Cucu SYL Andi Tenri Sempat Jabat Komisaris Tambang, Sering Tukar Dolar, tapi Magang di Kementan

TRIBUNNEWS.COM – Cucu Syahrul Yasin Limpo (SYL) Andi Tenri mengatakan Radisyah Melati alias Bibie rupanya bekerja di perusahaan tambang.

Hal ini terungkap setelah ibunya, Indira Chunda Thita, menjelaskan kepada hakim di pengadilan alasan Bibie selalu menukarkan dolar.

“Anda bertanya pada diri sendiri mengapa Bibie terus menukarkan dolar?” tanya hakim.

“Soalnya Bibah (Nurhabibah, asisten Tita) bilang, ‘Saya baru bagi-bagi uang Bibie, Bu,’” jawab Tita saat bersaksi dalam kasus penggelapan dan penggelapan di Kementerian Pertanian (Kementan). ) di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Rabu (6/6/2024).

Setelah itu, hakim bertanya kepada Thitu tentang sifat karya Bibie.

Tita juga mengatakan, putranya memiliki perusahaan pertambangan bersama teman-temannya.

“Apa itu bisnis, kamu tahu?” tanya hakim.

“Dikumpulkan di tambang, aku baru dengar kabar anakku,” jawab Thita.

Terkait hal tersebut, hakim juga menanyakan kepada Thitu tentang anaknya yang bekerja dan mendapat honor di Kementerian Pertanian (Kementan).

Tita mengetahui bahwa Bibie hanya diminta oleh kakeknya, yaitu SYL, untuk magang di Kementerian Pertanian.

Namun, ia mengaku tidak mengetahui anaknya mendapat gaji dari Kementerian Pertanian.

“Saat itu, yang saya dengar, Bibie mengatakan bahwa kakeknya memintanya untuk menjadikannya salah satu mahasiswa Departemen Pertanian.

“Entah (seberapa besar status Bibie),” kata Thita.

Hakim juga menanyakan motivasi Bibie ingin bekerja di Departemen Pertanian.

Pasalnya, Thita menyebut putrinya berbisnis dengan teman-temannya di sektor pertambangan.

“Kalau dia pengusaha, kok mau kerja dengan gaji yang tiada tandingannya. Sudah berapa lama dia berbisnis?”

“Entahlah,” kata Thita. Bibie adalah manajer tambang

Sebelumnya, asisten Thita, Nurhabibah Almajid, juga sempat membeberkan karya Bibie.

Nurhabibah menjelaskan, perusahaan tambang milik Bibie bernama PT Nagatana Pilar Abadi.

Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 2022.

Posisi Bibie di perusahaan, lanjut Nurhabibah, adalah manajer dan pria bernama Muhammad Reno menjadi direktur.

Selama periode ini, Nurhabibah terkadang dibantu sebagai sekretaris keuangan.

“Jadi saya diminta mengikuti jadwal Bibie. Saat itu Bibie mendirikan perusahaan dan saya diminta (mengurus) biaya rekamannya.”

“Saya hanya menulis sejumlah biaya karena perusahaan baru mulai membuat lorong-lorong kotor, membelikan kasur untuk para pekerja, begitulah Yang Mulia,” kata Nurhabibah merujuk pada hakim saat memberikan kesaksian dalam kasus yang disita tersebut. Rabu (29/5/2024) Lalu.

Di persidangan, Nurhabibah mengaku diminta menggantikan Bibie sebagai hakim.

Pasalnya, kata Nurhabibah, Bibie ingin menjadi calon legislatif pada pemilu 2024.

“Jadi, apakah kamu di sini untuk menangkap Bibie sebagai kepala polisi?” tanya hakim.

“Saya ditanya, setelah perusahaan beroperasi lima bulan, Bibie bertanya: “Kak Bib, tolong ganti menjadi manajer senior. Dan saya tanya “kenapa Kak Bie?” (Bibie bilang) “Iya, saya tidak bisa jadi ketua pelaksana karena saya mau mencalonkan diri”, (saya dua bulan jadi eksekutif), jawab Nurhabibah.

Meski membutuhkan pekerjaan, Nurhabibah mengaku menerima permintaan Bibie karena ingin membalas pekerjaannya.

Nurhabibah mengatakan gajinya Rp 4,5 juta per bulan.

Gajinya Rp 4,5 juta, jawab Nurhabibah.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Johanes Liestyo Poerwoto/Muhamad Deni Setiawan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *