TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Usai menempuh perjalanan jauh, penting bagi pemilik mobil untuk mengecek kondisinya sebelum digunakan kembali untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
Sementara itu, pemilik mobil disarankan untuk melakukan rotasi dan rotasi ban untuk memastikan kondisinya tetap baik setelah perjalanan jauh.
Fisa Rizqiano, Vice President Original Equipment (OE) Bridgestone Indonesia, mengatakan ban mobil merupakan salah satu faktor penentu keselamatan pengemudi dan penumpang.
Fisa Rizqiano, Head of Original Equipment (OE) Bridgestone Indonesia mengatakan, “Setelah pulang dari perjalanan jauh pulang, sebaiknya dilakukan pengecekan ban untuk menjamin keselamatan individu pengemudi dan penumpang agar dapat berkendara dengan nyaman meski setelah liburan. ,” Direktur. , katanya pada Jumat, 10 Mei 2024.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan saat melakukan pengecekan ban Fisa: i.
1. Angin kencang
Sekalipun ban tidak mengalami fenomena yang mengurangi tekanan udara (misalnya kecelakaan, kebocoran katup), dalam situasi tertentu ban dapat secara bertahap mengurangi tekanan udara dari lubang di roda, yang sering disebut ban. . proses “osmosis”.
Selain itu, tekanan udara pada ban juga berkurang setelah berkendara karena panas gesekan jalan menghangatkan udara di dalam ban. Peningkatan suhu ini menyebabkan udara mengembang sehingga mengurangi tekanan udara pada ban.
Periksa tekanan udara dan sesuaikan dengan standar.
“Waktu yang paling tepat untuk mengecek ban adalah saat kondisi ban dalam keadaan dingin, idealnya saat mobil sudah diparkir kurang lebih tiga jam,” kata Fisa Rizqiano.
Ingatlah bahwa tekanan antara saluran penghubung harus sama, tekanan antara roda depan dan belakang akan berbeda.
Informasi mengenai ban terbaik dapat ditemukan di trim pintu pengemudi atau di buku manual pemilik kendaraan Anda. Jangan lupa untuk memeriksa tekanan udara pada ban serep.
2. Periksa kondisi fisik ban, termasuk keausan tapak
Lakukan pemeriksaan fisik pada ban, dimulai dari bagian ban (dinding samping). Jika ban sudah aus, mobil bisa tergelincir meski ban terkunci saat pengereman berat.
Untuk memudahkan, ketinggian ban dapat diketahui dengan melihat Tire Wear Indicator (TWI) yang terdapat pada dinding ban.
Jika ban sejajar dengan garis TWI, berarti sisa kedalaman tapak kurang dari batas 1,6 mm dan ban perlu diganti.
Selain kedalaman, kondisi fisik lain yang perlu diperhatikan jika ban mengalami kerusakan, seperti retak, terbentur, memar, atau paku atau benda asing lainnya di dalam ban.
Jangan perhatikan tanda-tanda kerusakannya, karena dapat melemahkan ban, rentan atau sobek.
3. Spora
Jalan yang buruk pada saat pemulihan (misalnya sering berlubang atau terbentur sesuatu), apalagi pada beban maksimal, dapat mengubah geometri roda (perakitan roda).
Sebaiknya roda dicek (spooring) dan dikirim kembali ke tempat penjualan. Mengganti ban dapat menyebabkan keausan yang cepat dan tidak merata. Hal ini juga dapat mempengaruhi pengendalian dan penghentian mobil Anda di jalan.
4. Balikkan ban
Jika Anda melakukan perjalanan jauh dalam perjalanan pulang, ada baiknya Anda melakukan rotasi ban. Dengan mengganti roda secara berkala dari roda kemudi ke poros non-kemudi, pengemudi akan memiliki pola bantalan yang sama pada semua ban.
Posisi ini membantu menjaga kestabilan traksi dan pengendalian keempat ban. Selain meningkatkan performa menikung dan pengereman serta membuat mobil Anda lebih aman untuk dikendarai.
Untuk pemeriksaan ban yang tepat, Fisa menyarankan Anda mengunjungi Tomonet untuk menemukan TOMO terdekat.