TRIBUNNEWS.COM, CILACAP — Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono beserta rombongan bersama Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Mantri Impas) Agus Andrianto mengunjungi Lapas Karanganyar di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Cilacap, Jawa Tengah pada Jumat (1/1). /1) kemarin.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menegaskan pihaknya yakni Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen untuk mengoptimalkan lahan tidur di sekitar Lapas Nusakambangan agar produktif, khususnya untuk penanaman tanaman pangan strategis lainnya.
Langkah tersebut diharapkan dapat mendukung ketahanan dan swasembada pangan nasional seperti yang direncanakan Presiden Prabowo Subianto dalam tiga tahun ke depan.
“Saya berbicara dengan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan tentang pemanfaatan lahan untuk mendukung ketahanan pangan,” kata Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dalam keterangannya, Minggu (3/11/2024).
Pulau Nusakambangan seluas 12.000 hektare akan dijadikan sumber produksi pangan, kata Wakil Menteri Pertanian Sudaryono atau Mas Dar.
Program ini bertujuan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makanan di penjara tetapi juga untuk melatih narapidana di bidang pertanian dan peternakan.
“Sehingga mereka memiliki keterampilan yang berguna ketika kembali ke masyarakat,” imbuhnya.
Selain itu, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono memastikan kelanjutan Skema Aset Pangan yang diterapkan pada pemerintahan sebelumnya, yang fokus pada penguatan ketahanan pangan.
“Kami akan mengevaluasi dan melanjutkan inisiatif yang terbukti efektif karena pertanian pangan berhubungan langsung dengan ketahanan pangan,” jelasnya.
Melalui proyek ini diharapkan potensi lahan di Pulau Nusakambangan dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia.
Sementara itu, Menteri Imigrasi dan Lembaga Pemasyarakatan Agus Andriantos mengatakan lembaga pemasyarakatan diharapkan dapat membentuk koperasi yang dikelola narapidana, termasuk pengelolaan kantin, melalui program ini.
“Dengan begitu, setiap pembelian di kantin akan bermanfaat bagi warga binaan karena hasilnya akan kembali kepada mereka,” jelasnya.
Agus menambahkan, kerja sama dengan Bank BRI akan membantu warga binaan menyelamatkan pekerjaannya, termasuk mendapatkan premi asuransi.
Nanti preminya disetorkan ke bank dan tidak bisa ditarik sampai keluar, sehingga ada bekal saat masuk kembali ke masyarakat, imbuhnya.
Inisiatif ini diharapkan dapat mendukung kemandirian pangan dan mempersiapkan narapidana untuk melakukan reintegrasi sosial yang lebih baik.