Cerita Ayah Rizki Juniansyah Nobar Satu RT, Tak Sangka Rizki Dapat Medali Emas Olimpiade Secepat Ini

Laporan reporter Tribunnews.com Abdul Majid

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Atlet angkat besi Indonesia Rizki Juniansyah sukses meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024.

Prestasi tersebut sekaligus menjadikannya orang pertama yang memimpin cabang olahraga angkat besi Indonesia yang meraih medali emas Olimpiade.

Muhamed Yasin, ayah Rizki Juniansyah mengaku sangat bangga dengan perjuangan putranya.

Rasa bangga itu ia ungkapkan saat menerima Rizki saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada Selasa (13/08/2024) malam.

Begitu bertemu, Muhammad Jasin memeluk Rizki dengan erat.

“Saya bangga sekali, saya menangis, saya menangis bangga,” kata Muhammad Yasin kepada Tribunnews.

Pria yang juga mantan atlet angkat besi nasional ini mengatakan, Rizki kecil tumbuh dengan penuh tekad.

Auranya sebagai atlet angkat besi dunia sudah terlihat sejak 2018.

Namun ia tak menyangka anaknya bisa meraih kesuksesan terbesar di usia 21 tahun.

Rizki pertama kali tampil di Olimpiade dan langsung meraih medali emas.

“Kalau Rizki sepertinya di tahun 2018 seperti itu, dia masih remaja. Saya melihat Rizki akan tampil di kompetisi internasional, tapi saya tidak menyangka dia akan secepat itu ke Olimpiade dan meraih medali emas, kata Yasin.

“Resikonya maksimal banget di setiap pertandingan, itu modal dia kalau jalan terus. Katakanlah, ketika dia kembali ke Tashkent setelah operasi, dia bermain seperti ini dan ternyata diputuskan bahwa dia berada di Tashkent, lalu dia muncul di Phuket, itu lebih gila lagi. “Kalau saya lihat ini juga merupakan berkah dari Allah yang mencintai kita,” jelasnya.

Apalagi, Yasin mengaku bangga karena Rizki mampu mengharumkan nama Indonesia.

Bahkan penonton pertandingan tersebut bersama warga kampung halamannya di Serang, Banten pun tak kuasa menahan tangis saat Rizki berhasil tampil sebagai pemenang.

“Oh ini RT, bahkan bagian daerah yang ada di rumah saja kita rayakan, nah semua berteriak, semua menangis bangga,” tutupnya.

Seperti yang diketahui. Pada awalnya, Rizki mungkin gagal pada lompatan pertama dengan beban 155 kg. Namun pada percobaan kedua, Rizki berhasil mengangkat beban yang sama. Dalam kasus tembakan terakhir, ia mencoba mengangkat 162 kg, tetapi gagal.

Pada angkatan pertama 191kg, Rizki tampil tenang. Lifter berusia 21 tahun itu menambah bobotnya menjadi 199 kg pada angkatan kedua yang menjadi rekor Olimpiade. Total kekuatan Rizki adalah 354 kg.

Lawan sengit Rizki asal China, Shi Zhiyong, justru gagal di tiga kelas menembak. Wakil China yang juga peraih medali emas Olimpiade dua kali itu gagal mengangkat beban 191 kg

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *