Demikian dilansir jurnalis Tribunnews.com Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Deteksi dini merupakan bagian penting dalam proses pemulihan pasien kanker payudara.
Semakin dini terdeteksi, semakin parah penyakitnya. Penderita kanker payudara stadium awal memiliki peluang kesembuhan sebesar 80-90 persen.
Saat ini, kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua di Indonesia.
Alasan deteksi dini kondisi ini adalah kurangnya akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan.
“Menemukan stadiumnya merupakan hal terpenting dalam pengobatan kanker payudara. Diperlukan skrining dan alat atau teknik yang baik untuk mendeteksi kanker payudara agar dapat terdeteksi sejak dini dan pada akhirnya menyembuhkan pasien,” kata dr Bayu Brahma. , Sp.B (K) Onk saat ditemui Mayapa di RSUD Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (16/11/2024).
Ada beberapa metode pemeriksaan payudara yang sering digunakan orang, seperti USG dan mamografi.
Kedua cara ini bisa digunakan jika Anda menemukan tanda atau gejala yang bisa mengarah pada kanker payudara saat pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
Perkembangan teknologi juga membawa inovasi baru dalam industri kesehatan, salah satunya adalah mamografi 3D dan mamografi kontras.
Dr Bayu menjelaskan, mamografi 3D sensitif dan akurat dalam mendeteksi tumor atau terutama kanker payudara pada tahap awal.
Dengan demikian, kanker payudara ditemukan pada stadium awal.
Pada saat yang sama, mamografi kontras memberikan gambaran tumor yang jelas dan kontras dibandingkan dengan jaringan payudara normal.
Oleh karena itu, kanker payudara pada tahap awal terkadang terlihat seperti karang gigi kecil dan bukan tumor. Ini hanya dapat dideteksi dengan mamografi. “Jika kita mendeteksi adanya pengapuran semacam ini, biasanya perlu diangkat dan dioperasi, namun dengan teknologi ini, kami para profesional medis dapat mengambil sampel dengan jarum biopsi dengan cara yang minimal, yang sangat berguna bagi pasien,” ujarnya. menjelaskan.
Namun, tidak semua pasien yang diduga kanker payudara bisa menjalani mamografi.
Mamografi dianjurkan bagi orang yang berusia di atas 40 tahun karena jaringan payudara kurang padat.
Sedangkan pada usia di bawah 30 tahun, kanker payudara bisa dideteksi dengan USG atau MRI.
Bergabung dengan Spesialis Bedah Umum Dr. Levi Febriyan Simanjuntak, Sp.Rad, metode penelitian mamografi yang radiasinya sangat aman.
Radiasi yang digunakan dalam pemeriksaan mamografi sangat rendah.
“Mammografi tidak hanya untuk mencari kelainan. Dengan mamografi, kita bisa mengetahuinya lebih cepat. “Dan saat ini, mamografi masih menjadi tes terbaik untuk skrining pasien,” kata Dr. Levy.
Pada saat yang sama, Mayapada Hospital Jakarta memperkenalkan Mayapada Hospital Cancer Center sebagai pusat layanan yang dapat menyelesaikan permasalahan mulai dari pencegahan kanker, deteksi dini, diagnosis hingga perawatan pasca kanker yang berkesinambungan.
Dua tes kanker payudara, yaitu mamografi 3D dan mamografi kontras, dapat dilakukan di pusat skrining kanker payudara yang komprehensif.