Cuaca Ekstrem BMKG Selasa, 2 Juli 2024, Potensi Hujan di Jabar, DKI Jakarta, hingga Jawa Tengah

TRIBUNNEWS.COM – Cuaca ekstrem berpotensi terjadi pada 34 wilayah di Indonesia pada Selasa (7 Februari 2024).

Berdasarkan laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan lebat disertai angin dan petir akan terjadi di 26 wilayah mulai Selasa hingga besok. .

Daerah yang diperkirakan akan mengalami hujan lebat antara lain Lampung, Banten, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.

Kemudian ada kemungkinan hujan disertai angin dan petir di delapan tempat lainnya.

Diantaranya, Aceh dan Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Jawa Tengah.

Berikut daftar wilayah yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem pada Selasa 2 Juli 2024: Wilayah yang berpotensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang: Sumatera Utara Sumatera Barat Sumatera Kep Selatan. Bangka Belitung Lampung Banten DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Utara Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sisula Sulawesi Barat Daya Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Laut Maluku Barat Laut Papua Papua Daerah yang dapat disertai angin kencang petir dan hujan: Aceh Hakuba. Cuaca ekstrem terjadi di Riau Mingguru Jambi, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat

Dikutip Bmkg.go.id, sirkulasi siklon terpantau di Samudera Hindia Barra di Sumatera Barat, Laut Sulu, Laut Seram, dan Samudera Pasifik Utara di Papua Barat.

Sirkulasi tersebut menimbulkan daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Samudera Hindia bagian barat, Sumatera Utara, Laut Cina Selatan, Laut Banda, dan Pasifik timur laut Pulau Halmahera, serta di bagian barat Samudera Hindia, Aceh, Filipina bagian utara, Laut Banda, dan zona konvergensi angin (convergence zone) Teluk Sundravasi.

Wilayah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) lainnya juga terlihat memanjang dari Malaysia bagian utara hingga Laut Natuna, dari Laut Jawa hingga pantai timur Lampung, di Samudera Hindia hingga selatan Jawa, dan dari Laut Jawa. Timor hingga Laut Flores. , Dari Laut Cina Selatan hingga Laut Sulu, dari Selat Makassar hingga Laut Sulawesi, dari Laut Banda hingga Sulawesi Tenggara, dan dari Pasifik Utara dari Papua hingga Papua Barat.

Wilayah konvergensi angin (persimpangan) di Laut Banda, Laut Arafru, Laut Natuna, dan Samudera Hindia Selatan (dari NTT hingga Jawa Timur) juga dipantau.

Kondisi tersebut dapat meningkatkan potensi awan hujan tumbuh menjadi zona sirkulasi siklon/konvergensi/konvergensi.

Peningkatan kecepatan angin hingga >25 knot teramati di Laut Arafura dan Samudera Hindia selatan Jawa, sehingga meningkatkan tinggi gelombang di wilayah sekitar perairan tersebut.

Udara kering dari BBS bergerak ke kawasan Samudera Hindia di selatan Jawa.

Keadaan ini dapat menyebabkan uap air yang lembab naik dan menjadi lebih panas dan lembab di depan perbatasan penyerbu yaitu pantai selatan Jawa.

Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Selatan- Papua Barat, Papua Barat, Papua, Papua Tengah, Papua Gunung, dan Papua Selatan.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *