DBD Jadi Ancaman Serius, Ini 6 Strategi untuk Tanggulangi Dengue di Indonesia

Laporan jurnalis Tribunnews Choirul Arifin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah menyatakan perang terhadap demam berdarah dengue (DBD) karena penyakit ini berisiko berakibat fatal bagi penderitanya.

Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr Dante Saksono Harbuwono Sp.PD-KEMD mengatakan sejak tahun 2023 hingga 2024 terjadi tren peningkatan kasus DBD di Indonesia, pemerintah berkomitmen penuh untuk mengendalikan DBD melalui upaya pencegahan terpadu.

Ia mengatakan, ada 6 strategi nasional pengendalian demam berdarah di Indonesia. yaitu pengelolaan perkuatan vektor yang aman dan berkelanjutan; peningkatan akses dan kualitas penanganan demam berdarah; memperkuat pengawasan luas terhadap demam berdarah dan manajemen epidemi secara cepat; Meningkatkan partisipasi masyarakat yang berkelanjutan.

Strategi berikutnya adalah memperkuat keterlibatan pemerintah, pengelolaan agenda kebijakan, dan kemitraan. dan mengembangkan penelitian, intervensi, inovasi dan penelitian sebagai dasar pengelolaan kebijakan dan program berbasis bukti.

“Keberhasilan pengendalian DBD memerlukan kerja sama semua pihak. Kolaborasi lintas sektoral yang kolaboratif sangat penting untuk memastikan pencegahan dan pengendalian demam berdarah yang efektif di seluruh Indonesia,” kata Dante dalam pidatonya pada konferensi pers Takeda Indonesia pada Kamis, 18 September 2024 yang membahas tentang upaya penanganan demam berdarah di Jakarta. .

Beberapa program yang dilaksanakan adalah pemberantasan kandang nyamuk melalui 3M Plus, Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) serta intervensi inovatif seperti pelepasan nyamuk Wolbachia.

Pemerintah juga mengupayakan berbagai kemitraan multisektoral termasuk menjadi tuan rumah KTT Arbovirus Internasional pada tahun 2024.

Kementerian Kesehatan RI bersama Badan Kesehatan DPR RI, dengan dukungan Bio Farma, PT Takeda Innovative Medicines, World Mosquito Program dan pemangku kepentingan lintas sektor, membentuk Aliansi Bersama Melawan Demam Berdarah Dengue (KOBAR) pada tahun 2023 untuk mengembangkan penyakit demam berdarah yang efektif. Pencegahan lebih luas di Indonesia.

Andreas Gutknecht, CEO PT Takeda Innovative Medicines, mengatakan DBD merupakan ancaman serius bagi masyarakat dan negara terdampak, Indonesia. “Setiap orang mudah terkena demam berdarah tanpa memandang usia dan gaya hidup. Demam berdarah juga banyak menyerang anak-anak,” ujarnya.

Ia menekankan, demam berdarah adalah tragedi yang bisa dicegah. Setiap kali terjadi wabah demam berdarah, kita diingatkan bahwa penyakit ini bisa dicegah.

“Kami mendorong masyarakat untuk melakukan pencegahan demam berdarah secara serius. Hingga saat ini, belum ada pengobatan khusus untuk demam berdarah, sehingga pencegahan sangatlah penting. Edukasi diri sendiri dan orang lain, usir nyamuk dengan 3M Plus, gunakan vaksin DBD,” ujarnya.

Ia menambahkan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merekomendasikan vaksinasi demam berdarah bagi orang dewasa dan anak-anak sebagai bagian dari upaya Kementerian Kesehatan RI untuk mewujudkan negara bebas demam berdarah pada tahun 2030. “Indonesia memerlukan pendekatan komprehensif dalam pencegahan demam berdarah,” kata Andreas.

Dr Anggraini Alam Sp.A (K), Ketua Departemen Penyakit Menular dan Tropis PB IDI UKK, menjelaskan demam berdarah menyerang semua usia, mulai dari bayi baru lahir hingga orang tua, seperti yang banyak ditemui pasien di rumah sakit.

“Demam berdarah pada anak-anak paling banyak menyerang orang berusia 5 hingga 14 tahun. Seseorang yang terinfeksi virus dengue dapat menulari 6 orang lainnya. Sekitar 73 persen kasus demam berdarah terjadi pada anak-anak berusia antara 5 dan 44 tahun.” Dia menjelaskan.

Dijelaskannya, sumber penularan DBD ada 2 yaitu nyamuk pembawa virus DBD. Virus demam berdarah mempunyai 4 sel.

“Nyamuk ini bisa menempuh jarak 100 meter ke depan, kanan, kiri dan belakang atau jarak 2 hektar. Nyamuk ini mempunyai karakter yang unik. Merupakan spesies nyamuk pekerja yang menyerang korbannya dari siang hingga malam hari. Oleh karena itu, masyarakat usia kerja banyak yang terkena penyakit demam berdarah,” ujarnya.

Ia mengatakan, nyamuk pembawa virus demam berdarah hanya menyerang manusia dan mampu menggigit berkali-kali saat menyerang. “Cuacanya cepat berubah, panas, dan mudah hujan sehingga membuat nyamuk menyerang dengan keras,” ujarnya mengingatkan.

Ia mengatakan, saat ini belum ada pengobatan bagi orang yang terjangkit virus dengue. Virus ini menyebabkan pendarahan. Orang tua mungkin menggambarkan bahwa demam berdarah datang secara tiba-tiba dan memiliki 3 tahap kritis dalam jangka waktu satu minggu hingga 10 hari.

“Korban sempat demam, lalu mereda, lalu mereda lagi. Saat demamnya turun, korban justru mengalami fase kritis, bukan fase sehat. Korban tampak gelisah dan tidak mampu berbicara saat berbicara. Oleh karena itu, hati-hati saat demam turun,” ujarnya mengingatkan.

Anak kecil yang belum bisa berbicara dan tertular virus demam berdarah biasanya tidak memiliki muka merah dan pilek.

Untuk itu, dr Angreni menekankan pentingnya memastikan vaksinasi demam berdarah.

“Indonesia memiliki jumlah kasus demam berdarah tertinggi di Asia Tenggara. Vaksin demam berdarah dapat diberikan dua kali untuk orang dewasa berusia 6 dan 44 tahun, kata Dr Angreni.

Derek Wallace, presiden unit bisnis vaksin global Dr. Takeda, yakin Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk memerangi demam berdarah.

“Dari perspektif global, Indonesia merupakan model bagi dunia dalam pencegahan demam berdarah, dimana para pemangku kepentingan dari berbagai sektor bekerja sama secara efektif untuk memerangi penyakit mematikan ini,” ujarnya.

Peran utama pemerintah dalam memimpin inisiatif pengelolaan vektor, memperkuat kolaborasi multi-sektor dan menyelaraskan metode pencegahan inovatif seperti vaksinasi dengan strategi nasional menunjukkan pendekatan terpadu yang membuahkan hasil.

“Dengan komitmen berkelanjutan dari seluruh pemangku kepentingan, saya yakin Indonesia akan berada pada jalur yang tepat untuk mencapai tujuan bersama yaitu nol kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030.” – katanya.

Dia juga menekankan. DBD disebabkan oleh empat serotipe virus dengue dan merupakan penyakit serius yang menyerang seseorang lebih dari satu kali, dan infeksi selanjutnya bisa lebih parah.

 

Tanda tangan:

Acara media Takeda Indonesia membahas upaya pengendalian demam berdarah di Indonesia pada Kamis, 18 September 2024.

  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *