TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini memperingatkan bahaya perubahan iklim yang akan sangat berdampak pada ketahanan pangan.
Pakar ekonomi Ferry Latuhihin mengatakan, dari tahun ke tahun pasokan pangan selalu menjadi permasalahan sulit karena kekurangan selalu ada dan belum terselesaikan oleh Bapanas dan Perum Bulog.
“Kejadian ini bukan hal baru. Tahun demi tahun persediaan pangan selalu karena kelangkaan,” tegasnya, Senin (29 Juli 2024).
Ferry mengingatkan pentingnya Bapanas-Bulog dalam mengurangi risiko kelangkaan guna mencegah gejolak pasar yang dapat meningkatkan harga komoditas.
Ferry pun mengingatkan Bapanas-Bulog agar tidak membuat pasar panik.
“Organisasi tersebut (Bapanas-Bulog) harus efektif mengurangi risiko kelangkaan agar tidak terjadi gejolak pasar yang dapat menaikkan harga produk,” kata Ferry.
Ferry menambahkan, jika kita tidak menghentikan kenaikan harga pangan yang menyebabkan kepanikan pasar, maka akan menyebabkan inflasi melonjak. Jika inflasi naik, lanjut Ferry, akan berdampak besar dan buruk bagi perekonomian Indonesia.
“Jika tingkat inflasi meningkat maka dampaknya negatif terhadap pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa perubahan iklim akan berdampak besar terhadap pangan, khususnya di Indonesia.
Pesan Jokowi tersebut merupakan teguran kepada Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dan Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi di tengah denda Rp 294,5 miliar.
Ketua Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya terus berupaya menjaga dan memperkuat Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 125 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Program Pangan Pemerintah (CPP). Terkait hal itu, pihak Bapanas mengakui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan membantu pelaksanaan CPP adalah Perum Bulog.