Contoh Teks Khutbah Jumat dengan Tema Nilai Ibadah Kurban

TRIBUNNEWS.COM – Berikut contoh teks khutbah Jumat yang cocok disampaikan setelah Idul Adha yang identik dengan kurban.

Contoh teks khotbah Jumat kali ini yang berjudul “Etibar dari Beberapa Nilai Penting Ibadah Qurban”.

Pada contoh pelajaran khutbah jumat kali ini membahas tentang sejarah ibadah.

Dari sejarah inilah umat Islam dapat memahami makna kurban.

Untuk lebih jelasnya lihat contoh pelajaran Khutbah Jumat yang dikutip dari website UIN Sunan Gunung Jati Bandung: Khotbah Pertama ََهُ ََهُ َكَُْ ُ َََُكَُْ ُ ََََُْ Alhamdulillah. ????????? ? ?? ???????? َََََ ????????????????????? 🌟🌟🌟🌟🌟???????????? 🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟Tuhan memberkati Anda dan memberkati Anda serta para rasul dan sahabat Anda. Namun pada akhirnya, manusia bertakwa kepada Tuhan, Tuhan Yang Maha Esa berfirman dalam Kitab Suci-Nya: Aku akan memberimu segala keberkahan. ????????? ????????

Sholat Idul Adha, semoga Allah merahmatinya,

Di hari baik ini, khatib mengingatkan jamaah salat Idul Adha agar selalu meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah SWT, yakni menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sesungguhnya rezeki terbaik manusia adalah bertaqwa. Allah berfirman dalam Suratul Baqarah 197:

Artinya: Bersiaplah, karena kesalehan adalah bekal yang terbaik. Takutlah kepada-Ku, hai kamu yang berakal sehat (QS al-Baqarah [2]:197).

Sholat Idul Adha, semoga Allah merahmatinya,

Hari Raya Kurban yang kita peringati setiap tahunnya, atau biasa dikenal dengan Idul Adha, tidak terlepas dari kisah Nabi Ibrahim yang tercatat dalam Surat Ash-Safat 99-111. Namun Kain dan Habel, putra Nabi Adam, justru melakukan kurban.

Konon kurban yang diterima bukan milik Kain, melainkan milik Habel. Tuhan tidak menerima daging dan darah, melainkan keikhlasan dan ketaqwaan dalam hati si kurban. Ayat 37 Al-Qur’an menggambarkan haji sebagai berikut:

Artinya: Daging dan darah unta tidak akan pernah mencapai (ridha) Allah, namun ketakwaanmu dapat mencapainya (QS al-Hajj [22]: 37).

Meskipun sejarah kurban dimulai dari generasi pertama umat manusia, namun hukum kurban dimulai dari kisah Allah yang memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putra kesayangannya, Nabi Ismail. Seorang anak yang ia rindukan bertahun-tahun akibat ketidaksuburan kronis istrinya. Surah Ash-Safat menjelaskan bahwa doa Nabi Ibrahim adalah sebagai berikut:

Artinya : Ya Tuhanku, berilah aku seorang anak angkat.

Kemudian Allah memberikan kabar gembira dengan lahirnya seorang anak yang sangat cerdas dan sabar (Ghulam Haleem). Namun, ketika bocah itu beranjak dewasa, Nabi Ibrahim menerima ujian mimpinya. Dia berkata: “Anakku, aku bermimpi dalam tidurku bahwa aku akan membunuhmu. Ayahku, patuhi perintahmu.” Jika kamu bersedia, kamu akan menemukan aku di antara orang-orang sakit.

Ketika ayah dan anak itu menyerah pada kehendak Tuhan, Ibrahim membawa putranya ke tumpukan pasir. Kemudian Ibrahim membaringkan Ismail dan tempat sucinya di tanah siap untuk disembelih.

Sholat Idul Adha Hadakumulla,

Atas kehendak Tuhan, drama pembantaian bayi manusia dibatalkan. Dalam ayat berikutnya Allah berfirman:

Sayang, sayang, sayang. Harap perhatikan hal berikut. Harap perhatikan hal berikut. Mohon perhatiannya, mohon perhatiannya. Sayang, sayang, sayang. Artinya: Ini sungguh suatu ujian sesungguhnya. Saya menyelamatkan anak ini dari pembantaian. Kami mengabadikan mereka yang datang setelah Abraham (yaitu) “Damai beserta Abraham.” Oleh karena itu, Kami memberi pahala kepada orang-orang yang berbuat baik. Padahal, dia adalah salah satu hamba iman kita.

Semoga Tuhan memberkati Anda yang ikut serta dalam salat Idul Adha.

Ritual tahunan yang dilakukan umat Islam merupakan salah satu bentuk itibarin, atau belajar dari cerita. Setidaknya ada tiga pesan yang dapat kita petik dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, serta dari praktik penyembelihan hewan kurban pada umumnya.

Pelajaran nomor satu adalah tentang penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah. Gara-gara anak keluarga Nabi Ibrahim yang dijuluki “Hallelulah” (kekasih Allah) ini, hatinya dipenuhi rasa gembira. Dengan memerintahkan pembantaian terhadap Ismail, Ibrahim seakan-akan mengingatkan Nabi bahwa anak hanyalah masalah keimanan dan hanya Tuhan sajalah yang menjadi obyek utama cinta dan ketaatan.

Nabi Ibrahim selamat dari musibah ini. Ia membuktikan bahwa ia mampu mengalahkan egonya dalam mempertahankan nilai-nilai sakral. Nabi Ibrahim memasuki jalan pendekatan diri kepada Tuhan dengan keikhlasan yang utuh, itulah makna pengorbanan.

Nabi Ismail, meski masih muda, mampu membuktikan bahwa dirinya adalah anak yang berbakti dan menaati perintah Allah. Menariknya, sang ayah menanyakan pendapatnya sebelum memberi perintah, dan nadanya tenang serta tidak memaksa. Berdasarkan kesalehan dan kesabarannya, dia memenuhi panggilan Tuhan.

Sholat Idul Adha Hadakumulla,

Pelajaran kedua adalah martabat manusia. Dalam kisah ini, di satu sisi kita diingatkan untuk tidak menganggap remeh hal-hal yang mahal dengan tetap menjaga nilai-nilai sakral, namun di sisi lain kita diingatkan untuk tidak meremehkan nyawa dan darah manusia. Penggantian Nabi Ismail dengan seekor domba berukuran besar merupakan pesan yang jelas bahwa pengorbanan manusia dilarang seperti tradisi banyak kelompok di masa lalu.

Manusia dan manusia lainnya memang bersaudara. Mereka lahir dari ayah yaitu Nabi Adam. Semua manusia ibarat kesempurnaan ciptaan Tuhan dalam kemuliaan. Karena membunuh atau melukai satu orang sama saja dengan membunuh seseorang atau melukai seluruh orang. Larangan kurban manusia sebenarnya merupakan penegasan kembali keagungan fitrah manusia di mata Islam, oleh karena itu hak-haknya harus dilindungi.

Pelajaran ketiga yang bisa kita petik adalah tentang pengorbanan. Persembahan daging kurban hanya bersifat simbolik dari makna kurban, makna kurban jauh lebih luas, berupa harta, tenaga, pikiran, waktu, dan sebagainya.

Pengorbanan merupakan wujud kesadaran kita sebagai makhluk sosial. Bayangkan betapa kacaunya kehidupan jika setiap orang hanya mementingkan ego dan kebutuhannya sendiri tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang lain. Antrean di loket tiket, masyarakat harus mengorbankan sebagian waktunya untuk berdiri dan menunggu di depan lampu merah.

Karena keserakahan hanya terjadi pada hewan. Disinilah kita harus “menyembelih” hewan kita untuk mendapatkan kedekatan dengan Allah (qurb), karena hakikat pengorbanan adalah kesetiakawanan dengan sesama dan keikhlasan yang murni untuk mendapatkan keridhaan Allah. Tuhan memberkati. Dalam Al-Qur’an yang Agung, semoga Allah memberkati Anda dan umat Anda, semoga Allah memberkati Anda dan umat Anda, Khotbah Agung Kedua Allah Khotbah Agung Kedua Allah ??????????????? ?????????????????? ??????????????? ?????????Perhatikan hal berikut. ُ ُاسّ ّسسُح ُح ُح ً ً极ُ ُ ُ ُ ُُ ُااإإإإإإ. Semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian. Terpesona tanpa rasa takut. Kegiatan rekrutmen Tengli إِ sangat awal dan waktunya sangat awal

(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *