Laporan jurnalis Tribunnews.com Namira Yunia
WASHINGTON, DC – Inflasi inti AS meningkat tajam secara tak terduga di bulan Agustus, mencapai titik tertinggi dalam empat bulan.
Hal ini mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin oleh The Fed pada minggu depan.
Mengutip data Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS, dilansir CNBC International, yang menunjukkan bahwa CPI naik 0,2 persen selama bulan Agustus, kenaikan ini membawa inflasi CPI Agustus menjadi 2,5 persen year-on-year. .
Laporan Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengatakan: “Indeks harga konsumen, ukuran umum harga barang dan jasa di seluruh perekonomian AS, naik 0,2 persen selama sebulan, sejalan dengan konsensus Dow Jones.”
Biro Statistik Tenaga Kerja AS menjelaskan dalam keterangan resminya bahwa kenaikan laju inflasi AS selama bulan Agustus disebabkan oleh lonjakan biaya perumahan sebesar 0,5 persen di samping kenaikan biaya makanan sebesar 0,1 persen.
Karena meningkatnya inflasi, banyak ekonom telah memperingatkan risiko bank sentral AS tidak akan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada minggu depan.
Menanggapi kekhawatiran para ekonom, Biro Statistik Tenaga Kerja AS buka suara.
Ia menjelaskan, meskipun inflasi masih berada di atas target Federal Reserve AS sebesar 2 persen, ia menekankan bahwa inflasi melambat secara signifikan pada bulan ini, sehingga memungkinkan para pengambil kebijakan untuk lebih fokus pada pelonggaran kebijakan suku bunga dalam upaya mempertahankan ekspansi ekonomi.
Optimisme tersebut diungkapkan ketika data pemerintah minggu lalu menunjukkan upah non pertanian (nonfarm payrolls) meningkat di bawah ekspektasi pada bulan Agustus, sementara tingkat pengangguran turun menjadi 4,2 persen dari level tertinggi dalam tiga tahun terakhir sebesar 4,3 persen pada bulan Juli.
Hal ini mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin dan meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin.
Hal serupa juga diungkapkan platform FedWatch Tool milik CME Group, dalam survei terbarunya pada Rabu pagi, pasar keuangan melihat kemungkinan penurunan suku bunga sekitar 29 persen sebesar 50 basis poin.
Sementara itu, peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin adalah sekitar 7 basis poin pada pertemuan kebijakan moneter The Fed pada 17-18. September.