Cuaca panas menewaskan 33 petugas pemungutan suara di satu negara bagian pada hari terakhir pemilu India.
INDIA TRIBUNNEWS.COM – Gelombang panas di India telah menewaskan puluhan orang.
Pada Sabtu (1/6/2024), setidaknya 33 petugas pemungutan suara di India meninggal karena sengatan panas di satu negara bagian saja.
Kata-kata seorang pejabat suhu tinggi setelah mengalami suhu tinggi di negaranya.
Kepala Pejabat Pemilihan Umum Navdeep Rinwa dari Uttar Pradesh, tempat pemungutan suara pada tahap ketujuh dan terakhir berakhir pada hari Sabtu, mengatakan 33 petugas pemungutan suara tewas akibat cuaca panas.
Jumlah tersebut sudah termasuk petugas keamanan dan petugas kebersihan.
Keluarga almarhum akan mendapat kompensasi sebesar rupee 1,5 juta [Rs 250 juta], kata Rinva kepada wartawan, Minggu.
Meskipun ada laporan beberapa kematian akibat sengatan panas, suhu melonjak hingga di atas 45 derajat Celcius di banyak tempat.
Rinva melaporkan kejadian terpisah di kota Ballia dimana seorang pria pingsan saat mengantri untuk memilih.
“Pemilih dibawa ke fasilitas medis dan dia dinyatakan meninggal pada saat kedatangan,” katanya.
Suhu di kota Jhansi mencapai 46,9C (116F) pada hari Sabtu, kata Departemen Meteorologi India (IMD).
Menurut media India, indeks panas melonjak hingga 61 derajat Celcius di Ballia pada hari Sabtu.
Sebanyak 58 orang tewas
Menurut The Times of India, total 58 orang tewas akibat gelombang panas di seluruh India pada hari Sabtu.
Kematian terkait cuaca panas juga dilaporkan di negara tetangga Bihar dan Xinjiang di negara bagian Madhya Pradesh bagian timur dan tengah.
Setidaknya 10 kematian terkait pemilu dilaporkan di Bihar pada hari Sabtu, surat kabar tersebut melaporkan.
Setidaknya sembilan orang di Xinjiang meninggal karena panas pada hari Sabtu, menjadikan jumlah korban tewas dalam dua hari menjadi 54 orang.
Jika seseorang mengalami dehidrasi, paparan panas ekstrem dapat mengentalkan darah dan menyebabkan kegagalan organ, kata para ahli.
India tidak asing dengan suhu musim panas yang terik.
Namun penelitian ilmiah telah menemukan selama bertahun-tahun bahwa perubahan iklim menyebabkan gelombang panas menjadi lebih lama, lebih sering, dan lebih intens.
Sementara itu, jajak pendapat pada hari Sabtu menunjukkan Perdana Menteri Narendra Modi diperkirakan akan memenangkan masa jabatan ketiga berturut-turut dan kemungkinan terpilih kembali dengan mayoritas yang kuat, sehingga memberikan BJP mayoritas di majelis rendah parlemen.
Hampir satu miliar warga India mendaftar untuk memilih dalam pemilihan umum, yang berlangsung enam minggu dan berakhir pada Sabtu malam.
Surat suara akan dihitung pada hari Selasa dan hasil akhirnya akan diumumkan pada hari itu juga.
Sumber: Al Jazeera