Dampak PHK dan Terbatasnya Lapangan Kerja Formal Jadi Faktor Banyak Pekerja Jadi Ojol

Laporan reporter Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – CEO Segara Research Institute Piter Abdullah mengatakan pemanfaatan perangkat seluler untuk manajemen menjadi penunjang bagi masyarakat terdampak kehilangan pekerjaan dalam mendapatkan kesempatan kerja legal. 

Hal ini terjadi karena dari 3 hingga 4 juta tenaga kerja baru setiap tahunnya, hanya 1 juta orang saja yang dapat memasuki lapangan kerja formal. Sementara itu, 2 hingga 3 juta orang lainnya terpaksa memasuki ekonomi virtual. 

Menurut Peter, hal ini merupakan contoh bahwa pemerintah harus fokus meningkatkan kecepatan perekonomian guna mencari pekerja formal untuk menjadi pekerja baru.

“Tugas pemerintah bukan membuka lapangan kerja informal, karena lapangan kerja informal bersifat sementara, pemerintah harus fokus meningkatkan laju perekonomian kita agar pekerja kita bisa mendapatkan pekerjaan formal,” kata Peter kepada wartawan, Minggu (2010). 20/10/2024). ).

Piter menjelaskan, ada kalanya seseorang tidak memiliki pekerjaan formal, pilihan pertamanya bukan menjadi pekerja atau buruh kasar, melainkan mengikuti platform layanan perjalanan online, ia menjadi ojek online (ojol).

Pilihan tersebut dikarenakan pekerjaan sebagai tukang ojek memiliki banyak keuntungan, seperti fleksibilitas, penerimaan yang mudah, dan penghasilan yang cukup. Selain itu, bisa dipadukan dengan aktivitas lain.

“Pekerjaan mengendarai mobil penumpang memiliki banyak keuntungan, seperti fleksibilitas, kemudahan masuk, dan penghasilan yang cukup, mereka juga bisa melakukan hal-hal lain,” kata Peter. 

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Segara Research Institute di Jabodetabek, Yogyakarta dan Makassar, memasuki dunia kerja tidak banyak kendala dan persyaratannya sedikit, seperti kurangnya pendidikan dan kebutuhan finansial. 

Menurutnya, tidak heran jika pekerjaan lepas menjadi keputusan utama ketika diberhentikan atau mengundurkan diri karena berbagai alasan. 

Misalnya, ketika pekerja pertama datang, mereka mempunyai kebebasan karena tidak terikat dengan jam kerja yang berat. Mereka juga dapat mengatur hari dan jam kerjanya sendiri.

Menurut Piter, pekerjaan informal dari segi transportasi juga mempunyai kelebihan dari segi organisasi. Pekerja informal tidak terjamin kesehatan dan keselamatannya. 

Namun lebih dari 50 persen pengemudi taksi yang menjawab setuju bahwa mereka menerima bantuan untuk memastikan keselamatan di tempat kerja. Dan 40 persen responden mengaku mendapat bantuan dari pemberi kerja untuk mendapatkan asuransi kesehatan, padahal biayanya ditanggung sendiri. 

“Meski biayanya ditanggung sendiri, namun penyedia nomor digital memberikan kemudahan untuk mendapatkan jaminan keamanan kerja. Berbeda dengan pekerja profesional lainnya yang tentunya tidak mendapatkan jaminan keamanan kerja dan asuransi kesehatan,” kata Piter. 

Selain itu, kelebihan lain dari pekerjaan sopir taksi adalah pendapatannya yang tinggi dibandingkan pekerja informal lainnya. 

“Supir truk ini merupakan pekerja mandiri. Mereka bukan pekerja tetap, namun difasilitasi dalam skala digital. Dari segi fleksibilitas, beban kerja, asuransi kesehatan, dan tingkat pendapatan adalah yang terbaik dalam seluruh aktivitas profesi,” tegasnya. . Petrus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *