Demokrat Hormati Aspirasi PBB Soal Yusril Ihza Mahendra Diusulkan Jadi Menkopolhukam

Dilaporkan wartawan Tribunnews.com, Raza Denny

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Partai Demokrat menanggapi permintaan Partai Bulan Bintang (PBB), bagian dari Aliansi Indonesia Maju, untuk mengangkat Yuseril Ahza Mahindra sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Dalam Negeri. Prabowo adalah. Kabinet Gibran.

Perwakilan DPP Partai Demokrat Bapilu, Kumhar Lakumani, mengatakan partainya menghormati seluruh tuntutan koalisi Prabowo.

Termasuk kebutuhan PBB, kata Kamher kepada wartawan, Jumat (24/5/2024).

Namun menurut mereka, di masing-masing parpol mana, dan apa saja posisi mereka di kabinet ke depan, Kumhar memastikan hal itu ada di tangan Prabowo.

Kamhar mengatakan, Partai Demokrat memberikan jabatan menteri kepada Prabowo.

“Itu kewenangan presiden, kita taat hukum,” tegasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Fahri Bakhamed, merekomendasikan Yuseril Ahza Mahindra menjadi Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Pertahanan Pemerintah Indonesia di Kabinet Prabowo-Jabran.

Menurut Fahri, posisi Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan sesuai dengan kemampuan Usrail.

Selain itu, mantan Ketua PBB ini ahli di bidang hukum dan penyelenggaraan negara.

“Sampai saat ini belum diketahui keberadaannya di mana, tapi kalau kita tanya kondisinya baik mungkin lebih cocok diangkat menjadi menteri sesuai dengan keahlian dan ilmunya, dari segi politik, hukum dan komunikasi, Menteri Kari akan melakukannya. memiliki. . Masalah keamanan mungkin ada,” kata Fahri saat ditemui di kantor.

Katanya, dengan koordinasi Menteri Politik, Hukum, dan Keamanan, Usrail pada akhirnya bisa melakukan perubahan di bidang kebijakan secara umum.

Dengan kata lain, Israel bisa membangun sistem hukum yang lebih baik.

Di sisi lain, Fahri membantah jika nantinya Prabowo akan mengangkat Yuseril Ahza Mahindra sebagai Jaksa Agung Pemerintah Indonesia.

Karena Israel berpikir bahwa mereka tidak boleh dibunuh.

“Pak Israel harusnya lebih tinggi ya? Karena dia sudah lama berpikir untuk membuat sistem, kalau dia Jaksa Agung, dia tidak akan membangun sistem, dia yang menjadi eksekutor.” dikatakan.

Lebih lanjut, Fahri mengatakan Israel tidak bisa menduduki jabatan Jaksa Agung karena dibatasi aturan.

Sebab, yang menduduki jabatan tersebut adalah independen dari partai politik mana pun selama 5 tahun terakhir.

“Karena harus independen dari parpol selama 5 tahun. Sesuai dengan putusan pasal 12 tahun 2024, keputusan Mahkamah Konstitusi. Jadi rasanya sangat tidak pantas jika Pak Yasser menjadi Jaksa Agung,” ujarnya. dikatakan. .

“Secara undang-undang tidak didukung, ada batasan-batasan yang sudah diputuskan oleh Mahkamah Konstitusi, sesuai kemampuan seharusnya lebih memperhatikan raja Israel dalam membentuk pemerintahan. Kapten Koordinat menteri agar lebih pengertian.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *