TRIBUNNEWS.COM – Seorang jurnalis Lebanon terluka ketika rudal Israel menghantam rumahnya saat melakukan wawancara langsung di TV pada Selasa (24/9/2024).
Menurut NDTV, Fadi Boudaya, pemimpin redaksi Miraya International Network, terlihat kehilangan keseimbangan dan terlempar akibat misil yang menghantam rumahnya.
Video penyerangan itu dibagikan di media sosial X.
Dalam video tersebut, Boudaya terlihat berbicara dan kemudian atap rumahnya runtuh di belakangnya.
Beruntung dia hanya mengalami luka ringan dalam kejadian tersebut.
Wartawan tersebut kemudian menyampaikan kabar terkini pada Selasa, X (24/9/2024).
“Terima kasih kepada semua orang yang menelepon, mengirim SMS, mengulurkan tangan, dan berbagi perasaan mereka,” tulisnya.
“Terima kasih Tuhan, saya baik-baik saja. Terima kasih Tuhan dan semoga berkah-Nya menyertai kami. Kami akan melanjutkan tugas media kami untuk mendukung perlawanan. Terima kasih dengan sepenuh hati.” Tangkapan layar Fadi Boudaya hampir hancur tertimpa reruntuhan yang terkena rudal Israel (Tangkapan Layar X malcolmx653459)
Serangan terhadap Fadi Boudaya terjadi pada saat ketegangan meningkat antara Israel dan kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran.
Sejak dimulainya perang Gaza pada Oktober lalu, kedua belah pihak terlibat dalam konflik lintas batas yang intens.
Permusuhan baru-baru ini mencapai puncaknya.
Situasi memburuk setelah serangan dunia maya menargetkan anggota Hizbullah.
Ribuan penelepon meledak dalam satu hari, dan keesokan harinya, ledakan terjadi di radio nirkabel. Tiga hari udara menerpa berturut-turut
Lebih dari 550 orang, termasuk 50 anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel di Lebanon pada Senin (23/9/2024).
Malam itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu merilis pesan video yang mendesak masyarakat Lebanon untuk meninggalkan rumah mereka.
“Mereka baru bisa kembali ke rumah setelah operasi selesai,” ujarnya.
Kemudian, pada hari Selasa, serangan udara Israel di Beirut menewaskan kepala divisi rudal Hizbullah, Ibrahim Kubaisi.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengkonfirmasi kematian Kubaisi, dengan mengatakan bahwa dia adalah tokoh kunci dalam operasi rudal Hizbullah.
Selain Kubaisi, setidaknya dua manajer senior lainnya dikabarkan tewas.
Menurut The New Arab, Israel melancarkan serangan udara terbarunya di Lebanon selatan dan timur pada hari ketiga pada Rabu (25/9/2024).
Sejak pukul 05.00 (02.00 GMT) pesawat-pesawat tempur musuh telah melancarkan serangan ke berbagai wilayah di Lebanon selatan, lapor Kantor Berita resmi Nasional.
Laporan tersebut mengatakan bahwa serangan udara berlanjut sepanjang malam di wilayah lain di selatan dan menimbulkan korban jiwa dalam jumlah yang tidak ditentukan.
Dilaporkan juga bahwa pesawat tempur musuh dan kendaraan udara tak berawak menargetkan banyak tempat di wilayah Baalbek di Lembah Bekaa di Lebanon timur setelah tengah malam. Hizbullah menyerang markas Mossad di dekat Tel Aviv
Menurut The New Arab, Hizbullah mengatakan mereka menembakkan roket yang menargetkan markas agen mata-mata Mossad di dekat Tel Aviv pada Rabu (25/9/2024).
Militer Israel mengakui serangan itu, dan mengatakan itu adalah rudal Hizbullah pertama yang mencapai wilayah Tel Aviv.
“Untuk pertama kalinya, sebuah rudal Hizbullah mencapai wilayah Tel Aviv. Rudal itu dicegat oleh IDF (tentara Israel),” kata seorang juru bicara militer kepada AFP.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)