Desainer Yurita Puji Dorong Noken Papua dari Aksesoris Tradisional ke Tren Fashion Global

Laporan jurnalis Tribunnews.com Eko Sutriyanto  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Papua merupakan salah satu provinsi yang memiliki kekayaan budaya luar biasa di Indonesia. 

Tak hanya terkenal dengan keindahan alam dan tradisi budayanya saja, seperti Noken yang merupakan aksesoris berupa tas anyaman yang terbuat dari serat alam seperti kulit kayu, rotan dan serat tumbuhan lainnya.

 Sejalan dengan perkembangannya, Noken kini tidak hanya digunakan oleh perempuan untuk mengangkut hasil panen, namun telah berkembang menjadi dunia modeling sebagai aksesoris pelengkap pakaian.

Hal ini terbukti dengan banyaknya peragaan busana pakaian adat Papua yang dilengkapi dengan Noken. Yang terbaru adalah Festival Noken Tanah Papua di Sarinah Mall, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat yang digagas Kementerian Kebudayaan (Kemenbud).

Festival yang dipadukan dengan berbagai kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan Noken sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda Indonesia (WBTb) atau Warisan Budaya Tak Benda (ICH) yang diakui dunia. Beragam busana khas Papua beserta kombinasi Noken dipamerkan di Festival Noken Tanah Papua, salah satunya menampilkan karya desainer Yurita Puji yang berkolaborasi dengan Yayasan Maramowe PT Freeport Indonesia. 

Di tangan desainer asal Bandung ini, Noken yang merupakan seni merajut bisa diaplikasikan pada berbagai jenis produk selain tas. 

“Saya melihat dari sudut pandang berbeda, saya bisa menciptakan imajinasi dengan memasukkan karya perajin daerah, khususnya Papua, ke dalam paket fesyen yang modern,” kata Puji kepada wartawan, Minggu (22/12/2024). Mahasiswa PhD Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia ini mengatakan, Noken awalnya dibuat dalam bentuk tas dari Papua.

Oleh karena itu, agar menjadi sebuah produk budaya yang dapat menjangkau masyarakat luas, tentunya harus dikembangkan produk turunannya, baik berupa tas yang lebih modern atau mungkin pakaian dan lain-lain.

 “Yang terpenting jangan sampai mengurangi nilai budaya itu sendiri, dan hal itu justru dapat berdampak pada perekonomian perajin Noken,” jelasnya. Noken adalah contoh nyata bagaimana warisan budaya dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian dan lingkungan.

Selain itu, diakui sebagai bagian dari Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, sehingga dapat merangsang inovasi di berbagai sektor. Dalam dunia fashion, Noken bisa menjadi produk yang sangat menarik dan unik. Dengan ciri-cirinya yang unik, cantik dan indah tentu akan tercipta sebuah produk yang berharga. “Selain dampak ekonomi, tentunya pendapatan yang dijanjikan dapat mendorong generasi penerus untuk meneruskan budaya pembuatan noken dan dapat ada inovasi-inovasi yang baik bagi noken untuk memperluas pasar,” ujarnya. Sekadar informasi, koleksi Yurita ditampilkan pada London Fashion Week Spring/Summer 2019, di De Vere Connaught Rooms, 61-65 Great Queen Street, Holborn, London. Di atas panggung, Yurita menampilkan 6 baju siap pakai khas Papua beserta aksesoris pendamping dari Yayasan Maramowe.

 Menurut Yurita, pertunjukan di luar negeri sangat berbeda dengan di Indonesia.

“Mengemas koleksi untuk pameran di luar negeri memang memerlukan kreatifitas, tidak hanya kreatifitas proyek, tapi juga dalam mengemas konsepnya, sehingga benar-benar siap untuk dibawa dan menyiapkan dokumen yang banyak,” jelas Yurita dan tidak hanya tahapan di luar negeri saja. dibutuhkan. desainer mampu membayarnya, namun lebih dari apa yang bisa diberikan oleh konsep tersebut dan itu semua adalah bagian dari pengalaman Galeri Indonesia sebelumnya di New York. 

“Saya senang bisa tampil di panggung-panggung besar, tapi saya sangat berharap panggung besar ini benar-benar bisa mempromosikan produk-produk budaya daerah yang berdampak nyata bagi perekonomian, bukan sekedar ajang promosi desainer,” ujarnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *