Cerita Tukang Cat Duco di Jalan Kramat, Kerap ‘Kucing-kucingan’ dengan Anggota Dishub

Aima Azzahr Salsabil Putri melaporkan dari Jakarta

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah ketatnya persaingan bengkel karoseri di Jakarta, puluhan penyedia jasa cat duco masih bertahan di sepanjang Jalan Kramat Raya Jakarta.

Mereka bisa bersaing dengan bengkel-bengkel besar karena harga yang dipatok relatif terjangkau dan pengerjaannya cepat.

Pasti dalam satu hari, harganya mulai Rp 300 ribu, tergantung kerusakan mobilnya, kata Sapri, pelukis duco, saat ditemui di Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (24 Juli 2024). . saat sore hari.

Meski tidak sesibuk dulu, kawasan ini masih menjadi pusat reparasi bodi Cat Duco.

Sore itu, masih ada beberapa mobil di gang Kramat yang dilukis oleh pelukis duco bak keran ajaib.

“Iya, memang tidak seramai dulu, tapi pelanggan tetap berdatangan. “Kami mendapat tiga sampai lima mobil sehari, tapi kadang tidak dapat satu pun,” kata Sapri.

Pelukis Duco di kawasan Jalan Kramat bekerja secara tim.

Sapri sendiri mengaku sedang mencari pembeli.

“Nah, yang di dalam (di gang) itu yang foto-foto. Jadi kita kerja kelompok, lalu hasilnya dibagi rata,” imbuhnya.

Penyedia layanan warna Duco telah mengalami banyak pasang surut.

Sapri kemudian menceritakan pengalamannya saat anggota Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta datang dan menghancurkan usahanya.

Mereka kemudian mengecat mobil pelanggan di pinggir jalan, namun kemudian Dinas Perhubungan datang dan menderek mobil pelanggan tersebut.

“Tidak bisa lagi (parkir sembarangan) di sini karena ada aturannya. Jadi ya, yang punya mobil harus membayar denda atas pelanggarannya, itu kerugian.”

Tribunnews menyaksikan langsung bagaimana pelukis duco itu langsung melepas lalu menggulung tanda “cat mobil duco” yang diikatkannya di tiang listrik saat mobil Dinas Perhubungan DKI Jakarta melewati Jalan Kramat Raya.

Saat ini, aturan yang diterapkan Pemprov DKI Jakarta yang mengubah sistem kerja tukang cat duco semakin diperketat.

Hasilnya, penyedia layanan warna Duco kini bekerja dalam kelompok.

Mereka terbagi dalam dua tugas, yaitu pengecatan dan pencarian pelanggan.

Jika mendapat pembeli, selanjutnya akan diarahkan ke gang Kramat untuk proses pengecatan.

Pengalaman selama 20 tahun membuat Nasir, salah satu pelukis duco, merasakan betul perubahan zaman yang perlahan mengikis ranah warna duco Kramat Raya.

“Dulu mencari pesanan (pelanggan) mudah, tapi sekarang sulit. Ada banyak persaingan sekarang. Jumlah pelukisnya semakin sedikit,” kata Nasir.

Ia pun berharap usaha yang dijalankannya kembali seperti tahun-tahun sebelumnya, masih penuh (pelanggan).

“Dulu urusan ini soal mobil yang mencari kita, bukan kita,” imbuhnya.

Nasir tentu berharap karya ini tetap eksis di tengah kehidupan modern dan menjadi bagian dari kawasan Kramat Raya seperti tahun-tahun sebelumnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *