TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit mematikan yang banyak menyerang wilayah di Indonesia.
Melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan rumah sakit serta fasilitas kesehatan nasional, pemerintah telah menetapkan tujuan untuk mengurangi penyebaran demam berdarah pada tahun 2030.
Berdasarkan hasil pendataan, tiga dari empat kematian akibat DBD sebagian besar terjadi pada anak usia 0-14 tahun.
Dokter Spesialis Anak dr Sri Wahyu Herlinawati, Sp.A, M.Kes kembali menegaskan pentingnya upaya pencegahan penyebaran penyakit DBD. Yang paling mendasar adalah 3M Plus.
“Strategi pencegahannya antara lain, khususnya kampanye 3M Plus, mengeringkan, menutup dan mendaur ulang produk bekas, serta mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk,” ujar dokter spesialis anak Dr. Sri Wahyu Herlinawati, Sp.A, M.Kes. Dikutip Selasa (03/09/2024).
Berapapun usianya, gaya hidup Dr Sri mengingatkan, risiko demam berdarah tinggi karena gaya hidup.
Oleh karena itu, pencegahan menyeluruh termasuk kampanye Ayo 3M Plus dan Vaksin DBD sangat penting dalam upaya kita melindungi masyarakat.
“Vaksin dibuat dengan standar keamanan yang tinggi, semuanya harus berdasarkan uji klinis berdasarkan data, dengan selang waktu tiga bulan untuk vaksin berikutnya,” jelasnya.
Sementara itu, Galih Raka, Kepala Bagian Pemasaran dan Humas RS Harapan Bunda, mengatakan pihaknya mendukung upaya penurunan kasus DBD khususnya anak-anak dengan mengadakan seminar tentang pentingnya vaksinasi DBD, edukasi, RS Harapan Bunda; Ciracas, Lomba mewarnai dan fashion show anak se-Jakarta Timur.
RS Harapan Bunda kini dilengkapi layanan vaksinasi demam berdarah khusus untuk orang tua dan anak dengan fasilitas yang nyaman.
“Kami juga memberikan keleluasaan bagi pasien yang menjalani perawatan di RS Harapan Bunda dengan BPJS kesehatan dan asuransi lainnya,” pungkas Galih Raka.