Reporter Tribunnews.com Rina Ayu melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Demam berdarah dengue (DBD) menjadi ancaman yang semakin meningkat.
Jika dulu penyakit DBD hanya dianggap sebagai penyakit musiman yang puncaknya biasanya terjadi pada musim hujan, kini masyarakat perlu lebih mewaspadai bahwa tren DBD terjadi sepanjang tahun.
Meskipun demam berdarah biasanya mengalami fluktuasi musiman, peningkatan suhu global dapat memperpanjang siklus penularan, sehingga menyebabkan wabah menjadi lebih sering dan meluas, menurut studi tersebut.
Hal ini dilaporkan oleh Kelompok Kerja Penyakit Arbovirus Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kementerian Kesehatan Indonesia. Agus Handito, SKM, M.Epid turut serta dalam acara bertajuk “Lindungi Keluarga Anda dari Demam Berdarah: #Ayo3MPlusVaksinDBD” di Jakarta pada Sabtu (11 September 2024).
“Epidemi DBD di Indonesia saat ini merupakan tantangan yang serius. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut, khususnya dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), namun kita masih melihat kasus Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) setiap tahunnya,” Dr. Agus mengatakan jumlah kasusnya berubah. “
Indonesia menghadapi peningkatan kasus demam berdarah yang signifikan, dengan 208.817 kasus dan 1.224 kematian pada minggu ke-42 tahun 2024.
Jumlah ini hampir tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang menandakan bahwa semua pihak harus meningkatkan upaya pencegahannya.
Agus berpesan, setiap orang harus berperan dalam meningkatkan kesadaran terhadap potensi penularan demam berdarah yang bisa terjadi kapan saja sepanjang tahun.
“Makanya jangan sampai epidemi ini terjadi dulu baru bertindak belakangan, melalui pendekatan yang berlapis dan kolaboratif, bersama-sama kita bisa melindungi diri kita sendiri dan orang-orang tercinta dari ancaman demam berdarah yang semakin mengkhawatirkan,” ujarnya. Vaksin yang aman
Anggota Kelompok Kerja Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2004 hingga 2024, Prof. Ph.D. Ph.D. Soedjatmiko, SpA(K), Msi, salah satu pembicara dalam acara tersebut menjelaskan, sekitar 50% kematian akibat DBD terjadi pada anak sekolah usia 5-14 tahun.
Selain pencegahan gigitan nyamuk dengan 3M Plus, masyarakat dapat mempertimbangkan upaya pencegahan inovatif lainnya seperti imunisasi demam berdarah.
Vaksin demam berdarah yang ada saat ini telah disetujui BPOM untuk digunakan pada kelompok usia 6 hingga 45 tahun terhadap 4 serotipe demam berdarah dan direkomendasikan oleh IDAI mulai tahun 2023.
Anak-anak dan orang dewasa yang terinfeksi satu jenis virus dengue masih dapat tertular virus dengue jenis lain, dan gejala infeksi berikutnya mungkin lebih parah. Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan rekomendasi vaksinasi dan perlindungan yang optimal.
Andreas Gutknecht, presiden PT Takeda Innovative Medicines, menambahkan bahwa tidak ada pengobatan khusus untuk demam berdarah dan pencegahan adalah kuncinya. Oleh karena itu, ia mendorong semua orang untuk mendidik diri sendiri dan orang lain tentang risiko demam berdarah.
Ada beberapa tindakan sederhana yang bisa Anda lakukan sendiri, seperti menggunakan metode 3M Plus untuk mengendalikan populasi nyamuk.
“Bersama-sama kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman, sehat bagi keluarga dan masyarakat di seluruh Indonesia. Setiap langkah yang kita ambil hari ini merupakan investasi untuk masa depan yang lebih baik,” ujarnya.