TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kemeriahan festival musik The Sounds Project terhenti dengan kedatangan The Changcuters. Penyanyi grup itu pingsan.
Inilah momen penyanyi The Changcuters Tria The Changcuters pingsan di atas panggung The Sounds Project, Sabtu (10/8/2024).
The Changcuters tampil pukul 20.45 WIB di hari kedua The Sounds Project dan membawakan dua lagu.
Sebelum kejadian, penyanyi bernama asli Tria Ramadhani itu tampil enerjik seperti biasanya di atas panggung.
Dalam video klip di media sosial, Tria pingsan saat menyanyikan lagu Gila-gilaan.
Tria maju ke depan dan sempat berkomunikasi dengan penonton dengan ikut bernyanyi mengikuti bagian refrain lagu.
Tak lama kemudian, Tria berjalan ke belakang panggung. Letaknya tidak jauh dari lokasi alat musik gendang.
Saat itu, tiga rekannya sedang melakukan adu gitar, dan rekan ketiga terlihat berjongkok.
Tak lama kemudian, beberapa pria berpakaian hitam mendatangi tempat Tria berada dan membawanya pergi.
Rupanya, Tria tiba-tiba pingsan, pingsan, dan kehilangan kesadaran.
Jika hal ini terjadi, aksi panggung berlanjut hingga lagu berakhir.
Setelah itu, aktivitas grup langsung dihentikan, dan seluruh tim produksi menghampiri Tria.
Pertunjukan dihentikan sekitar 20 menit, dan lampu panggung dimatikan.
Akhirnya panitia mengumumkan bahwa The Changcuters telah menghentikan operasinya.
Seorang pejabat agensi yang naik ke panggung mengatakan, “Saya meminta maaf sekali lagi atas nama agensi.”
Usai menyampaikan hal tersebut, perwakilan promotor bertemu dengan Kibil dan Alda.
Seorang pejabat agensi berkata, “Mohon doakan agar kami diberi kesempatan lagi.” Status terkini Third The Changcutters yang pingsan di atas panggung grup musik The Sounds Project The Changcutters. (Instagram/Kiville)
Bagaimana kondisi Tria yang pingsan saat tampil di The Changcuters?
Sebelum kabar ini tersiar, masih belum diketahui penyebab Tria pingsan.
Namun, sesaat setelah kejadian tersebut, Tria sadar kembali dan langsung dibawa ke rumah sakit.
Seorang pejabat agensi, yang menolak menyebutkan namanya, menulis pesan yang mengatakan, “Kabar terbaru dia sudah sadar dan dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan menyeluruh. Semoga cepat sembuh, Tria.”
Oleh karena itu, kondisi kesehatan Tria masih dalam pantauan dokter.
Seorang pejabat agensi berkata, “Mohon doakan agar kami diberi kesempatan lagi.”
Doa dan bela sungkawa para penggemar Kabar tumbangnya Tria yang meninggal dunia di panggung The Sounds Project memang menyedot perhatian.
Changcuter dianggap ahli.
“Mereka masih berusaha menyelesaikan lagunya dengan pantas dan penuh hormat,” tulis salah satu warganet di akun Febianity.
Akun Poppycantiekz pun ikut mengiringi kesembuhan Tria. “Tapi mereka profesional banget. Nggak berhenti di tengah jalan, mereka lari mengejar Tria secepat mungkin,” kata akun Poppycantiekz. Sebuah postingan di akun FairyUPay berbunyi, “Kamu terlihat rapi dengan baju itu. Aku berharap penyanyi itu cepat pulih dan dapat terus berkarya seperti biasa.”
Netizen lainnya berkata, “Semoga lekas sembuh dan sehat kembali, yang ketiga.”
Ternyata Tria belum pernah naik panggung dalam kondisi kurang fit. Gaya unik The Changcuters, mulai dari bermusik hingga penampilan panggung Grup Changcuters tampil di acara Djarum Tress For Life Menanam trembesi sekitar 296km sekitar Pulau Madura di Alun-Alun Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur pada Rabu (22/11). /2017). The Changcuters menjadi salah satu bintang tamu dalam acara Djarum Tress For Life, penanaman Trembesi 296 KM di sekitar Pulau Madura sekaligus turut serta dalam penanaman bibit Trembesi. Berita Treeburn/Jeffreyma
Grup musik Chang Cutters muncul pada bulan September 2004 dan masih aktif hingga saat ini.
Selain pria bernama lengkap Mohammad Tria Ramadhani alias Tria (penyanyi), grup ini juga diperkuat oleh Dipa Nandastyra Hasibuan atau Dipa (bass), Muhammad Iqbal yang lebih akrab disapa Qibil (gitar dan backing vokal), dan Arlanda Ghazali Langitan atau Alda. (gitar), Erick Nindyoastomo (alias Erick) (drum).
Mengutip Zamilah Alfauziah Syarifah dari Kompasiana, Changcutters memiliki berbagai macam brand image yang unik, mulai dari penampilannya yang unik hingga akting panggung yang asyik dan energik.
Gaya rambut Mrai yang nyentrik, lagu yang penuh beat, dan nuansa easy listening terlihat keren dan memancarkan warna musik rock and roll.
Di awal kemunculan grup tersebut, publik dikejutkan dengan penampilan Tria dengan gaya rockabilly five-cut, disusul dengan gaya bowl cut Alda dan Kivil, gaya berantakan Dipa, serta bowl cut Eric yang berlapis-lapis. Karakter mereka sendiri yang khas saat itu.
Dari tahun 2005 hingga 2010, potongan rambut emo terus mendominasi gaya rambut pria, dan pria mengenakan pakaian yang sama dari ujung kepala hingga ujung kaki: jaket kulit, celana skinny, kemeja, kaos polo, rompi, blazer, kemeja macan tutul, dan sepatu. Jangan lupakan aksesoris tambahan seperti kulit, dasi, dan kacamata hitam.
Seragam yang beragam, unik, dan kompak yang mereka kenakan di atas panggung, serta kostum vintage mereka, seolah membangkitkan perasaan melihat nuansa tahun 60an di masa kejayaan The Beatles versi lokal.
Celana skinny mereka mengingatkan kita pada The Rolling Stones.
Peran fashion stylist adalah Keyville secara langsung memadupadankan pakaian yang akan dikenakan di atas panggung kepada anggota staf lainnya dan memberikan instruksi terlebih dahulu.
Saat ini ada beberapa perubahan gaya, seperti gaya rambut dan pakaian, namun image tidak berubah seperti Dechang Cutters. Nuansa edgy, casual, rock and roll masih terlihat jelas pada masyarakat yang semakin modis.
Changcuter penuh energi saat mereka naik ke atas panggung. Beragam koreografi yang dimunculkan dalam lagu tersebut seolah menunjukkan sisi lain.
Daripada sekedar menyanyi atau memainkan alat musik, mereka menunjukkan ide-ide kreatif, dan setiap gerakan di atas panggung menceritakan sebuah cerita tentang setiap lirik.
Mereka menyebarkan virus rock and roll dan kita ikut merasakan mood yang mereka ciptakan. Penonton terpikat dengan perintah Tria, menyandarkan tubuh ke kiri dan ke kanan sambil menyanyikan “Serong Utama” dan memberi hormat kepada Kapten Qibil saat “Hijrah ke London”. “. ” Untuk lagu selanjutnya tentunya kita angkat tangan dan berteriak, berteriak, melompat dan bernyanyi.
Tria memiliki kecenderungan vokal yang unik sebagai penyanyi, dan ketika dia tampil di atas panggung, anggota lain selalu memberikan segalanya dan tampil.
(Tribunnews.com/Anita K Wardhani/M Alivio Mubarak Junior)