TRIBUNNEWS.COM – Salah satu pemain asing timnas Indonesia, Shine Patinama, mengungkapkan perasaan atau pemikirannya yang kerap mengganggunya terkait hal-hal natural play.
Shayne Pattynama membagikan kisah harunya soal pemain natural di channel YouTube Indosat bersama pelatih Justin (Justin Lhaksana) pada Rabu (6/5) jelang kompetisi timnas Indonesia dan Irak.
Diketahui, para pemain timnas Indonesia berkumpul di Indonesia untuk membela tim Garuda dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 Kawasan Asia.
Jelang laga timnas Indonesia kontra Irak, salah satu pemain luar negeri, Shine Patinama, akhirnya buka suara terhadap pemain natural yang sering terlihat.
Baru-baru ini, salah satu anggota panitia Komisi X DPR RI Putra Nababan melontarkan kritiknya terhadap mainan alam. FOTO: Winger Timnas Indonesia Shine Patinama usai latihan di Lapangan A&B Komplek GBK, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2024) (Tribunnews/Alfarizy) ((Tribunnews/Alfarizy))
Menurut Putra Nababan, komposisi pemain timnas Indonesia harus seimbang antara pemain alami dan pemain lokal.
“Kalau bisa, basis pemainnya 60 persen pemain negara, jangan jadikan pemain natural.”
“Jangan dibalik untuk kemenangan dan sebagainya,” kata Putra Nababan.
Ya, orang sering membedakan antara mainan alami dan mainan alami.
Mereka juga berjuang untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Juga sumbernya dari Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Shayne Pattynama tak suka dipilih sebagai pemain natural karena tergabung dalam timnas Indonesia.
“Saya ingin mengatakan sesuatu tentang itu, pemain asli dan pemain alami.
“Saya kira kami (pemain warisan) selalu membuat perbedaan antara pemain asli dan pemain alami,” kata Pattinama seperti dikutip YouTube Indosat.
“Kenapa kamu tidak memikirkannya?”
Kenapa kamu selalu melihat ‘oh kamu pemain sungguhan dan kamu pemain lokal’, ujarnya.
“Kami membutuhkannya, itulah yang saya pikirkan.”
Karena saya sering mendengar Shane Patinama, dia pemain sungguhan dan Marcelino pemain lokal, kata pemain KAS Oippen.
Meski kita semua sama, kita bermain untuk timnas Indonesia.
“Jadi itu tidak masuk akal bagi saya,” katanya.
Shine Patinama juga berusaha mempelajari bahasa Indonesia agar bisa nyaman berkomunikasi dengan seluruh pemain timnas Indonesia.
“Jujur saya sering bisa berkomunikasi dengan orang lain karena saya tidak bisa berbahasa Indonesia.”
“Mungkin saya akan lebih sering ngobrol dengan Raphael (Struik),” jelas pemain kelahiran Lelystad, Belanda itu.
“Tetapi itu bukan karena saya tidak ingin berbicara dengan mereka (pemain yang tidak terafiliasi) karena saya sering berbicara dengan Marcelino.”
“Tetapi saya ingin mengatakan sekali lagi bahwa saya tidak menyukai perbedaan antara ‘Native’ dan ‘Naturalized’. Kita adalah satu!” Tutup Pattynama. Balasan Eric Thohir atas komentar Putra Nababan
Ketum PSSI buka suara atas pernyataan Komisioner X DPR RI Putra Nababan.
Putra Nababan sudah mengeluarkan pernyataan kepada PSSI tentang usulan agar timnas Indonesia memiliki 60 persen pemain “lokal”.
Singkatnya, politikus Partai PDIP Perjuangan itu ingin lebih dari separuh pemain Skuad Garuda adalah pemain lokal Tanah Air, bukan pemain natural.
Eric Thohir pun mengatakan, gagasan Putra Nababan memang masuk akal.
Meski demikian, pria yang juga menjabat Menteri BUMN ini membenarkan bahwa pemain yang dinaturalisasi merupakan pemain yang memiliki darah Indonesia.
“Ya, itu ide bagus. Saya kenal baik Pak Putra Nababan, beliau adalah ikon nasional. Itu yang kita hadapi sekarang, nasionalisasi pemain berdarah Indonesia,” kata Eric dalam jumpa pers di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Rabu (06/05/2024).
“Iya, mungkin banyak teman-teman yang melihat bangsa kita seperti dulu,” jelasnya. foto: CEO PSSI Eric Tohir usai meninjau lapangan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Rabu (6/5/2024). (Tribunnews/Alfarizy) ((Tribunnews/Alfarizy))
Erick pun menilai publik Indonesia bisa membuka mata jika proses alami yang dialami PSSI saat ini sedang giat mencari pemain yang hanya berdarah Indonesia.
54 tahun menegaskan, proses naturalisasi di PSSI saat ini berbeda dengan yang dilakukan perusahaan Indonesia beberapa waktu lalu.
Jadi kita harus membuka wacana bahwa olahraga ini akan mendunia, tapi kita punya rencana besar, yaitu benar-benar melatih pemain-pemain yang berdarah Indonesia, dan untuk semangat timnas, bukan tim, Erick. berdasarkan.
“Dulu minat banyak klub itu wajar, dimanfaatkan timnas, tidak suka, tapi bermain di klub itu sesuatu yang baru dan kualitas bukan syarat timnas, bisa. t. Sepak bola itu sangat sulit, Anda harus meningkatkannya,” katanya.
(Tribunnews.com/Ali, Alfarizy AF)