Orang tua Paskibraka mengaku diminta melepas hijab dan melihat wajah gembira putrinya saat upacara pembukaan.
TRIBUNNEWS.COM – Saat kontroversi hijab Pasukan Penggalang Warisan Nasional (Paskibaraka) 2024 ramai disorot, orang tua Paskibaraka yang diminta melepas hijab pun ikut angkat bicara.
Berikut kisah dan pengakuan orang tua putri Paskibraka di tahun 2024.
Jelang HUT ke-79 berdirinya RI, masyarakat dikabarkan dihebohkan dengan kehadiran 18 siswi anggota Paski Baraka Nasional 2024.
Seragam paskibrka putri ini tidak memakai jilbab. Bahkan, 18 di antaranya berhijab setiap harinya. Ke-18 Paskibraka putri tersebut masih berhijab saat menjalani latihan, namun tak lagi dikenakan saat upacara pembukaan di Istana Negara (IKN) ibu kota nusantara.
Masyarakat pun bereaksi dan mengkritisi peraturan pelepasan hijab Paskibaraka yang dikeluarkan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Kepala BPIP Prof KH Yudian Wahyudi mengatakan, pihaknya tidak memaksa 18 anggota Paskibrak tersebut melepas jilbab, melainkan melakukannya secara sukarela.
Pakaian, atribut, dan penampilan Putri Paskibraka terlihat dalam pelaksanaan tugas negara, yaitu upacara pelantikan Paskibraka, sebagai upaya sukarela untuk mematuhi peraturan yang ada, kata Yudian dalam keterangannya, Rabu. 14/8/2024). Para orangtua pun kaget melihat ekspresi gugup putrinya saat tampil tanpa jilbab.
Menurut Sugiarti, salah satu orang tua Paskibaraka kaget saat mengetahui putrinya ternyata tidak memakai sangkar pada Upacara Pembukaan Paskibaraka Nasional 2024 di Istana IKN.
Saat menyaksikan pembukaan Paskibraka 2024 yang digelar di IKN pada Selasa, 13 Agustus 2024 lewat ponsel, ia langsung terdiam. Pasalnya, putrinya Zahratushyata di Artika tidak mengenakan hijab yang biasa ia kenakan.
Pelajar asal Kalimantan Barat 10 Singkawang ini mengenakan seragam sekolahnya, sementara anggota Paskibrak lainnya terlihat tidak mengenakan penutup kepala. Presiden Joko Widodo melantik Paskibrka Nasional 2024 atas nama rekan-rekannya di Istana Garuda Ibu Kota Kepulauan (IKN) – (YouTube Sekretariat Presiden).
“Iya kaget. Memang benar dia khawatir. Saat saya melihat anak saya di pelantikan, wajahnya terlihat gembira, berbeda dengan ekspresi normalnya,” kata Sujiarti saat diwawancarai beberapa media. di kota barat. Singkawang. kalimantan
Sujiati menceritakan kekhawatirannya setelah mendengar putranya harus melepas jilbab untuk tugas D-Day pada 17 Agustus 2024.
Gadis yang biasa disapa Syta ini menceritakan kepada ibunya bahwa petugas telah menyebutkan aturan melepas jilbab saat wawancara dengan calon anggota Paskibrak.
“Apakah menurut Anda, Bu, ibu Anda mengatakan kepada saya saat wawancara bahwa Anda harus melepas jilbab di hari besar Anda?” Sujiarti mengaku tertekan saat putrinya diminta melepas jilbabnya. Jilbabnya.
Sujiati menuturkan, sebagai orang tua tunggal, ia hanya berdoa agar anaknya tegas berhijab yang sudah ia kenakan sejak SD.
Dia menambahkan, “Dan ayah saya meninggal ketika saya duduk di bangku kelas dua sekolah menengah, dan saya berdoa agar putri saya terus memakai jilbab.”
Bahkan, kata dia, saat Sita terpilih menjadi anggota Paskibrakha, ia meminta izin berziarah ke makam ayahnya untuk melepas hijabnya.
“Putri saya mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa saudara perempuannya menjawab bahwa dia siap melepas jilbabnya (untuk menjalankan tugas nasional). Padahal aku tahu kalau aku tidak akan percaya diri tanpa hijab yang dipakai kakakku. “Saya sudah memakainya sejak SD,” ujarnya seraya menambahkan, anggota Satuan Pengibaran Bendera Pusaka (Paskibraka) Provinsi Jawa Barat akan mengibarkan bendera tersebut bersama prajurit TNI, aturan tak bertanda tangan yakni mengenakan seragam paskibraka tanpa jilbab. Gladi bersih HUT ke-79 berdirinya RI di Lapangan Gashibu Jawa Barat pada Kamis (15/8/2024) dan pengibaran bendera putih memperingati HUT ke-79 berdirinya RI resmi diresmikan Pj. Gubernur Jawa Barat Bey Makmudin pada Rabu 14 Agustus 2024. Anggotanya mewakili 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat (PBB), yang merupakan lokasi tes intelijen nasional, informasi umum, kesetaraan, kesehatan dan wawancara tatap muka (Jobar Tribune/Gani Kurniawan) (Jobar Tribune/Habibur Rohman) berkisar dari nasionalisme, Semangat patriotisme dan kepemimpinan pun tercipta. )
Cerita berbeda diceritakan oleh perempuan lain, orang tua Paskibracka.
Mereka menyayangkan kebijakan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang meminta peserta paskibrka melepas jilbab.
Mereka juga menolak menandatangani peraturan penggunaan seragam Paskibrka.
Salah satu yang mengungkapkan kekesalannya adalah orang tua Rahma Az Zahra, Jeffrey Ambrose.
Ia mengatakan, anak tersebut sudah berhijab sejak Taman Kanak-Kanak (TK).
Pada Kamis (15/8/2024), Ambrose mengaku sejak awal tidak ada aturan pelarangan hijab.
Ia mengaku hanya menandatangani formulir izin dari orang tuanya.
“Tidak ada aturan melepas hijab. Yang kami tandatangani hanyalah surat izin orang tua,” kata Ambrose melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Kamis (15 Agustus 2024).
Namun, ia mengaku belum mengetahui apakah hijab yang ditandatangani putranya saat melatih di Chibubur merupakan aturan hijab.
Ambrose mempertanyakan mengapa ada aturan yang seragam pada tahun ini.
Faktanya, pemakaian hijab belum dilarang di Paschivrakha selama beberapa tahun terakhir.
“Mengapa aturan penyeragaman datang tahun ini dan menimbulkan keresahan di dalam negeri? Saya kecewa dengan aturan yang dibuat BPIP tentang keseragaman,” ujarnya.
BPIP sebelumnya telah memastikan Paskibrka tidak akan dipaksa melepas hijab saat pelantikan tahun 2024 mendatang.
Perwakilan BPIP Yudian Wahyudi mengatakan, seluruh calon Paskibrka mendaftar secara sukarela.
Selain itu, ia menandatangani pernyataan tentang dress code dan penampilan Pasquibraca.
“Pada saat pendaftaran, seluruh calon Paskibraka 2024 secara sukarela mendaftar untuk mengikuti pemilihan administratif dengan menyerahkan surat pernyataan yang ditandatangani di bawah meterai Rp10.000,” tulis Yudian.
Mereka disebut menyetujui pencaplokan persyaratan calon Paskibraka, termasuk tata cara berpakaian dan penampilan Paskibraka. Istana memastikan Paskibrka tetap berhijab.
Kebijakan Paskibraka untuk menghilangkan hijab kemudian dicabut, menurut laporan. Paskibrka Putri kembali diperbolehkan mengenakan jilbab.
Istana melalui Kepala Staf Presiden Moldoko angkat bicara soal Paskibraka yang melepas jilbab saat pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Selasa, 13 Agustus 2024.
Menurut Moeldoko, Presiden Jokowi menekankan untuk menghormati keyakinan Paskibraka.
“Saya kira dari sudut pandang Presiden, bagaimana kita berusaha menghormati keyakinan peserta, itu harus menjadi pertimbangan,” kata Moldoko, Kamis (15/8/2024) di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Namun Moeldoko enggan menjelaskan apakah Paskibraka akan mengizinkan penggunaan hijab saat menjalankan misi pengibaran bendera Merah Putih pada 17 Agustus mendatang. Meski demikian, ia berharap kontroversi tersebut bisa terselesaikan.
“Oh, saya tidak terlibat dalam hal itu, jadi keputusan harus diambil berdasarkan bagaimana pengawasnya, nanti pasti kita cari solusi terbaiknya,” tutupnya.
(Tribunnews.com/Anita K Wardhani) (Kompas.com)