtu, 29 Juni 2024.
Dua pejabat AS menjelaskan dalam laporan mereka bahwa negara mereka telah memasok 10.000 senjata mirip bom seberat 2.000 pon kepada Israel, di mana satu bom dapat menembus beton dan logam tipis serta menciptakan radius ledakan yang luas.
Daftar bom yang akan diserahkan Amerika Serikat ke Israel antara lain 14.000 bom MK-84 seberat 907,1 kg, yang terbuat dari logam 15 inci (38 cm) atau 11 kaki (3,4 m) mampu menembus beton dan memiliki radius mematikan yang mampu menembus beton. menimbulkan konflik. . 400 yard (370 meter).
Kemudian 3000 rudal Hellfire dengan jangkauan 8000 meter dengan kecepatan 1,3 (1591 km/jam) beserta 1000 penghancur bunker, 2600 bom berdiameter kecil, dan 6500 bom berbobot k 0,762 kg.
Meski dunia mengecam tindakan AS yang terus memberikan senjata perang kepada Israel untuk melakukan genosida total di Gaza, namun AS nampaknya tidak mundur dari dukungannya terhadap negara Zionis tersebut.
Para ahli mengatakan isi kiriman tersebut konsisten dengan kebutuhan untuk mengisi kembali persediaan yang digunakan dalam kampanye militer intensif Israel selama delapan bulan di Gaza.
“Meskipun angka-angka ini mungkin dirilis relatif cepat dalam konflik besar, daftar ini jelas menunjukkan bahwa sekutu Amerika di Israel sangat mendapat dukungan,” kata Tom Karako Israel Times, pakar senjata di Pusat Studi Strategis dan Internasional.
Gedung Putih menolak berkomentar. Kedutaan Besar Israel di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Namun seorang pejabat AS mengkonfirmasi bahwa pengiriman tersebut adalah bagian dari daftar senjata yang lebih besar yang dikirim ke Israel sejak dimulainya konflik Gaza.
Amerika telah menjadi pemasok senjata utama Israel
Selama beberapa dekade, Amerika Serikat (AS) telah menjadi pendukung utama keuangan militer Israel dalam setiap perang yang dilancarkan melawan musuh-musuhnya.
Tak mau membantu membela Israel, Negeri Paman Sam memberikan bantuan militer senilai $3,8 miliar atau setara $60,27 triliun setiap tahunnya.
Ketika ketegangan antara Hamas dan Israel terus berlanjut, Amerika Serikat terus mengirimkan 21.000 peluru artileri 155 mm ke Tel Aviv, ribuan amunisi bunker, dan 200 drone kamikaze, serta peralatan bom presisi Spice Family juta dolar atau setara Rp 5 triliun untuk Israel.
The Washington Post melaporkan bahwa sejak perang Gaza dimulai pada 7 Oktober, Amerika Serikat telah menyetujui setidaknya 100 perjanjian senjata dengan pendudukan Israel.
AS mengklaim penjualan rudal anti-tank ke Israel merupakan bentuk dukungan terhadap kepentingan keamanan Timur Tengah dari ancaman Hamas.
Namun proses ini mendapat sorotan negatif dari banyak pihak.
Aktivis hak asasi manusia juga menyatakan keprihatinan atas penjualan tersebut, dengan mengatakan bahwa tindakan AS tidak konsisten dengan upaya Washington untuk menekan Israel agar mengurangi korban sipil di Gaza.
Faktanya, transfer senjata dapat merusak perundingan damai yang sedang berlangsung.