Como 1907 Terancam Sanksi UEFA, Imbas Tindak Rasisme ke Rekan Setim Justin Hubner

TRIBUNNEWS.COM – Klub Serie A Italia Como 1907, yang dimiliki oleh Hartono bersaudara yang berkuasa di Indonesia, menghadapi sanksi UEFA menyusul banding yang diajukan oleh tim Liga Premier Wolves.

Wolves kabarnya akan melayangkan surat pengaduan resmi ke UEFA terkait rasisme yang dialami pemainnya Hwang Hee-chan pada laga uji coba, Senin (15/07/2024).

Di Marseille, Spanyol, Wolves menang 1-0 atas Como 1907 berkat gol mantan pemain Tottenham Hotspur Matt Doherty.

Pertandingan ini berlangsung sangat panas dan penuh drama. Salah satu insiden tersebut dilakukan oleh Daniel Podence. Bek Gillingham Indonesia Elkan Baggot (kiri) berbicara dengan striker Wolverhampton Wanderers asal Korea Selatan Hwang Hee-chan di penghujung pertandingan sepak bola putaran keempat Piala Liga Inggris antara Wolverhampton Wanderers dan Gillingham di Stadion Molineux di Wolverhampton pada 20 Desember 2022 Are. (Geoff Caddick/AFP)

Menurut laporan resmi Wolves, Daniel Podence memukul salah satu bek Italia Como 1907 karena kata-kata rasis terhadap Hwang Hee-chan.

Daniel Podence dikeluarkan dari lapangan karena gagal mengendalikan emosi saat Wolves terpaksa bermain dengan 10 pemain. Namun hingga akhir pertandingan, keunggulan tim berhasil dipertahankan oleh Justin Hubner.

Fokusnya bukan pada hasil pertandingan, melainkan pada kasus pelecehan rasis terhadap Hwang Hee-chan.

Pelatih Wolves Gary O’Neill mengatakan dia meminta Hwang Hee-chan untuk mempertimbangkannya setelah menjadi sasaran pelecehan rasis. Apakah pemain internasional Korea Selatan itu ingin keluar atau melanjutkan pertandingan?

O’Neill memuji Hwang Hee-chan sebagai pemain yang masih ingin terus bermain.

“Hee-chan mendengar komentar rasis,” katanya kepada situs BBC.

“Anda bisa melihat ada solidaritas dan Hee-chan jelas kesal karenanya, begitu pula pemain lainnya, Anda bisa mendengar banyak dari mereka mencoba menghibur Hee-chan dan membelanya.”

O’Neill menyatakan kekecewaannya karena tindakan rasis, yang sebenarnya merupakan pelanggaran terang-terangan, terus terjadi di lapangan. Momen pertandingan pun bak ujian.

Pelatih Wolves Gary O’Neill berkata, “Sangat mengecewakan hal itu terjadi. Kami harus membicarakannya dan dampaknya terhadap permainan. Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi.”

Wolves berencana untuk mengajukan protes resmi kepada UEFA atas insiden tersebut.

Ini bukan pertama kalinya Hwang menjadi sasaran pelecehan rasis selama pertandingan pramusim.

Pada tahun 2022, Hwang menjadi sasaran pelecehan rasis saat pertandingan persahabatan melawan tim Portugal Farense di Estadio Algarve di Den Haag, Portugal. 

Insiden seperti ini juga sering terjadi di Premier League. Hwang dan rekan senegaranya di Tottenham Hotspur Son Heung-min sering menjadi sasaran pelecehan rasis dari fans rivalnya.

Mantan bintang Manchester United Park Ji-sung mendapat perlakuan serupa.

Sementara itu, kubu Como 1907 asuhan Cesc Fabregas belum memberikan komentar terkait keributan tersebut.

Tidak menutup kemungkinan UEFA akan mengambil tindakan lebih tegas terkait tindakan rasisme yang dilakukan pemain Como pada tahun 1907.

Meski ini bukan pertandingan resmi melainkan ujian, namun dalam konteks fair play di semua cabang olahraga, khususnya sepak bola, tidak ada toleransi terhadap pernyataan rasis.

(Tribunnews.com/Giri) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *