Wartawan Tribunnews.com Endrapta Pramudhiaz melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ribuan pengemudi ojek online (ojol) menggelar aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka pada Kamis (29/08/2024).
Beberapa permintaan ditujukan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Artinya memerlukan revisi dan penambahan Pasal no. 1 Permenkominfo Tahun 2012 tentang Formula Pelayanan Pos Komersial Bagi Mitra Ojek Online dan Kurir Online di Indonesia.
Oleh karena itu, mereka meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika mengevaluasi dan memantau segala bentuk kegiatan bisnis dan program aplikasi yang diyakini mengandung unsur ketidakadilan terhadap mitra pengemudi ojek online dan kurir online di Indonesia.
Pakar lalu lintas Institut Teknologi Bandung (ITB) Sony Sulaksono juga mengatakan, seharusnya permintaan pengemudi ditujukan kepada aparat penegak hukum, bukan pemerintah.
“Selama ini sepertinya pemerintah belum bisa berbuat banyak untuk mengatur aparat penegak hukum,” ujarnya kepada Tribunnews, Kamis.
Dia mengatakan, harga ditetapkan oleh kontraktor dan dihitung seluruhnya berdasarkan komersial.
Jadi batas atas dan bawah yang ditetapkan pemerintah bagi operator tidak mengikat operator.
“Apakah ada operator yang dikenakan sanksi karena tidak melakukan penyesuaian harga berdasarkan peraturan pemerintah? Tidak ada,” kata Sony.
Dia mengatakan Kementerian Perhubungan tidak bisa memberikan sanksi kepada para pemohon karena mereka mengaku sebagai perusahaan e-commerce yang basisnya di Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Sementara itu, Kominfo tidak bisa memberikan sanksi kepada pelamar yang berkaitan dengan bidang usahanya.
Amanat Kominfo bukan di bisnis aplikasi. Kominfo hanya mementingkan penggunaan konten, bandwidth, dan lain-lain, kata Sony.
Dia mengatakan, pemerintah tidak bisa menerapkan peraturan pada entitas di luar wilayah hukumnya.
Menurut dia, jika pemohon terdaftar sebagai transporter, Kementerian Perhubungan hanya bisa mengaturnya.
“Di banyak negara, transportasi online sudah dicirikan sebagai bisnis transportasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi,” kata Sony.
Jadi dia melihat dari awal bahwa masalah ini tidak akan pernah terselesaikan karena sampai saat ini belum ada solusi yang ditemukan.