Dede Yusuf Tolak Usul Legalkan Politik Uang: Orang Akan Berlomba-lomba Cari Duit Tidak Benar

Laporan tersebut disampaikan reporter Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota DPR RI dari Partai Demokrat, Mr. Yusuf Macan Effendi menolak rencana pendanaan politik untuk menyetujui pemilu.

Hal ini pun bertentangan dengan usulan anggota Komisi II DPR RI di bidang PDIP Hugua.

Ia mengatakan, pemberian hadiah kepada masyarakat yang berada di PKPU dilarang.

Katanya kalau pahalanya kurang dari Rp 40 ribu.

“Di PKPU itu ada pembatasan terhadap barang-barang yang boleh diberikan kepada masyarakat, seperti kaos, gelas, yang harganya kurang dari Rp 40 itu memang ada. Jadi kalau ditanya m, ada. kebijakan moneter. Kalau mau kasih kaos, uang juga modal, Kamis (16/5/2024).

Dede Yusuf pun meminta maaf atas banyaknya uang yang bisa diberikan parlemen kepada rakyat. Ia juga khawatir bahwa pengaturan kebijakan moneter dapat menyebabkan anggota parlemen mencari uang secara tidak tepat.

“Kalau dilegalkan, bagaimana cara legalnya, sampai Rp satu juta, siapa yang punya uang, persoalannya kalau dilegalkan, masyarakat akan berlomba-lomba mendapatkan uang, dan hasilnya mewakili rakyat.” tidak bagus,” katanya.

Selain itu, Dede menyarankan agar semua pihak memperbaiki sistem pemilu di Indonesia. Dengan begitu, tidak akan ada legislator pesaing yang menghasilkan uang dari politik.

“Menurut saya, kita Demokrat tidak setuju, sebaiknya kita persiapkan agar masyarakat memahami visi dan pesan, catatan, atau komitmen politik apa pun yang diambil oleh anggota Kongres. Undang-undang itu diperoleh masyarakat. . Percayalah, itu bukan hadiah yang bagus. uang politik,” tutupnya.

Anggota Komisi II DPR RI dari PDIP, Hugua, dalam rapat dengar pendapat (RDP) ruang Komisi II DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (15/5/2024) Rabu sore. .

Hugua meminta KPU membuat undang-undang untuk mendukung kebijakan moneter dan persaingan pemilu.

“Bukankah kita menganggap kebijakan moneter didukung oleh undang-undang, dan PKPU memiliki batasan tertentu?” dia berkata.

Menurut Hugua, kebijakan moneter penting dan anggota DPR tidak bisa dipilih tanpa kebijakan moneter.

“Karena kebijakan fiskal itu penting, dan tanpa kebijakan fiskal [pemilihan], tidak ada yang akan memilih, tidak ada pemilu di masyarakat karena lingkungannya berbeda,” ujarnya.

Anggota DPR Daerah Pemilihan (dapil) Sultra ini meminta KPU mengesahkan kebijakan moneter dengan pembatasan.

Oleh karena itu, kita harus melegalkan batasan tertentu, kita sarankan misalnya lebih dari Rp 20 ribu atau 50 ribu Rp 1 juta atau Rp 5 juta, ”ujarnya.

Hugua menegaskan, pemilu kali ini merupakan kompetisi bagi para pebisnis karena kebijakan moneternya besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *