Cetak Senjata Lebih Banyak, Dua Anggota NATO Akan Danai Industri Pertahanan di Ukraina

TRIBUNNEWS.COM – Dua anggota NATO, Denmark dan Kanada, telah menyatakan kesediaannya untuk membiayai produksi senjata untuk industri pertahanan Ukraina.

Dana tersebut diharapkan memungkinkan Kiev memproduksi lebih banyak senjata untuk mendorong Rusia keluar dari wilayah pendudukan.

Hingga saat ini, negara asuhan Volodymyr Zelensky masih sering mengalami kekalahan di lini depan karena kekurangan pasokan senjata.

Menteri Industri Strategis Oleksandr Kamyshin mengatakan kedua negara kini telah sepakat untuk membiayai pabrik senjata tersebut.

Hal itu disampaikan Kamyshin pada Forum Industri Pertahanan UE-Ukraina, Senin (6 Mei 2024). Forum ini diadakan dengan tujuan untuk mendapatkan tambahan dana bagi Angkatan Bersenjata Ukraina.

Kamyshin mengatakan, Ukraina sebenarnya memiliki kapasitas produksi yang cukup besar. Namun, belum ada kontrak produksi, dan kapasitas produksi diperkirakan akan ditanggung oleh pendanaan Eropa.

“Kami memiliki rencana yang disebut Zbroryari dan menurut rencana ini, dua negara pertama secara sukarela membiayai produksi di Ukraina. Mereka adalah Denmark dan Kanada. Hari ini kami sedang mencari dana tambahan untuk memproduksi lebih banyak di Ukraina. Ini kutipan dari media Fakty.

Kemampuan non-kontraktual dimulai dengan kendaraan lapis baja dan diakhiri dengan sistem udara dan darat tak berawak.

“Saat ini, semua barang tersebut dapat diproduksi di Ukraina dalam jumlah yang lebih besar. Ini adalah cara tercepat dan paling akurat untuk membantu Angkatan Pertahanan kita,” tegas Khamyshin.

Ia menggambarkan perang Rusia-Ukraina saat ini sebagai perang terbesar dalam satu generasi. Kebutuhan Garda Nasional Ukraina lebih besar daripada gabungan kemampuan pertahanan semua negara di dunia bebas.

Oleh karena itu, yang penting saat ini bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan militer secara memadai, namun juga bagaimana memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ketentuan-ketentuan tersebut.

Kamyshin mengatakan, secara umum, industri pertahanan Ukraina menghadapi tiga tantangan utama.

Pertama: pembiayaan, kedua: senjata api berkelanjutan, ketiga: produksi amunisi artileri. Dunia saat ini menghadapi kekurangan bahan peledak dan mesiu secara global.

“Sekarang situasinya tidak menjadi masalah bagi kami,” katanya. Tank tentara Ukraina menembaki garis musuh di wilayah Donetsk (Kementerian Pertahanan Ukraina) bekerja sama dengan UE

Pada forum yang sama, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bahwa banyak pemerintah dan perusahaan asing, terutama Uni Eropa, telah bekerja sama dengan mitranya di Ukraina. Menurutnya, kerja sama ini mendatangkan manfaat yang luar biasa.

Menurutnya, setiap euro yang diinvestasikan pada kemampuan Ukraina untuk memproduksi lebih banyak senjata memberikan keamanan dan keuntungan finansial yang bermanfaat bagi mitra-mitranya di Eropa.

Ia menjelaskan, kekuatan pertahanan yang ada harus digunakan untuk mencegah pendudukan Rusia. Oleh karena itu, Ukraina dan UE harus bersama-sama memperkuat industri mereka. Pasukan Ukraina di garis depan bersiap menyerang Rusia (Kepala Staf Angkatan Darat Ukraina via Pravda)

Kuleba juga mengatakan, ada tiga komponen yang menjadi sandaran keberhasilan pengembangan industri pertahanan Eropa.

Pertama, menciptakan ruang industri pertahanan bersama di dalam UE dan negara-negara mitra dan kandidatnya.

“Secara khusus, ruang industri dan pertahanan bersama akan membantu mengatasi masalah yang timbul akibat penggunaan berbagai jenis senjata dan amunisi,” kata Kuleva.

Yang kedua adalah perencanaan, kontrak, dan pengadaan jangka panjang. Dia menjelaskan bahwa strategi UE telah mencapai kemajuan penting ke arah ini.

Yang ketiga adalah memperkuat kerja sama antara industri pertahanan Ukraina dan UE. Kuleba menegaskan, Ukraina saat ini menjadi pusat industri pertahanan Eropa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *