Depot Lumbung Pangan Bikin Harga Beras Premium Jadi Lebih Terjangkau, Rp 55 Ribu Per 5 Kg

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mahalnya harga berbagai produk pangan, khususnya beras, hingga saat ini terus menyumbang angka inflasi.

Peningkatan tersebut salah satunya disebabkan oleh peningkatan permintaan setiap tahunnya dan perubahan cuaca yang turut mempengaruhi terbatasnya hasil panen. Pembatasan ini menyebabkan harga naik dan naik karena tidak sesuai dengan permintaan.

Untuk mengatasi permasalahan tingginya harga pangan, Forum RT RW Kota Bandung bekerja sama dengan Padigital, sebuah platform yang mempertemukan petani dan pasar, meluncurkan 2 gudang Lumbung Pangan Sejahtera (LPS).

Dengan LPS ini, warga Kota Bandung bisa mendapatkan beras berkualitas tinggi dengan harga yang sangat murah, bahkan lebih murah dari harga pasar.

Peresmian kedua gudang LPS tersebut dihadiri oleh Ketua Persatuan Penggilingan Padi Jawa Barat (PERPADI) H. Carmin serta beberapa pejabat Pemkot Bandung dan pengurus Kadin.

Warga pun berbondong-bondong mendapatkan beras dengan harga terjangkau dan kualitas bagus.

”Harganya Rp 55 ribu per 5 kg. Minggu lalu harganya tinggi sekali, kata warga Desa Lebak Gede, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, saat ditemui di Depo LPS Lebak Gede, Jumat, 21 Juni 2024.

Apa itu Gudang Makanan yang Berkembang?

Ketua Pokja LPS Irwan Muchtar menjelaskan, LPS merupakan proyek yang lahir dari kerja sama Forum RT RW Kota Bandung dan Padigital. Pada program ini, untuk tahap pertama, LPS membuka layanan penyediaan beras berkualitas dengan harga lebih murah dari harga pasar.

Makanya lebih murah karena berasnya langsung dari pendamping petani di Padigital, kata Irwan.

Tak hanya berkomitmen menyediakan beras murah berkualitas, tambah Irwan, LPS juga berupaya memastikan distribusi beras berkualitas secara rutin setiap hari Minggu.

Dalam program LPS ini, warga harus mendaftar terlebih dahulu melalui link formulir yang disediakan Padigital. “Hanya warga yang terdaftar saja yang berhak mendapatkan beras murah dan berkualitas ini,” tegas Irvan.

Meski programnya berupa penyediaan beras murah berkualitas dan ke depan bahan pokok lainnya, Irwan menegaskan LPS bukanlah pedagang sembako.

“LPS bukan pengecer sembako. Namun merupakan forum masyarakat sipil yang berupaya menjadi faktor antara produsen dan konsumen, yang proses kerjanya melibatkan berbagai pihak sesuai aturan yang ada, tegas Irvan.

Irwan menjelaskan, LPS juga merupakan upaya mempererat persatuan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.

Depo LPS 151

Ketua Forum RT RW Kota Bandung Lily Maulana mengucapkan terima kasih atas kerja sama dengan Padigital yang memberikan solusi terhadap masalah mahalnya beras dan kerawanan pangan di Kota Bandung.

Sejak beberapa bulan lalu, menurut Lily, harga beras mahal, bahkan langka. Hal ini, kata dia, berdampak pada kerawanan pangan bagi masyarakat Kota Bandung.

“Beras murah biasanya hanya tersedia melalui skema pengadaan murah pemerintah. Harganya biasa saja, tapi kualitasnya kurang bagus dan masyarakat harus antri di cuaca panas, kata Lily usai peluncuran Lumbung Pangan Sejahtera, Jumat 21 Juni 2024.

Dengan adanya LPS ini, ribuan keluarga miskin dan sangat miskin di Kota Bandung akan sangat terbantu.

”Tetapi LPS tidak hanya diperuntukkan bagi keluarga miskin. “Masyarakat lain juga bisa mendapatkan beras murah berkualitas ini asalkan mendaftar di aplikasi Padigital,” jelas Lily.

Rencananya, kata Lily, pihaknya akan membuka 151 gudang di 151 kecamatan di Kota Bandung.

Padigital Siap Hadirkan Beras Premium Berkelanjutan dengan Harga Terjangkau

Kehadiran LPS di Kota Bandung merupakan sebuah terobosan yang memberikan solusi untuk memiliki beras berkualitas tinggi yang terjangkau bagi masyarakat di tengah kelangkaan dan tingginya harga beras di pasaran.

Menurut CEO dan co-founder PADIGITAL Pamrihadi Wirayro, kehadiran beras premium yang terjangkau dan berkelanjutan merupakan bukti model bisnis yang diciptakan Padigital.

“Padigital merupakan platform yang menghubungkan investor pengelolaan pertanian dan hilirisasi sehingga masyarakat bisa mendapatkan beras dengan harga murah dan kualitas bagus,” jelas Pamrihadi.

Kuncinya, kata Pamrihadi, peternakan ini benar-benar dijalankan oleh pihak-pihak yang paham manajemen, dan hasil produksinya langsung didistribusikan ke konsumen.

Pengelola peternakan ini, kata Pamrihadi, membuat perencanaan mengenai rencana kebun, rencana panen, termasuk rincian anggaran belanja (RAB). Lalu katanya, Manajer Pertanian bersama para petani dia bantu untuk melakukan penanaman hingga panen.

“Berasnya akan langsung dikirim ke gudang LPS dan hanya diambil oleh konsumen. Jadi tanpa melalui tangan lain. Jadi harganya lebih murah,” jelas Pamrihadi.

Oleh karena itu, melalui platform ini, petani dapat menentukan harga jual berasnya dengan mempertimbangkan biaya tanam. Baru kali ini ada sistem dimana petani menjadi price taker lagi (mereka hanya mengambil harga pasar).

Platform ini juga memperpendek atau memperpendek rantai pasok sehingga harga jualnya sangat murah.

Agar produksi padi berkelanjutan, Manajer Lapangan menyiapkan jadwal tanam. Oleh karena itu, menurut Pamrihadi, tidak ada penanaman serentak, melainkan penanaman berpola. Sejauh ini, tambah Pamrihadi, Padigital telah membantu para petani yang tersebar di seluruh Jawa Barat, mulai dari Serang Banten hingga Lampung.

”Pola ini sudah berjalan di Jakarta dan Bandung. Kedepannya kita akan memperluas wilayah. Dan program ini terbuka untuk siapa saja,” pungkas Pamrihadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *