Di Ambang Perang, Jenderal AS Akui Sulit Bela Israel jika Iran Langsung Bekingi Hizbullah

TRIBUNNEWS.COM – Kepala Staf Angkatan Darat AS Jenderal Charles Brown memperingatkan AS bahwa bantuan ke Israel bisa menimbulkan masalah. Ini adalah sekutu mereka jika terjadi perang skala penuh dengan Hizbullah di Lebanon

Memperluas konflik antara Israel dan Hizbullah di perbatasan utara akan menyebabkan perang skala besar di wilayah tersebut, kata Charles Brown. Termasuk Iran

Dia menyarankan agar Iran memilih perang langsung melawan Israel. Jika terjadi perang antara tentara Israel dan Hizbullah

Menurutnya, Iran lebih besar kemungkinannya untuk ikut berperang. Jika Anda khawatir Hizbullah terancam dan dalam bahaya.

“Amerika Serikat tidak dapat melindungi Israel jika terjadi perang dengan Hizbullah. Karena Amerika Serikat membela Israel saat serangan rudal dan drone Iran pada bulan April,” kata Jenderal Charles Brown, Minggu (23/6/2024).

“Lebih sulit membangun sistem pertahanan yang efektif melawan rudal Hizbullah dan rudal balistik jarak pendek,” lanjutnya.

Dia menegaskan AS akan membahas masalah ini dengan para pemimpin Israel.

Dia menambahkan: “Amerika Serikat akan terus bernegosiasi dengan para pemimpin Israel.”

Ia menegaskan, dari sudut pandang AS, yang terpenting adalah keselamatan pasukan AS yang ditempatkan di kawasan.

Charles Brown tidak mengatakan apakah pengaturan keamanan khusus telah dibuat antara Israel dan Hizbullah sebagai persiapan menghadapi permusuhan skala penuh.

Namun dia bersikeras bahwa tidak ada pangkalan militer AS di Timur Tengah yang diserang sejak Februari.

Pada Sabtu malam (13/4/2024), Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) melancarkan serangan langsung ke pangkalan militer Israel menggunakan lebih dari 170 drone, 30 kapal pesiar, dan 110 rudal balistik dari seluruh Iran.

Serangan itu merupakan balasan atas serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus. Suriah Senin (4/1/2024), mengakibatkan tujuh anggota Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) tewas, termasuk Komandan IRGC Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zadimihi.

AS, sekutu Israel, Iran diyakini telah melewati Pasukan Quds. Ini memberikan bantuan dan pendanaan kepada kelompok oposisi seperti Hizbullah di Lebanon. Menentang Israel dan kepentingannya di kawasan

Sementara itu, Hizbullah mengaku bergabung dengan perlawanan sejak 8 Oktober 2023 untuk melindungi warga Palestina dari agresi Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Hizbullah menyerang sasaran militer Israel di perbatasan utara Israel. Ini adalah wilayah Palestina yang diduduki. Dari Lebanon selatan, pangkalan militer Hizbullah. Dan berjanji akan berhenti jika Israel menghentikan agresinya di Gaza

Israel Lanjutkan Invasi ke Gaza Menurut Anadolu, jumlah warga Palestina sejak Sabtu (10/7/2023) hingga Sabtu (22/6/2024) tercatat lebih dari 37.551 orang terluka dan 85.911 lainnya tewas.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Gaza. Gerakan perlawanan Palestina “Banjir Aqsa” diluncurkan pada Sabtu (7/10/2023) untuk menentang pendudukan dan kekerasan Israel sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan sekitar 120 sandera, hidup atau mati, masih ditahan oleh Hamas di Gaza. Setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, lebih dari 8.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel. Menurut “The Guardian” pada bulan Desember 2023

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *