Daniele De Rossi dibiarkan kecewa setelah Roma kalah 2-1 dari Empoli di laga terakhirnya.
TRIBUNNEWS.COM – Pelatih Roma Daniele De Rossi tak bisa menyembunyikan kekecewaannya usai kalah 2-1 dari Empoli pada laga terakhir Roma Serie A di Castellani, Tuscany, kemarin.
Kekalahan itu tak membuat Roma putus asa yang berada di peringkat keenam sehingga memberi mereka tiket ke Liga Europa. Namun De Rossi tetap kecewa.
“Itu menyakitkan karena saya tidak ingin mengakhiri musim dengan cara seperti ini,” katanya.
“Ada beberapa pekerjaan yang harus kita selesaikan; Di lini pertahanan, ada kekhawatiran bahwa kami terlalu banyak menguasai bola dan terlalu sedikit melakukan tembakan.
Kami tidak bisa melakukan serangan balik dan tidak bisa menembak. “Melalui serangan balik, skor seharusnya menguntungkan kami 2:1,” ucapnya menyesal.
Davide Nicola – Dewa Keselamatan
DAVIDE Nikola membuktikan bahwa dirinya layak menyandang gelar “dewa penyelamat”.
Keajaiban terbaru pelatih asal Italia berusia 51 tahun itu adalah kemenangan Empoli di final Serie A kemarin dengan skor 2:1 (27/5).
Laga penentuan tim tuan rumah ternyata berlangsung menegangkan. Tim Nicole hanya punya satu pilihan; menang atau terdegradasi dari Serie B.
Sementara itu, Roma hampir tidak ada peminatnya karena mereka sudah berada di posisi enam besar. Namun mereka tampak masih gigih.
Tuan rumah unggul terlebih dahulu pada menit ke-13 ketika Matteo Canselieri melepaskan tembakan ke gawang dari sudut kiri bawah menyusul umpan silang Emmanuel Ghiasi.
Roma membalas enam menit kemudian melalui Brian Cristante. Namun VAR membatalkan pertandingan karena offside. Baru menjelang turun minum Wolves benar-benar membalas, setelah sundulan Houssem Aouar memanfaatkan umpan Angelino masih melebar dari gawang tuan rumah. Skor 1:1 membawa raut kesedihan di wajah suporter Empoli. Pertandingan dilanjutkan dengan perpanjangan waktu pada menit ke-90.
Sampai saat keputusan tiba. Menit 90+3. Matteo Cancellieri memotong dari kanan dan mengirimkan umpan silang rendah ke M’Baye Niang, yang bebas.
Setelah jeda singkat, dia menyerang secara horizontal dan mengalahkan Mile Svilar. Target! Ada kegembiraan di stadion.
Kemenangan luar biasa ini membuat masyarakat Tanah Air berpesta karena Empoli akhirnya lolos dari degradasi. Dengan tambahan tiga poin mereka finis di urutan ke-17 Serie A.
Gli Azzuri berhasil melompati Frosinone yang mengincar menjadi tim terakhir yang promosi ke Serie B di peringkat 18, mengikuti jejak Sassuolo dan Salernitana yang sudah terdegradasi ke Serie B.
Frosinone kalah 0-1 pada laga lainnya melawan Udinese yang juga tengah memperebutkan tempat di Serie A.
“Saya harus mengatakan bahwa kemenangan dramatis ini, penyelamatan untuk bertahan di Serie A, adalah pertandingan terbaik dalam 18 pertandingan yang saya mainkan untuk tim ini,” kata Nicola yang terlihat sangat emosional dalam wawancara dengan DAZN usai pertandingan.
“Saya berbicara tentang gaya permainan, keinginan untuk selalu percaya. Kami bermain dengan ide-ide dan berbicara tentang keberanian untuk menerapkannya. Roma memberi kami masalah malam ini, tapi kami percaya pada hasil hingga akhir,” ucapnya.
Saat Nicola tiba di Empoli pada 15 Januari 2024, tim asal Tuscan itu berada dalam situasi kritis dan sempat turun ke peringkat 19. Dia sebelumnya memecat dua pelatih.
Dan pelatih berambut sebahu itu mulai menyusun angka-angka aman untuk mengangkat mereka keluar dari zona degradasi dengan enam kemenangan, lima kali imbang, dan tujuh kali kalah.
Tertahannya Empoli di Serie A adalah yang terbaru dari serangkaian hasil luar biasa dari proyek penyelamatan Nicola.
Dia memulai reputasinya sebagai dewa penyelamat dengan memimpin tim Crotone yang hanya mencetak sembilan poin pada tahun 2017.
Dan dia telah mengamankan tempat aman di Serie A dengan 21 poin dari 15 pertandingan terakhirnya. Menariknya, mereka menurunkan tim bernama Empoli pada tahun itu.
Nicola menepati janjinya dan bersepeda bersama timnya dari Crotone ke kampung halamannya di Turin, menempuh jarak 1.300 km dalam sembilan hari.
Dia kembali ke Genoa sekali lagi pada bulan Desember 2019. Dia mencetak 11 poin dalam 17 minggu dan 28 poin dalam 21 pertandingan terakhirnya, membawanya dari bawah ke posisi aman.
Prestasi paling dramatis dan seolah mustahil terjadi di Salernitana pada musim 2021-2022.
Nikola adalah pelatih ketiga yang mengambil alih tim pada musim yang suram itu. Pada Februari 2022, Salernitana berada di posisi terakhir Serie A dengan 13 poin dari 23 putaran.
Ia berhasil membawa timnya terpaut delapan poin dari peringkat ke-18 untuk menjamin keberlangsungan timnya di penghujung musim.
Nicola mengunggah pesan tersebut ke akun media sosialnya tadi malam. Pesan itu berbunyi “Saya berjanji kepada Anda,” yang dia coret. Diganti dengan: “Saya tunjukkan pada kalian.” (dari Tribunenews/hari)
Poin lurus – Empoli terhindar dari degradasi – berkat tangan dingin Davide Nicola – Terselamatkan sebelumnya
Empoli – Roma 2-1Tuhan adalah penyelamat
Davide Nicola ahli dalam menghindari degradasi di Serie A
– 2017Crotone dari 9 poin menjadi 21 poin
– Genoa 2020 dari 11 poin menjadi 28 poin
– Turin 202113 poin berbanding 37 poin
– Salernitana, 2022, dari 13 poin menjadi 42 poin.
– 2024, Empoli dari 13 poin menjadi 36 poin