TRIBUNNEWS.COM – Debat kedua calon presiden AS 2024 atau debat pertama antara Donald Trump dan Kamala Harris berlangsung pada Selasa malam (10-9-2024) malam waktu setempat.
Kedua kandidat tak segan-segan saling serang dalam debat tersebut.
Donald Trump mengatakan Kamala Harris membenci Israel dan dia lebih memilih “pesta persaudaraan” daripada menghadiri pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Kongres, NewsNation melaporkan.
Beberapa waktu lalu, saat Netanyahu berkunjung ke Amerika, Trump sempat menyinggung ketidakhadiran Harris.
Mendengar tudingan tersebut, Harris membantah dirinya membenci Israel.
Dia menggambarkan Trump lemah dan salah dalam kebijakan luar negeri dan keamanan nasional.
Harris juga mengatakan Trump memuji para diktator. Debat calon presiden AS antara Donald Trump dan Kamala Harris, Selasa 10 September 2024 (Youtube The Wall Street Journal)
Kandidat presiden dari Partai Demokrat itu juga mengutip pernyataan Trump bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dapat melakukan apapun yang dia inginkan dan menyebut invasi Putin ke Ukraina sebagai langkah yang bagus.
Harris mengatakan para diktator mendukung terpilihnya kembali Trump karena mereka dapat menipu Trump dengan sanjungan dan bantuan.
Harris mengatakan itu sebabnya para pemimpin militer yang bekerja dengan Trump menyebutnya sebagai aib. tentang perang di Timur Tengah
Saat ditanya bagaimana menghadapi perang di Timur Tengah, Harris mengatakan Israel berhak membela diri.
Harris mengutip serangan 7 Oktober dan mengatakan banyak warga Palestina tewas dalam pertempuran di Gaza.
Ia mengatakan perang harus diakhiri, gencatan senjata harus dicapai dan sandera harus dibebaskan oleh Hamas.
Harris mengatakan pemerintahan Biden bekerja sepanjang waktu untuk mencapai kesepakatan dan mengatakan harus ada solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina.
Sementara itu, Trump menjawab bahwa perang tidak akan pernah terjadi jika dia menjadi presiden dan mengklaim tidak akan ada perang di Ukraina juga.
Trump mengatakan tidak ada uang untuk melakukan teror selama masa kepresidenannya.
Jika ia menjadi presiden, Iran tidak lagi dapat mendanai kelompok proksinya, meskipun negara tersebut telah mendanai kelompoknya selama beberapa dekade.
Namun, Trump tidak menjawab pertanyaan moderator tentang bagaimana ia akan bernegosiasi dengan Israel dan mengakhiri perang di Gaza.
Berikut posisi Kamala Harris dan Donald Trump terkait situasi di Timur Tengah:
Donald Trump:
– Belum mengumumkan rencana apapun terkait perang antara Israel dan Hamas jika terpilih kembali pada tahun 2024.
-Menyatakan bahwa perang “harus terjadi”.
– Dikatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada bulan Oktober: “Kita harus melindungi Israel. Tidak ada pilihan lain.”
– Mengkritik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan menampilkan dirinya sebagai sekutu kuat Israel.
– Meminta badan intelijen Israel untuk “meningkatkan permainan mereka”.
Kamala Haris:
– Pada bulan Maret, seruan dibuat untuk segera melakukan gencatan senjata di Gaza dan situasinya digambarkan sebagai “bencana kemanusiaan,” menurut The New York Times.
– Mengatakan ancaman Hamas terhadap Israel harus dihilangkan, namun juga mengatakan terlalu banyak warga Palestina yang tidak bersalah telah terbunuh.
– Protes terhadap serangan Israel di Rafah di Gaza selatan, di mana lebih dari satu juta orang terpaksa mengungsi. ‘Saya sudah mempelajari petanya. Tidak ada tempat bagi orang-orang itu untuk pergi,” katanya.
– Telah berulang kali menyatakan dukungannya terhadap solusi dua negara. Tentang pemilihan presiden AS 2024
Menurut BBC, warga Amerika akan memilih presiden baru pada November tahun depan.
Mereka juga akan memilih anggota Kongres, yang memainkan peran penting dalam meloloskan undang-undang yang dapat berdampak besar pada kehidupan Amerika.
Pemilu AS 2024 akan digelar pada Selasa, 5 November 2024.
Pemenangnya akan menjalani masa jabatan empat tahun di Gedung Putih mulai Januari 2025.
Presiden sendiri mempunyai kewenangan untuk mengesahkan beberapa undang-undang, namun umumnya dia harus bekerja sama dengan Kongres untuk mengesahkan undang-undang.
Di panggung dunia, para pemimpin Amerika mempunyai kebebasan yang luas untuk mewakili negaranya di luar negeri dan menjalankan kebijakan luar negeri.
Dua partai utama Amerika, Partai Republik dan Demokrat, mencalonkan calon presiden dengan mengadakan serangkaian pemilihan pendahuluan yang disebut pemilihan pendahuluan dan kaukus negara bagian.
Dalam pemilihan pendahuluan tersebut, rakyat Amerika memilih siapa yang mereka inginkan untuk memimpin partainya dalam pemilihan umum.
Di Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump memenangkan dukungan partainya dengan selisih yang sangat besar dibandingkan para pesaingnya.
Untuk Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris ikut mencalonkan diri setelah Presiden Joe Biden mengundurkan diri dan tidak ditantang oleh Demokrat lainnya.
Ada juga beberapa calon independen yang mencalonkan diri sebagai presiden.
Salah satu yang paling menonjol adalah Robert F. Kennedy Jr., mantan Presiden John F. Dia adalah sepupu Kennedy.
Namun, pada akhir Agustus ia menghentikan kampanyenya dan mulai mendukung Trump.
(Tribunnews.com, Tiara Shelvey)